Sewaktu bekerja di sebuah sekolah di Kalimantan Selatan dulu, urusan perjalanan mudik bagi kami para guru yang berasal dari Jawa, mendapat tanggungan dari pihak sekolah.
Rasanya tentu senang bukan main. Karena sebelumnya saat kerja di Batam, saya bahkan harus mencicil pembayaran tiket pesawat untuk setahun sebelum Idul Fitri. Waktu itu untungnya ada seorang teman pemilik travel yang mau membelikan tiket terlebih dahulu dan kemudian saya tinggal mencicil pembayarannya.
Sementara ketika kerja di Kalsel, eh, tiket pesawatnya malah gratis! Benar-benar rezeki.Â
Namun suatu ketika, saya pernah mengalami drama maskapai penerbangan saat akan mudik lebaran.
Ceritanya, awalnya saya sudah membeli tiket pesawat maskapai Citilink. Jadwal penerbangan pulang pergi pun sudah beres.
Namun beberapa hari sebelum kepulangan, saya mendapat sms jika penerbangan Banjarmasin Surabaya ditiadakan oleh Citilink.
Tentunya saya kaget bukan main. Waktu pulang tinggal beberapa hari, eh, kok rute penerbangan dihentikan.Â
Konon katanya, banyak orang lebih memilih maskapai Garuda yang merupakan induk grup dari Citilink. Harganya memang hanya selisih sedikit lebih mahal Garuda. Akhirnya karena minimnya peminat, rute ini pun ditutup.
Akhirnya mau tak mau, saya pun jadi memilih penerbangan Garuda juga. Pikir saya waktu itu, wah, baru kali ini nih akhirnya naik pesawat kelas elit. Karena seumur-umur pengalaman naik pesawat saat merantau bertahun-tahun, hanya Garuda yang belum pernah saya coba.
Nyatanya ada hikmahnya dari masalah penutupan Citilink rute Banjarmasin Surabaya. Karena gara-gara itu, saya akhirnya bisa naik Garuda.