Kenapa Nilai Tukar Uang Selalu Berubah?
Dalam 6 bulan terakhir, harga dolar terhadap rupiah nyaris menyentuh level tertinggi. Jika dilihat dari grafiknya, pada awal Juli 2023 lalu, 1 Dolar itu hanya Rp15.040, pertengahan Oktober 2023 harga 1 dolar hampir menyentuh Rp 16.000, dan Desember 2023 ini turun lagi menjadi Rp 15.412. Jika kita melihat kembali pada beberapa tahun lalu, ketika zaman Presiden ke-6 yaitu SBY, harga 1 dolar hanya Rp 9.000-an dan tidak mencapai harga Rp 10.000. Hal ini berarti hanya dalam waktu sekitar satu dekade nilai mata uang rupiah melemah sampai 50% jika dibandingkan dengan nilai mata uang dolar Amerika.
Kelemahan mata uang rupiah ini tentu sangat berpengaruh terhadap daya beli barang dan jasa dari luar negeri. Pertanyaannya kenapa nilai tukar rupiah dan dolar selalu berubah-ubah? Dan apa saja faktor yang menyebabkan nilai tukar naik-turun? Siapa yang menentukan harganya? Kenapa nilai dolar terus menguat dan rupiah melemah?
Baik pada artikel kali ini, penulis akan mencoba menjelaskan semua pertanyaan tentang fluktuasi nilai tukar mata uang antar negara khususnya terkait rupiah dan dolar Amerika.
Pada tahun 2020 lalu ketika terjadi covid, harga masker naik drastis. Selain masker, sabun cuci tangan, handsanitizer dan multivitamin pun mengalami kenaikan. Kenapa ya harganya bisa naik?. Alasan sederhananya yaitu ketika terjadi covid, lonjakan kebutuhan akan barang-barang tersebut sehingga permintaan naik dan barangnya cepat terjual. Otomatis para penjual memanfaatkan kesempatan itu dengan menaikkan harga agar mendapat keuntungan maksimal. Sekalipun harga naik, tentunya orang-orang akan tetap membeli barang tersebut. Fenomena ini sangat wajar dalam dunia dagang dan ekonomi.
Sama halnya dengan harga daging kurban akan naik menjelang Idul Adha. Dan juga harga tiket pesawat, bis, kapal dan transportasi lainnya akan naik ketika nusim liburan sekolah. Nah prinsip dagang yang sama juga terjadi dalam fluktuasi nilai mata uang. Ketika terdapat lonjakan kebutuhan, kenaikan permintaan, dan banyaknya pihak yang berkepentingan untuk mempunyai mata uang tertentu, maka harga mata uang tersebut juga akan naik, sebaliknya ketika mata uang tertentu tidak banyak dibutuhkan, maka permintaannya akan turun dan menyebabkan harga mata uang tersebut juga turun. Jadi sederhananya faktor yang menyebabkan nilai tukar mata uang naik-turun adalah hukum dagang yang kita lihat sehari-hari. Karena pada dasarnya setiap mata uang selalu diperjual-belikan dalam hubungan dagang antar negara.
Hubungan dagang ini bentuknya dapat bermacam-macam. Mulai dari dinamika transaksi ekspor-impor yang bernilai triliunan, penukaran mata uang oleh wisatawan yang saling mengunjungi antar negara di dunia, pengembangan bisnis korporasi raksasa ke negara tertentu, sampai perdagangan surat berharga antar institusi keuangan yang nilai asetnya dipatok pada nilai mata uang tertentu. Semua aspek tersebut berkontribusi terhadap fluktuasi nilai mata uang antar negara termasuk nilai tukar rupiah terhadap dolar.
Prinsip fluktuasi nilai mata uang ini dapat kita pahami dengan ilmu dagang sederhana. Misalnya semakin banyak orang yang membutuhkan dolar, apapun alasan dan motifnya hal ini akan membuat permintaan dolar naik dan harga dolar pun naik sehingga nilai tukarnya akan menguat.
Berikut akan dijelaskan lebih rinci mengenai faktor --faktor yang menyebabkan permintaan mata uang tertentu naik sampai pada akhirnya membuat nilai tukarnya menguat:
1. Perdagangan barang dan jasa antar negara
Sebuah negara yang dapat memproduksi barang dan jasa yang sangat dibutuhkan oleh konsumen di seluruh dunia mematoh harga barang dan jaa tersebut dengan mata uang mereka dan para pembeli disuruh dunia harus membeli mata uang negara tersebut. Dalam hal ini dapat dilihat bahwa negara-negara maju seperti Amerika dn Eropa sebagai produsen barang-brang kelas dunia, sementara negara-negara berkembang seringksli merupakan konsumen dari barang-barang tersebut. Ini artinya permintaan akan mata uang negara maju relatif stabil dan meningkat seiring dengan bertumbuhnya distribusi produk-produk negara maju keseluruh dunia. Oleh sebab itu, tidak heran jika nilai mata uang negara maju cenderung menguat dibandingkan dengan nilai mata uang negara berkembang.