Peluh peluh luruh
Mesin masih bergemuruh
Tangan tangan berpacu dengan ruh
Demi gaji yang dihitung dengan jari sepuluh
Ah, buruh
Pada keringatmu air mataku luruh
Menjejaki kisah yang penuh luh
Aku terbata
Mengulang cerita
Tentang kau yang terlunta
Di bawah tawa pengusaha berharta
Hari ini milikmu
Seakan kau dibahagiakan
Hari di mana kau dibebaskan
Kebebasan yang hanya wacana
Selamat!
Madiun, 01/05/19
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!