Hingga hari ini, polisi menyita sekitar 200 sepeda motor berknalpot bising. Bisa ditebus dengan membawa knalpot standar.
(Ridwan Kamil untuk Bandung)
Knalpot bising .....
Mendengar suara knalpot motor yang super bising itu rasanya ingin segera nyumpel knalpotnya dengan geta nya Kenshin, tebas dengan zanbattau nya Sanosuke, terus pinjem kakinya Rogerio Ceni kiper 100 gol nya Sao Paolo buat nendang itu knalpot sampe nyangkut di pesawat Enterprise nya Kapten Jean Luc Picard lalu dibuang ke salah satu black hole sekitar galaksi bima sakti, sekian, bye.
Knalpot motor bising atau lebih dikenal dengan knalpot racing alias knalpot free flow atau kalo di Bali disebut brong adalah knalpot aftermarket yang biasanya dipasang di motor menggantikan knalpot standar yang tak berdosa, agar suara yang dihasilkannya lebih sangar dan gahar seperti suara motor pembalap yang sedang
beraksi di sirkuit.
Kata pemakainya, sebenernya gak cuma ingin tampil ala pembalap saja alasan memasang knalpot yang malesin banget itu. Yap, ada yang lainnya loh. Benarkah?
Menurut sumber yang dapat dipercaya, ada beberapa kegunaan lainnya versi pemakai dari knalpot yang sering di razia om pol ini, coba kita tengok deh ya apa saja kah itu gerangan ?
1. Menjaga keamanan diri sendiri. Suara knalpot yang lumayan aduhai itu katanya, bisa gak bikin ngantuk si pemakai bila sedang melakukan perjalanan yang panjaaaang dan laaamaa, sekaligus sebagai teman apabila ditengah malam buta masih ada di jalan raya yang sudah sunyi sepi sendiri, pokoknya serasa ditemani alunan
musik merdu mendayu. #lempar MP3 plus kopi luwak cikole.
2. Menjaga keamanan orang lain, wah ini nih yang menarik, katanya dengan memakai knalpot model begitu, kendaraan di depannya jadi mikir dua kali kalo mau pindah jalur atau nukang nikung. Nah, secara gak langsung menghindarkan orang lain dari kecelakaan. Lha buat apa klakson sama lampu ya. Gimana kalo semua
pengguna jalan pasang knalpot racing termasuk sepeda sama becak, bakal jadi 0,99% dong angka kecelakaan di jalan mirip sama promo bunga eazy pay bank kesayangan :p
3. Meningkatkan performa, kecepatan dan akselerasi. Enak di lu gak enak di gw dong,tersiksa bow. Eh tapi kalo cuma ganti knalpot yang murah meriah muntah ditambah settingan yang buruk asal jadi, hasilnya ya hanya Tuhan dan sang pemakai yang tahu.
4. Mempercantik motor. Ah masya sih, cantik itu kan gak hanya dari knalpot. Harus perawatan rutin, pake aksesoris ori yang up to date dan eye catchy. Tapi diatas segalanya, yang penting kan kecantikan dari dalam alias inner beauty dan salah satunya adalah dengan beretika dan berempati dengan sesama pengguna jalan.
5. Bisa mengetahui kerusakan mesin secara dini dari mendengar suara knalpotnya. Mungkin kalo knalpot nya berbunyi “kaing kaing“ berarti ada ancaman rabies, kalo bunyinya “kridit kridit“ berarti ada ancaman debt collector :D
6. Menjaga knalpot standar yang rawan rusak agar tetap bagus dan awet supaya bila motornya dijual kembali masih dalam keadaan layak pakai dan keminclong. Laminating aja sekalian knalpot standarnya kalo perlu di simpen di safe deposit box, aman.
Begitulah kira kira alasan lainnya, tapi, ah, terserah lah ya apa alasannya si pemakai pake knalpot model begitu, tapi yang pasti, suara yang dihasilkan sang knalpot mendistorsi pengguna jalan di belakangnya, mengintimidasi pengguna jalan di depannya dan menginvasi pendengaran masyarakat sekitarnya.
Maka tidaklah heran bila “Sang Terminator“ pak Arnold Swazeneger ketika masih menjabat sebagai Gubernur California memberlakukan undang undang tentang penggunaan knalpot ini. Pada intinya knalpot aftermarket
yang digunakan harus bersertifikat EPA, dan bila melanggar akan diterminasi eh di denda $50 sampai $250.
Di Indonesia sendiri memang sudah ada UU nya tentang penggunaan knalpot non standar itu yaitu UU LLAJ no. 9/2009. Tapi dalam pelaksanaannya belumlah maksimal.
Tapi yang pasti, knalpot racing yang berisik itu, bila digunakan di tempat yang tidak semestinya sangatlah mengganggu ketentraman dan tak heran akan menghasilkan sumpah serapah, cacian, makian dan doa yang tidak
tidak dari kaum yang teraniaya.
Knalpot bising memang bikin darting.
Terakhir, mengutip salah satu tulisan di media luar negeri, yang menyatakan bahwa:
“tingkat kecerdasan suatu bangsa dapat dilihat dari tingkat kebisingan kendaraan bermotornya, semakin berisik maka akan semakin kurang cerdas bangsa tersebut“.
#salam knalpot standar
*dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H