Mohon tunggu...
akhmad solihin
akhmad solihin Mohon Tunggu... -

Saya adalah staf pengajar di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan - IPB dan Staf Peneliti Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Garuda Ditengah Turbulensi

30 Juni 2013   22:55 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:11 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangka melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi, saya diminta Direktorat Pulau-pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan dan Perikanan untuk mensosialisasikan perjanjian Indonesia-Australia tentang penangkapan ikan di wilayah MoU BOX 1979 (perairan Australia). Adapun lokasi yang terpilih saat itu adalah Kabupaten Sinjai, karena berdasarkan data yang ada, nelayan yang di Kabupaten Sinjai adalah salah satu penangkap ikan di wilayah MoU BOX tersebut.

Namun yang akan saya ceritakan bukanlah mengenai aturan dan nasib nelayan kita yang ditangkapi aparat Australia di wilayah MoU Box tersebut. Namun, saya akan menceritakan pengalaman perjalanan pengabdian kepada masyarakat tersebut yang menggunakan pesawat Garuda yang sangat menebarkan. Penerbangan Jakarta-Makassar berjalan lancar, sehingga tidak perlu diceritakan.

Cerita yang menebarkan tersebut, membuat saya hingga saaat ini selalu ketakutan ketika pesawat bergetar keras di udara, khususnya ketika cuaca tidak bagus. Hal ini dikarenakan, ketika perjalanan penerbangan pulang dari Makassar-Jakarta, tepatnya pada bulan Juli 2010 yang lalu, pesawat Garuda yang saya naiki memasuki daerah hampa udara, sehingga pesawat tersebut jatuh sekitar 1 menit. Meski tidak lama, namun tragedi 1 menit tersebut membuat panik seluruh penumpang dan bergemalah suara takbir yang dikumandangkan umat Islam, dan doa-doa lainnya oleh umat beragama lain, dan tentu saja suara teriakan ketakutan yang saling sahut menyahut.

Alhamdulilah, pilot Garuda mampu mengatasi tragedi 1 menit tersebut dengan tanpa masalah. Saya meyakini, selain nasib baik, pilot Garuda yang saat itu bertugas sangat pengalaman, karena segera mampu mengatasi kendali pesawat ketika Garuda mendapati udara. Selain itu, seluruh penumpang yang pucat pasi juga mengatakan, bahwa kondisi pesawat Garuda dalam kondisi baik, sehingga turbulensi tidak merusak system dan peralatan pesawat. Hal ini mencerminkan, teknisi Garuda di bandara melaksanakan tugasnya dengan baik, sehingga ketika pesawat mendapati gangguang dari luar, pesawat mampu berfungsi dengan baik. Selain itu juga, pramugari Garuda bergerak cepat mengatasi penumpang yang pingsan karena shock, sehingga penumpang tersebut kembali pulih. Dan bagi yang perlu penanganan lebih lanjut, di bandara telah disiapkan tim medis.

Setidaknya, itulah tragedy 1 menit di Garuda yang mampu diatasi dengan baik. Profesionalisme Garuda tidak hanya dicerminkan dengan sistem teknologi yang baik, namun juga sistem kerja yang cepat dan koordinatif. Jayalah selalu Garudaku, buat bangga bangsamu, dan jadilah tuan rumah di negerimu.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun