asa yang belum terwujud hingga kini janganlah putus asa. Mungkin waktu  dan takdir kita saat ini belum berpihak, sang asa tidak bisa seketika kita  gapai. Kadang, asa yang kita impikan membutuhkan waktu yang panjang, bahkan puluhan tahun, untuk terwujud. Namun, yang terpenting adalah jangan pernah menyerah, jangan kita lepaskan asa yang belum terwujud, Ikatlah dia dalam  doa, ikhtiar dan bertawakallah. Percayalah akan tiba waktu yang tepat bagi siapa saja yang meyakini sang asa akan menjadi nyata.  Jangan pernah ragu terhadap kuasa-Nya. Semoga prasangka baik ini selaras dengan takdir indah yang telah Allah tuliskan untuk kita semua.
Kutuliskan sebagian kisah hidupku disini semata karena ingin berbagi dan menyemangati para pejuang Â30 Tahun kusimpan Asa
Tiga puluh tahun lamanya, aku menyimpan asa dalam relung hati. Dengan sepenuh jiwa, kupertahankan harapan itu, meyakini bahwa suatu hari nanti, aku akan meraih cita-cita yang pernah kutuliskan dalam doa-doa panjangku. Aku percaya bahwa akan tiba saatnya aku bisa melanjutkan pendidikan sarjana setelah lulus dari diplomaku, meskipun aku tidak tahu di mana dan kapan hal itu akan terwujud. keyakinanku begitu kuat, Â asa itu tidak pernah pudar, meski waktu sering kali mencoba memudarkannya. Aku meyakini bahwa Allah tidak pernah salah dalam mengatur perjalanan hidup hamba-Nya. Yang perlu kulakukan hanyalah bersabar, terus berharap, dan berusaha tanpa henti.
Tiga puluh tahun lamanya aku bergelut dengan realita kehidupan. Allah memberiku rezeki menikah di usia 24 tahun dengan seorang pria yang cukup mapan, yang kemudian memboyongku ke ujung barat laut Pulau Jawa, tepatnya di tepi Selat Sunda, sebuah daerah industri baja di Cilegon, Banten. Roda kehidupan terus berputar, dan di usia 25 tahun, aku diberi anugerah menjadi seorang ibu, sambil tetap bekerja di sebuah perusahaan global. Selang setiap empat tahun, Allah menganugerahkan kami dua permata hati lagi, yang menjadi amanah besar untuk dididik dan dibesarkan dengan sepenuh hati.
Pernah terbesit ingin mencoba membangunkan asa yang aku kubur dalam sudut hati ingin melanjutkan sekolah lagi namun kenyataan hidup, pekerjaan yang harus kujalani demi keluarga, waktu yang terasa begitu sempit, dan keadaan yang serba tidak memungkinkan membuat asa untuk melanjutkan pendidikan tinggi seolah-olah  kembali terkubur dalam-dalam. Ya Allah aku Ikhlas  fokus utamaku adalah keluarga dan anak anak yang harus ku siapkan bekal dunia dan akheratnya. Namun, di sudut hati, aku tetap menjaga sebuah keyakinan bahwa suatu hari nanti, aku akan meraih cita-cita yang selalu aku panjatkan  dalam doa-doaku.
Seiring waktu berlalu, setiap tetes peluhku berubah menjadi kebahagiaan yang tak ternilai. Melihat putri sulungku kini telah menjadi seorang dokter, putra keduaku yang telah menyelesaikan pendidikan sarjananya, dan putri bungsuku yang diterima di universitas negeri di kota Malang, Ya Allah mungkin itu skenario indahMu yang harus mengantarkan anak anaku terlebih dahulu dengan keberhasilannya saat ini baru Engkau berikan kesempatan kepadaku yang telah 30 tahun menanti  rezeki, kesempatan, luang waktu yang cukup untuk memikirkan asaku yang masih tersimpan direlung hati paling dalam sangat ingin kuliah lagi.
Bangkitnya AsaÂ
Lalu, suatu ketika, Allah mentakdirkanku bertemu dengan rekan kerjaku Sugeng purnomo yang sedang kuliah S1 Hukum di Universitas Pamulang Serang  padahal usianya pun tak jauh berjarak dengan ku dan terus memberikan semangat agar aku segera meraih mimpiku untuk mendaftar kuliah , sejenak ku merenung dan kembali asa ku yang lama kupendam kembali bangkit perlahan dan semakin kuat, Kegalauan mulai  melanda  apakah  mungkin aku bisa belajar di usia yang tidak muda, namun  tekad yang kuat di dalam hatiku tidak terbendung lagi dan teringat juga amanah almarhum ayahanda yang selalu berharap aku bisa meneruskan kuliah diplomaku kejenjang sarjana dan Rasulullah SAW juga bersabda: "Mencari ilmu adalah kewajiban setiap Muslim." (HR. Ibn Majah) dan Hadis lain menyatakan: "Tuntutlah ilmu dari buaian (bayi) hingga liang lahat.
Akhirnya atas ijin suami dan dukungan anak anak  tanggal 10 Juli 2022 kubulatkan tekadku, dengan penuh haru, aku melangkah  kaki untuk mendaftar. Jantungku berdegup kencang, bercampur antara rasa syukur dan bahagia yang tak mampu kuungkapkan. Tidak ada kata terlambat, itulah yang aku rasakan.  Kulihat dari jauh menara  Universitas Pamulang  PSDKU Serang yang berdiri tegak menjadi saksi bahwa mimpi-mimpi itu tidak pernah benar-benar hilang. Mereka hanya menunggu waktu yang tepat untuk diwujudkan.
Kusongsong Pelita di Menara PamulangÂ
Akhirnya  setelah dinyatakan lulus seleksi menjadi mahasiswa di universitas Pamulang  PSDKU Serang  prodi manajemen, Kini, aku menjalani hari-hari sebagai seorang mahasiswa, sesuatu yang dulu kupikir hanya angan-angan belaka. Di setiap langkah, aku bersyukur atas kesempatan ini. Menara Pamulang bukan sekadar bangunan, ia adalah simbol harapan dan keyakinan bahwa tiada hal yang mustahil bagi mereka yang tidak pernah menyerah. Universitas Pamulang bagiku bagaikan malaikat penolongku yang bisa memfasilitasi anganku menjadi nyata. Universitas Pamulang memberikan harapan semua orang bisa kuliah dengan  biaya yang terjangkau, fasilitas yang luar biasa dan kualitas pengajaran yang sangat baik bisa dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk saya seorang pekerja . Terima kasih Pamulang telah hadir menyempurnakan perjalannku menggapai asa yang telah lama terpendam.