Permasalahan gizi sendiri sejatinya merupakan permasalahan yang masih sangat hangat untuk dijadikan pembicaraan dalam berbagai forum, pasalnya pemahaman terkait gizi sendiri seringkali tidak dipahami oleh masyarakat yang dapat berakibat pada seorang anak. Permasalahan suatu bangsa seringkali dihadapkan pada kualitas dari sumber daya manusia dari negara atau bangsa tersebut, kemajuan dari suatu bangsa sudah barang tentu dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia yang cerdas, sehat, serta produktif. Perkembangan atas pembangunan dari kualitas sumber daya manusia sendiri di negara Indonesia seringkali dinilai belum terwujud secara baik. Keadaan tentang kurang gizi sendiri seringkali menjadi pembahasan apabila dihubungkan dengan kualitas hidup manusia, hal tersebut berhubungan dengan kemampuan seseorang akan meningkat seperti kecerdasan dan kesehatan sesuai dengan gizi yang diperolehnya dengan demikian maka manusia dapat bersaing dan mendapatkan peningkatan perekonomian yang baik.
Pandangan tentang gizi yang berkaitan dengan tingkat kedudukan status seseorang sendiri dapat dilihat dari dua macam perspektif. Perspektif pertama berhubungan dengan meningkatnya gizi seseorang maka permasalahan berkaitan dengan kebutuhan kesehatan akan berkurang, dimana kebutuhan akan hal-hal berkaitan dengan kesakitan akan berkurang karena tubuh menjadi sehat akibat gizi yang baik. Sedangkan untuk perspektif kedua berhubungan dengan meningkatnya gizi seseorang maka turut meningkat pula produktivitas dari orang tersebut sehingga perekonomian juga akan berkembang. Permasalahan gizi sendiri dapat berhubungan dengan standar atau status perekonomian seseorang dengan pendekatan-pendekatan tersebut sehingga secara mendasar dan fundamental permasalahan gizi akan sangat berpengaruh pada taraf hidup seseorang.
Permasalahan gizi sendiri tidak sesederhana apabila seorang anak diberikan makanan-makanan yang mengenyangkan dan berkarbohidrat tinggi, melainkan berhubungan dengan stimulus-stimulus lain. Adapun permasalahan mengenai gizi sendiri tidak hanya berhubungan dengan anak-anak yang sedang dalam tahap perkembangan namun juga berhubungan dengan anak yang masih berada dalam masa di bawah lima tahun. Permasalahan gizi sendiri sejatinya menjadi perhatian yang sedikit luas apabila dihubungkan dengan keadaan stunting berkaitan dengan tinggi badan, namun selain berkaitan dengan sekadar stunting, gizi juga berpengaruh terhadap bagaimana perkembangan otak dan kesehatan dari seorang anak.
Permasalahan mengenai gizi dari anak sendiri menjadi perhatian tatkala anak yang dilahirkan memiliki berat badan yang rendah atau dalam penelitian disebut sebagai Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR sendiri merupakan keadaan dimana bayi dilahirkan dengan berat kurang dari 2.500 gr sampai dengan 24 jam pertama setelah terjadinya kelahiran. Permasalahan berkaitan dengan BBLR sendiri dapat memberikan resiko tinggi bagi seorang bayi, hal tersebut dikarenakan aspek kemungkinan memperoleh kesakitan dan kematian yang tinggi dari BBLR. BBLR sendiri berhubungan dengan bagaimana seorang ibu mengandung dapat memenuhi kebutuhan gizi dari janin yang dikandungnya, sehingga janin yang telah siap untuk dilahirkan tidak berstatus sebagai BBLR karena gizi yang telah diberikan oleh ibu telah tercukupi. Gizi buruk pun sudah dapat terjadi pada anak saat dalam usia kandungan karena ketidakpahaman seorang ibu untuk tetap memenuhi kebutuhan gizi dari kandungannya agar anak yang dilahirkan merupakan anak yang sehat dan cerdas. Kekurangan gizi sendiri pada masa saat ini di Indonesia sedang terfokus pada kekurangan gizi yang berakibat terjadinya stunting sehingga anak memiliki postur pendek dan kurus yang kemudian mengakibatkan kesehatan dari anak juga turut terganggu.
