Ketika berbicara, seringkali ada kalimat larangan. Contoh seorang ibu berbicara ke anaknya.
"Nak, jangan nakal kalau di sekolah." Kalimat itu mengandung kata yang artinya negatif, nakal.
Dalam keseharian, anak mengabaikan larangan kita. Kata 'nakal' itu lebih akan diingat daripada 'jangan nakal'. Lebih baik gunakan kata pengganti yang berunsur positif.
"Nak, jadilah anak baik di sekolah. "
'' Jangan keluar rumah dulu, hujan." Itu malah membuat orang yang diingatkan ingin keluar rumah. Pengalaman sendiri .
Bisa diganti dengan kalimat ajakan. " Kita di dalam rumah saja dulu karena sedang hujan."
Sebisa mungkin untuk menghindari kata berunsur negatif bila menasehati, mengajak atau memerintah. Dari pengalaman dan penelitian orang bertahun-tahun, kata negatif akan berdampak buruk dalam memori otak.
Seperti yang dikatakan untuk diri sendiri, jika saat bermonolog.
"Besok hari Minggu aku tidak boleh malas." Eh ternyata otak lebih menyimpan kata malas. Tubuh seperti direncanakan untuk melaksanakan kata yang tersimpan.
"Besok hari Minggu aku akan rajin bersih-bersih."
"Setiap hari Senin adalah hari pembuka semangat, ketemu pelanggan lagi."