Mohon tunggu...
Ika Lutfia Fitriani
Ika Lutfia Fitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Bangkitlah apapun keadaannya.. Karena kesuksesan itu berawal dari kegagalan

Selanjutnya

Tutup

Diary

Kesabaran Seorang Ibu

3 Maret 2022   20:30 Diperbarui: 4 Maret 2022   06:07 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam perjalanan hidup, kita sering kali di hadapkan dengan berbagai macam permasalah baik permasalahan keluarga maupun lingkungan. Dan saat masalah itu datang kita sering kali menutup diri terhadap orang-orang sekitar, mungkin itu juga sering terjadi padaku. Akan tetapi, dibalik itu semua ada seseorang yang selalu mendukung dan merangkulku saatku jatuh dan dia adalah ibuku. Jika berbicara tentang ibu memang tidak akan pernah ada batasnya karna tanpa seorang ibu kita tidak akan bisa menjadi seperti sekarang.

Dan bagiku Ibu adalah malaikat tak bersayap. Ibu selalu mendukung apa yang aku lakukan selagi itu memang baik untukku dan membuatku senang. Dia juga selalu berusaha menuruti semua kebutuhanku walaupun terkadang beliau sedang kesusahan tapi beliau tidak pernah mengeluh dan tetap tersenyum. Ibu selalu memberi nasehat padaku bahwa disetiap kehidupan pasti akan ada seseorang yang tidak suka padamu tugasmu hanyalah mengbaikan dan jadikan hinaan mereka sebagai penyemangat untuk menjadi lebih baik dimasa depan dan tunjukkan bahwa kamu bisa.

Ibuku bernama suratmi atau biasa dipanggil Mbak rat. Beliau lahir di Bojonegoro pada tanggal 23 maret 1988. Yang berarti tahun ini  ibuku akan genap berusia 34 tahun. Beliau merupakan lulusan podok pesantren dan baru 1 tahun yang lalu berhasil menyelesaikan study paket C nya. Ibuku hanya memiliki 1 orang putri dan dia adalah aku.

Di rumah Ibu hanya tinggal bersama nenek dan kakek karena bapak ku pergi kerja merantau dimalaysia sejak aku kelas 1 SMP. Sedangkan aku sekarang tinggal diasrama kampus Uin Maliki Malang.  Selama diasrama hampir setiap harinya ibu dan bapak selalu menelponku hanya untuk menanyakan kabarku disini, kegiatan apa saja yang aku lakukan dan terkadang kami akan mengobrol sampai lupa waktu. Walaupun jarak kami saling berjauhan tapi aku senang bisa merasakan kehangatan sebuah keluarga. Ibuku hanyalah seorang ibu rumah tangga yang kadang membantu kakek berkebun disawah. Disetiap sore habis sholat asar beliau juga mengajar ngaji di TPQ desa kami. 

Dan Pulang sebelum adzan magrib berkumandang. Menurutku ibu merupakan sosok orang yang sangat ceria, penyabar, konyol dan aktif. Bahkan ibu sangat akrab dengan teman-temanku dirumah seperti menganggap temannya sendiri. Tetanggaku juga sering mengejekku katanya ibuku pantas menjadi kakakku daripada ibuku karena memang usia ibuku yang masih agak muda. Ibu juga aktif dalam kegiatan dimasyarakat seperti fatayat, diba'an, dan tahlil rutinan.
Hingga suatu kenyataan membuatku sedih dimana saat itu aku masih berada di asrama yaitu ketika kakek jatuh sakit. Pada saat itu ibu jarang sekali menghubungi aku padahal biasanya ibu selalu menghubungiku setiap harinya.

Di kemuadian hari bapak menghubungiku beliau mengatakan bahwa do'ain kakekmu ya, akan tetapi bapak tidak menceritakan bahwa kakek sakit apa. Saat itu Aku hanya diam dan berusaha berfikir positif. 3 hari kemudian akhirnya ibu menelponku. Dari raut wajahnya aku tau ibu sedang berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar dan ketika aku tanya kakek sakit apa dan disitulah tangis ibu langsung pecah dan bilang gakpapa.

Aku tau saat itu ibu pasti hancur banget karna posisinya saat itu nenek juga baru jatuh sakit dan dibawa kerumah sakit. Gak bisa aku banyangkan gimana susahnya ibu kesana kesini sendiri untuk mengurus kakek nenek karna ibu juga merupakan anak tunggal. Hari demi hari kulewati seperti biasanya tibalah  hari dimana ibu memberi kabar bahwa kakek sudah bisa dibawa pulang. 

Ibu terlihat senang sekali walaupun kakek belum bisa berjalan dan bangun dari tempat tidurnya. Semakin hari kondisi kakek semakin membaik walaupun secara mental sikap kakek berubah seperti anak kecil yang kadang pengen eskrim ingin ini itu, tpi ibu tidak pernah mengeluh dan selalu menuruti keingianan kakek. Beberapa bulan setelahnya kakek sudah mulai bersikap seperti biasanya. Pernah di saat aku telpon sama ibu kakek ingin bicara denganku. Kakek berkata do'ain kakek cepet sembuh ya. Dan aku cuma bisa bilang iya kek sambil menahan tangis melihat kondisi kakek yang lemah. Padahal biasanya dirumah aku dan kakek selalu rebutan makanan dan kadang juga bercanda bersama.

Pada bulan lalu lebih tepatnya pada bulan januari kemarin ibu menelponku dengan panggilan video. Aku melihat ibu tidak sedang berada dirumah karena ketika itu ibu menggunakan masker dan berada didalam ruangan serba putih dan ketika aku tanya ibu dimana ibu menjawab dirumah sakit kakek kamu kambuh lagi dengan senyum lirih. Aku tau ibu sedang berusaha buat ikhlas terhadap keadaan itu. Dan setelah itu panggilan berakhir begitu aja.

Keesokan harinya aku mendapat kabar bahwa kakek harus dioprasi karena sakit paru-paru. Tangis pun gak bisa terhindarkan saat itu, yang bisa kulakukan hanya berdoa untuk kesembuhan kakek. Oprasi pun berjalan dengan lancar tetapi kakek masih terbaring dibangkar dengan berbagai alat ditubuhnya. Keesokan harinya, saat aku ingin bersiap untuk acara di asrama bapak menelponku.bapak bilang bahwa kakek udah gak ada. Seketika itu Rasanya hancur banget karena kakek sudah kuanggap bapak kedua bagiku.

Saat itu rasanya Pengen banget pulang kerumah buat liat kakek untuk terakhir kalinya. Tetapi ibu melarang karena jarak antara rumah dan kampus jauh dan kalaupun pulang pasti kakek udah dimakamkan. ibu juga bilang sayang ngajinya mending do'ain yang terbaik buat kakek disana. Dan akhirnya walaupun berat aku menurutinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun