Terkembang malam
Bertahtalah gelap paling memikat
Di mana menemukan ingatan menjadi teramat nikmat
Untuk sekedar diwarnai lalu perlahan dikulum
Merah, putih kemudian hitam
Malam ini, puisi puisi menjelma jerat
Mengikat merah yang nyala
Merah yang dahulu membakar keegoan kering di sudut pertemuan kita
Aku pun menemukan
Sajak sajak tak jarang menjelma pendingin
Membekukan kebulatan rasa
Memampatkannya, hingga menjadi lengkung
Putih, sesabit senyuman yang langit di bibirmu
Dan terakhir kali
Hitam kembali membungkus segala kenang
Sebab, di satu waktu kutemukan selengkung sabit lain
Di balik wajah purnamamu
Na, 092015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H