Periode usia 0-24 bulan sendiri merupakan periode dari seorang anak untuk dapat menentukan kualitas kehidupan kedepannya, dengan demikian maka periode usia tersebut dinamakan dengan periode emas. Penamaan tersebut berhubungan dengan kaitan usia tersebut diatas dapat berpengaruh besar pada kehidupan anak dikemudian hari. Periode tersebut juga seringkali dinamakan sebagai 1000 hari pertama kehidupan yang akan berpengaruh secara permanen terhadap perkembangan anak hingga dewasa. Permasalahan kurang gizi sendiri pada dasarnya berkaitan dengan pola makan yang kurang akan asupan serta pengaruh lain seperti terjadi infeksi penyakit. Kurang gizi yang berakibat stunting sendiri pada dasarnya terjadi karena faktor individu dan faktor keluarga. Faktor individu berhubungan dengan ibu sedangkan faktor keluarga yang berhubungan dengan cara asuh serta lingkungan.
Gerakan 1000 hari pertama kehidupan pertama di Indonesia sendiri pada dasarnya merupakan program yang diluncurkan oleh pemerintah negara Indonesia untuk dapat memastikan anak-anak dapat berkembang dengan gizi yang sesuai dan cukup sehingga dapat menjadi seorang yang cerdas, sehat,dan produktif. Program gerakan 1000 hari pertama kehidupan sendiri bermula saat anak berada dalam kandungan dimana diambil secara rata-rata selama 270 hari, adapun setelah kelahiran 1000 hari pertama kehidupan dihitung hingga anak berusia 2 tahun. Selama masa usia tersebut, seorang ibu harus dapat memberikan kebutuhan-kebutuhan gizi dari seorang anak. Haruslah menjadi perhatian yang khusus bagi seorang ibu karena perkembangan di masa-masa tersebut merupakan perkembangan yang bersifat urgensitas dan vital.
Pada masa selama 270 hari saat mengandung, seorang ibu perlu memperhatikan beberapa hal yang dapat menunjang asupan gizi dari janin saat berada dalam kandungan. Pada masa-masa tersebut, tanggung jawab untuk anak dapat memperoleh gizi yang cukup bertumpu pada bagaimana seorang ibu mengkonsumsi makanan dan minuman, serta dengan vitamin-vitamin yang mendukung anak dalam kandungan. Selain berkaitan dengan konsumsi, fisik dan psikis ibu sendiri perlu diperhatikan agar tidak kemudian mempengaruhi janin yang dikandungnya. Permasalahan psikis dan fisik sendiri bagi ibu hamil dapat mempengaruhi kesehatan kandungan sehingga dapat mengakibatkan janin menjadi tidak sehat. Adapun seorang ibu harus mempersiapkan persalinan dengan matang agar prosesnya tidak mengalami hambatan dan permasalahan.
Perkembangan pada masa 730 hari atau dua tahun pertama anak, gizi yang perlu diasup sendiri menjadi perhatian bagi individu anak karena dilahirkan. Pada masa 730 hari sendiri, seorang ibu dalam merawat anak perlu memperhatikan beberapa hal diantaranya adalah asupan nutrisi, imunisasi, deteksi dan stimulasi tumbuh kembang.
Asupan Nutrisi
Asupan Nutrisi perlu menjadi perhatian bagi seorang ibu atau orang tua dalam mendampingi tumbuh kembang anak, hal tersebut dikarenakan sebagian besar terjadinya gizi kurang berakibat stunting adalah pada masa 730 hari tersebut asupan-asupan nutrisi yang diberikan pada anak tidak cukup sehingga perkembangan anak menjadi terganggu dan terhambat. Sehingga bagi seorang ibu perlu memperhatikan konsumsi yang berasupan nutrisi tinggi bagi seorang anak.
Imunisasi