Dalam membuat sebuah syair hendaknya sebagai seorang sastrawan harus menggunakan bahasa yang jelas dan terang. Maksud kata terang dan jelas disini merupakan penyampaian sebuah kata yang mudah di pahami dan tidak berbelit-belit.
Dijelaskan bahwa Umar mengirim surat pada Sa'ad bin Abi Waqqash, " Ada beberapa hal yang menghalangiku untuk menuliskannya karena minimnya pengetahuanku terhadap apa yang kau cela dan perihal musuhmu yang berlaku. Gambarkan tentang rumah-rumah kaum muslimin padaku dan negeri yang ada di antara kalian dan kota-kota lain seolah-olah aku melihatnya dan jelaskan masalah kalian padaku."
Kata-Kata Sesuai Makna
Sebagai seorang sastrawan hendaknya menggunakan kata-kata yang tidak berlebihan dalam membuat sebuah syair sehingga tidak menghilangkan dan menghamburkan sebuah ide dan kemajemukan serta keindahan. Hal ini sesuai dengan kisah Umar bin Khattab yang di riwayatkan tentang ucapan Umar, "jangan berlebihan dalam bertutur kata".
Kata-Kata Indah pada Tempatnya
Setiap syair hendaknya mengandung kata-kata yang indah supaya para pembaca syair ikut dalam lamunan kata demi kata. Umar sendiri menjauhi kata-kata yang merasuk tidak pada tempatnya yang sesuai, karena hal tersebut mengotori makna dan menghilangkan keindahan kata-kata.
Pembagian yang Baik
Bagi para sastrawan khususnya dalam membuat syair bagian ini merupakan bagian yang sangat penting dan awal dalam membuat syair. Pada pembagian syair ini orang dapat merasakan keindahan, seni, dan cita rasa yang ia rasakan serta rasa kagum pada syair.
Seperti rasa kekagumanan Umar bin Khattab terhadap kasidah Abduh bin Thayyib yang permulaannya:
Apakah hubungan Khaulah setelah ditinggal tersambungÂ
Ataukah kau melupakannya dan jauh darinya