pasar merupakan istilah yang sangat sering kita dengar. Pada dasarnya, pengertian pasar sendiri yakni tempat Dimana bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan transaksi jual beli ekonomi. Transaksi pasar dapat melibatkan pertukaran barang, jasa, tenaga kerja, surat berharga, informasi, hingga mata uang. Dimana barang-barang itu berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya.
Pasar tradisional telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat selama berabad-abad. Namun, dengan kemajuan perkembangan teknologi, pasar tradisional mulai menghadapi tantangan yang serius akibat dari banyaknya perdagangan online yang mulai mengancam para pedagang pasar tradisional.
Pasar Ciasem merupakan salah satu pasar tradisional berada di daerah Subang, Jawa Barat, yang menghadapi masa sulit di tengah maraknya belanja online. Dahulu ramai dengan banyaknya aktivitas jual beli dan canda tawa para pengunjung. Namun, pasar Ciasem sekarang mulai terlihat lebih sepi karena jumlah pengunjung yang mulai menurun.
Hasil wawancara dengan para pedagang di pasar Ciasem mengungkapkan bahwa memang terjadi penurunan jumlah pengunjung yang semakin terasa dari tahun sebelumnya hingga tahun sekarang. Menurut Ibu Yati salah satu pedagang pakaian yang telah berjualan kurang lebih 5 tahun, kemajuan teknologi menjadi salah satu penyebab utamanya. “ iya neng pengunjung mulai sepi sekarang mah, ya kalo ke pasar orang orang udah pada mulai males soalnya banyak yang suka COD dari pada ke pasar,” keluhnya.
Hal serupa diungkapkan oleh Ibu Tasih, selaku penjual kosmetik di pasar Ciasem. Ia menyebutkan bahwa banyak pelanggan setianya kini beralih ke toko online untuk membeli kosmetik karena tergiur oleh promo dan diskon yang di tawarkan platfrom tersebut. “ ya gimana mau ngasih diskon orang modalnya aja udah pas-pasan neng," ujarnya.
Kondisi ini menjadi perhatian berbagai pihak, termasuk para pedagang yang tetap berharap pasar tradisional seperti Pasar Ciasem dapat kembali ramai seperti dulu. Dalam wawancara saya dengan Bapak Muhammad Tosin, seorang pedagang sandal sepatu yang telah berjualan selama lebih dari 5 tahun di Pasar Ciasem, ia mengungkapkan pandangannya yang cukup optimis mengenai masa depan pasar ini.
Menurut Bapak Tosin, lokasi strategis Pasar Ciasem yang berada dekat dengan jalur Pantura masih menjadi nilai tambah yang tidak dimiliki oleh pasar online. "saya optimis pasar ini bisa maju karena Ciasem ini, satu jalan pantura, kedua prosfek untuk perkembangan Ciasem tuh besar apalagi sebagai penopang antara jalur pantura, sama pelabuhan patimban. Mangkanya untuk tahun depan pasar ini tuh bisa rame lagi," ungkapnya.
Ia juga menyebutkan bahwa adanya rencana pemekaran kabupaten di Subang menjadi peluang besar bagi Pasar Ciasem untuk kembali hidup. "Kalau nanti pemekaran kabupaten jadi, kemungkinan besar daerah ini bakal lebih berkembang, dan itu pasti bawa dampak positif buat pasar. Orang-orang mungkin lebih banyak yang datang kalau aksesnya lebih mudah," jelasnya.
Meskipun tantangan seperti belanja online terus meningkat, Bapak Tosin percaya bahwa interaksi sosial di pasar tradisional adalah nilai yang tidak bisa tergantikan dan menjadi sebuah keunggulan pada pasar Ciasem. " dagang yang benar itu kan di pegang barangnya, diliat barangnya, tawar menawar itu tuh dagang yang benar menurut agama," tutupnya dengan senyuman penuh harapan.
Optimisme dari pedagang seperti Bapak Tosin menjadi pengingat bahwa pasar tradisional tetap memiliki tempat di tengah kemajuan zaman. Dengan inovasi, promosi, dan pengelolaan yang baik, Pasar Ciasem bisa saja kembali menjadi pusat aktivitas ekonomi yang ramai dan membawa manfaat besar bagi masyarakat sekitarnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H