Saat ini, sedang marak terjadi kasus pembuangan bayi yang ditemukan di lokasi yang jarang dikunjungi oleh orang. Beberapa pelaku yakni masih dibawah umur dikarenakan pergaulan bebas yang semakin meluas.Â
Oleh karena itu, ada beberapa sekolah yang menulis kebijakan untuk siswa agar menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Seperti sebuah SMA di Cianjur, Jawa Barat, menjadi sorotan publik setelah menggelar tes kehamilan bagi siswi-siswinya. Kegiatan ini dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan kehamilan remaja dan penyebaran penyakit menular seksual.
Menurut keterangan dari pihak sekolah, tes kehamilan ini dilakukan secara sukarela dan dengan persetujuan dari orang tua siswa. Tes ini dilakukan oleh petugas kesehatan yang berpengalaman dan dengan menggunakan alat tes kehamilan yang akurat.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengidentifikasi siswi yang mungkin hamil dan memberikan mereka dukungan dan bimbingan yang tepat. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan siswa tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan pencegahan kehamilan remaja.
Namun, kegiatan ini juga menuai kontroversi dari beberapa pihak. Beberapa orang tua siswa dan aktivis hak asasi manusia mengkritik kegiatan ini sebagai pelanggaran hak privasi dan autonomi siswa.
Mereka berpendapat bahwa tes kehamilan harus dilakukan dengan persetujuan siswa itu sendiri, bukan hanya dengan persetujuan orang tua. Selain itu, mereka juga khawatir bahwa kegiatan ini dapat menimbulkan stigmatisasi dan diskriminasi terhadap siswi yang hamil.
Pihak sekolah membela kegiatan ini dengan mengatakan bahwa tujuan mereka adalah untuk melindungi dan mendukung siswi, bukan untuk menghakimi atau mendiskriminasi mereka. Mereka juga berjanji untuk menjaga kerahasiaan hasil tes dan memberikan dukungan yang tepat bagi siswi yang hamil.
Kegiatan ini telah memicu perdebatan tentang pentingnya kesehatan reproduksi dan hak-hak siswa. Meskipun demikian, pihak sekolah dan pemerintah setempat berharap bahwa kegiatan ini dapat membantu mengurangi angka kehamilan remaja dan meningkatkan kesadaran tentang pentingnya kesehatan reproduksi.