IKA PUDJI HARTANTI, S. Pd
AKSI NYATA SMP NEGERI 1 BABALAN
CGP 4 Kab. LANGKAT
MODEL 4 F
Peristiwa (Fact)
Pelaksanaan pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) yang masih dilaksanakan di SMP Negeri 1 Babalan masih menemui beberapa kendala, diantaranya kehadiran siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Hal ini disebabkan oleh pembelajaran daring yang masih terlalu lama sehingga siswa memiliki kelonggaran dalam pembelajaran. Guru dalam memberikan pembelajaran mengalami kesulitan karena rendahnya semangat dan pengetahuan siswa mengenai materi pembelajaran. Keadaan tersebut berpengaruh pula pada tingkat kepercayaan diri siswa dalam mengikuti pembelajaran di kelas, sehingga menjadi salah satu alasan untuk tidak masuk sekolah. Selain itu, tingkat pendidikan karakter siswa yang mulai bergeser semenjak adanya pembelajaran daring, sehingga berdampak pada sikap dan perilaku selama berada di sekolah ketika berinteraksi dengan siswa lain atau guru.
Berdasarkan latar belakang peristiwa di atas, jika diidentifikasi maka merupakan dilema etika, sekolah harus memiliki pilihan dalam menangani siswa yang mengalami keadaan tersebut akibat terlalu lamanya pembelajaran daring, agar tidak terjadi learning loss. Alasan melaksanakan aksi nyata ini karena adanya learning loss yang terjadi pada siswa salah satunya dalam bentuk penurunan capaian belajar siswa. Selain itu pelaksanaan pembelajaran daring berdampak pada menurunnya tingkat percaya diri dan karakter siswa sehingga dengan keadaan tersebut CGP melaksanakan aksi nyata dalam mendampingi siswa agar terentaskan dari masalahnya. Sehingga diperlukan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam penanganan siswa yang mengalami keadaan tersebut.
Hasil Aksi Nyata
Hasil aksi nyata yang telah diterapkan oleh CGP yaitu adanya kesadaran diri yang dimiliki oleh siswa terhadap masalah yang dialaminya, sehingga CGP membuat sebuah keputusan bahwa siswa yang mengalami hal tersebut masih dapat mengikuti pembelajaran di sekolah dengan pantauan dan dukungan dari guru serta siswa agar siswa yang mengalami masalah tersebut memiliki motivasi yang tinggi dalam belajar. Guru dalam memberikan pembelajaran harus memiliki inovasi agar siswa merasa tertarik mengikuti pembelajaran yang diberikan. Dukungan dari kepala sekolah dalam menangani siswa yang memiliki masalah rendahnya motivasi belajar merupakan hal yang sangat positif sehingga pengambilan keputusan yang diberikan tepat dalam menangani dan meningkatkan motivasi belajar siswa.
Perasaan (Feelings)
Setelah melaksanakan aksi nyata modul 3.1.a.10 mengenai Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran, saya awalnya merasa kesulitan, karena siswa yang saya berikan layanan pendampingan sangat sulit ditemui, sehingga diperlukan home visit untuk bertemu dengan orang tua siswa. Dengan adanya kolaborasi antara guru BK, Wali kelas dan orang tua siswa maka permasalahan yang dialami oleh siswa dapat ditemukan jalan keluarnya. Sehingga saya merasa bahagia, karena dapat membantu menyadarkan siswa akan pentingnya belajar agar tidak terjadi learning loss, hal ini merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan yang positif sebagai pemimpin pembelajaran agar siswa terus belajar menyelesaikan pendidikannya di tingkat SMP.