Mohon tunggu...
Nez Dwyn
Nez Dwyn Mohon Tunggu... Lainnya - السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ saya Inez

Bismillah. Berusaha untuk tak ketergantungan nasi. Mau toleran ke karbohidrat lain. Semoga tetap sehat walafiat, manfaat, rizki lancar berkah selalu ya teman-teman. Semoga selalu berada di jalan yang diridhoi-Nya.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Yuk Kilas Masa Kecil

17 Maret 2016   09:42 Diperbarui: 17 Maret 2016   10:12 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Halo perkenalkan. aku Ay. Panggil saja aku Ay. Aku perempuan, lahir dari keluarga sederhana. Keluarga yang kupunya di satu atap saat aku lahir ada ayah, ibu, 2 saudaraku, nenek dan kakek. Mereka penuh kasih sayang untuk anak-anak.

Ayah dan ibuku bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup kami. Awalnya hanya ayah. Namun saat ibu mulai merasa harus ada pemasukan tambahan beliau memutuskan membuka usaha, menjual sesuatu, karena jika hanya mengandalkan ayah, ibu merasa kasihan pada kami, anak-anak yang mulai tumbuh besar.

Kami tinggal di sebuah daerah, kota kecil yang tenang dan damai. Aku tumbuh di tengah masyarakat yang ramah gemar menyapa, suka bergotong royong. Masyarakat heterogen, tidak hanya satu suku saja. Tetanggaku ada yang dari luar pulau. Sumatera, dan suku asli sana. Dengan bertetangga orang-orang yang beragam suku, agama, aku tahu bahwa perbedaan dapat hidup berdampingan. Aku lahir di sini, di negara yang besar. Negara yang orang-orang menyebutnya Indonesia.

Saat aku masuk TK, sedikit yang bisa kuingat. Teman-temanku adalah warga lokal, karena semuanya tinggal di daerah dekat TK kami. Yang paling banyak kuingat dari masa TK adalah kenangan bermain di halaman yang memiliki permainan 2 papan luncur, besi panjat, ayunan. Tentu itu banyak kupakai saat istirahat. Aku punya foto diriku saat pawai anak-anak TK, dua kali ikut karena ada 2 kostum yang aku pakai di foto yang berbeda. Kalau aku lihat fotoku lagi, geli.

Beranjak SD, aku memiliki teman dari luar provinsi, karena aku tahu ia saat pindah masuk kelas 3 SD kami. Duduk dekat bangkuku. Anak perempuan berambut panjang dan kulit bersih. Kuingat saat guru kami keliling di ruangan untuk melihat tulisan kami, murid-muridnya, dan sampai di dekat bangku temanku itu, ia menutup bukunya. Kenapa? Mungkin ia memang pemalu. Saat kami kenaikan kelas, ia taka da di kelas kami. Pindah lagi. Singkat sekali, padahal aku menyukainya. Teman-teman laki-laki umumnya baik, tapi saat pelajaran sering membuat kesal guru. Ada yang sering disuruh pulang untuk ambil pekerjaan rumah, karena ia tak membawanya. Aku penasaran apa benar ia meninggalkannya di rumah atau tak mengerjakannya. Aku termasuk murid yang sering masuk 10 besar. Ibu bilang ia tak terlalu mempermasalahkan rangking. Nilaiku baik, cukup.

SD kami terletak lebih rendah dari jalan raya. Saat hujan, tak jarang kelas kami tergenang air, maka saat itu juga kami akan membersihkan kelas sampai air habis. Tapi ini tak masalah bagi kami murid-murid yang senang dengan acara bersih-bersih kelas banjir, karena kami anak kecil suka main air. Saat kami jadi murid senior di SD, piknik adalah hal yang kami tunggu. Kami pergi ke luar kota tanpa orang tua kami. Sangat mendebarkan waktu itu. Saat perpisahan kami diumumkan bahwa kelas kami banyak meraih nilai bagus, mengungguli SD lain. Kami bersuka cita.

Waktu masuk SMP, aku diterima di sekolah yang dikenal sebagai sekolah favorit. Aku tak tahu bagaimana aku bisa masuk, kuingat ayah rajin menengok papan pengumuman untuk mengecek aku tetap berada di daftar calon siswi SMP.  Walau nilai raporku dari SD termasuk tinggi, tapi ternyata lebih banyak murid lulusan SD lain yang bahkan dari luar daerah, bersaing untuk masuk SMP favorit ini. Berlanjut juga saat SMA aku juga diterima di SMA favorit. Aku anggap ini keberuntungan. Tentu tak lepas dukungan ayah ibu. Aku terharu. Sampai sekarang kuingat masa sekolah 9 tahun itu, masa-masa itu indah, memiliki teman baru dan banyak dan hal-hal baru di sekolah.

Waktu terus berjalan memberi peluang untuk kita membuat kenangan baru. Hal-hal baru. Hal-hal kita alami bersama orang-orang yang kita kasihi, silih berganti. Sampai kita masuk liang lahat karena kematian.

 Cerita terus berlanjut.

hal-hal masa kecil ini bikin geli  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun