Di sudut ruang rindu
Aku tersungkur dalam nestapa
Menatap lurus pada masa lalu
Terjebak dalam labirin waktu
Banyangan luka dalam iris matamu
Merefleksikan kilatan emosi tak menentu
Marah, benci, kesal, berbaur menjadi satu
Menelan fatamorgana jiwaku
Aku ini mana tahu malu
Melihat banyangan masa lalu dengan gamblangnya
Aku tak peduli apapun itu
Yang aku tahu hanya sandiwara
Aku, sungguh tak tahu malu
Berpura-pura berkaca pada waktu
Akankah ia mengulang kembali masa itu?
Dimana hanya ada aku, kamu dan tawa
Tidak, hanya sesal kini tinggal bersamaku
Bersemayam dalam relung jiwa
Memenjarakan waktu tanpa untaian kata
Kamu dalam ingatanku
Hanyalah bayangan semu
Yang terkikis habis oleh waktu
Menyisakan hitam putih dalam belenggu
Siluet masa lalu perlahan memudar dalam ruang dan waktu
Menyisakan aku dan kamu hanya dalam memori dan masa lalu
Menenggelamkanku bersama lara
Oh, dimanakah bahagiaku berada?
Satu masa yang terluka
Kini pergi entah kemana
Hadir tanpa canda dan tawa
Dan pergi meninggalkan air mata
Jiwa yang hampa, mekar tanpa bunga
Kau menutup segalanya
Menguburku dalam biru
Dan mengubahku menjadi abu-abu
Suatu masa lainnya terlihat merekah sempurna
Bak mawar ditengah sahara
Indah, merah, cantik jelita
Mencuri perhatian setiap pasang mata
Oh, andai saja...
Aku pikir waktu akan menyembuhkan luka
Tapi ternyata aku salah menduga
Waktu tidak pernah benar-benar menyembuhkan luka
Sebanyak apapun ia berusaha
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H