Mohon tunggu...
Ika Kurniawati
Ika Kurniawati Mohon Tunggu... Guru - GURU SD_SDN KAYULEMAH KEC.SUMBERREJO KAB.BOJONEGORO JAWA TIMUR

Seorang guru SD yang hobi menggambar dan mewarnai dan sedang mau belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

2.2.a.8. Koneksi Antar Materi Modul 2.2_Pembelajaran Sosial & Emosional

4 Juli 2024   11:49 Diperbarui: 4 Juli 2024   12:00 9819
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar : Dokumentasi pribadi

"Semua pengetahuan terhubung ke semua pengetahuan lainnya. Yang menyenangkan adalah membuat koneksinya."

(Arthur Aufderheide)

Tujuan Pembelajaran Khusus: CGP melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini.

Program pendidikan guru penggerak yang saya ikuti, tanpa terasa sudah sampai pada aktivitas 2.2.a.8 Koneksi Antar Materi. Pada sesi ini, saya sebagai calon guru penggerak angkatan 10 dari kabupaten Bojonegoro harus membuat koneksi materi pada modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional dengan materi pada modul-modul sebelumnya yang sudah saya pelajari. Selain iti, saya juga melakukan refleksi pengetahuan sebelum, selama, dan sesudah mempelajari modul ini.

Pertanyaan Pemantik :

  • Apa kesimpulan tentang perubahan pengetahuan, keterampilan, sikap sebagai pemimpin pembelajaran setelah mempelajari pembelajaran sosial dan emosional?

Setelah mempelajari modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional, saya memperoleh banyak pengetahuan baru tentang konsep pembelajaran sosial dan emosional serta cara mengimplementasikan di dalam pembelajaran. Dengan belajar modul 2.2 ini, saya juga memahami pentingnya pembelajaran sosial dan emosional untuk menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan nyaman bagi semua warga sekolah. 

Dengan berbekal pengetahuan tersebut, membawa dampak pada perubahan keterampilan saya dalam mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional ke dalam pembelajaran sehingga murid tidak hanya belajar akademik saja di sekolah, namun kesejahteraan psikologis (well-being) juga berkembang optimal. 

Selain itu, sebagai pemimpin pembelajaran saya berupaya mengimplementasikan pembelajaran sosial dan emosional  di kelas dan sekolah melalui berbagai cara antara lain : melalui pengajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik, menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah yang mendukung, serta memperkuat pembelajaran sosial emosional bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Sehingga saya mengimpulkan bahwa pembelajaran sosial dan emosional adalah proses belajar yang berkaitan dengan pemahaman diri, empati terhadap orang lain, serta kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi secara efektif. Ini mencakup aspek-aspek seperti keterampilan sosial, regulasi emosi, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan. 

PSE sangat penting untuk menjadi perhatian tersendiri karena dengan pembelajaran sosial dan emosional membantu murid mengembangkan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi dengan baik. Ini penting dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkungan sekolah maupun di luar sekolah sebagai bekal untuk menjalani hidup bermasyarakat.

  • Apa kaitan pembelajaran sosial dan emosional yang telah anda pelajari dengan modul-modul sebelumnya?

1. Kaitan pembelajaran sosial dan emosional dengan modul 1.1 (Filosofi Pemikiran Ki Hajar Dewantara)

Menurut saya modul 2.2 tentang pembelajaran sosial dan emosional ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan filosofi pemikiran Ki Hajar Dewantara pada modul 1.1. Salah satu pemikiran Ki Hajar Dewantara adalah mendidik anak sesuai dengan kodratnya. 

Dengan mempelajari, memahami, dan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran baik di kelas maupun di sekolah, berarti guru sudah melaksanakan pembelajaran yang berpihak pada murid dengan memahami berbagai macam kodrat anak yang berbeda. 

Selain itu,Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa pendidikan haruslah melahirkan manusia yang berfaedah yang artinya pendidikan tidak hanya mementingkan aspek akademik saja namun pembelajaran sosial dan emosional juga sangat penting untuk ditanamkan pada diri murid sebagai landasan pembentukan karakter positif murid. 

2. Kaitan pembelajaran sosial dan emosional dengan modul 1.2 (Peran dan Nilai guru penggerak)

Pembelajaran sosial dan emosional pada modul 1.2 ini juga berkaitan dengan peran dan nilai guru penggerak pada modul 1.2. Salah satu peran guru penggerak adalan menjadi pemimpin pembelajaran. Dengan peran ini, guru harus terus belajar mengasah kemampuan salah satunya adalah belajar dalam menguatkan kompetensi sosial dan emosioanal dalam diri sehingga bisa menjadi teladan bagi murid. 

Sedangkan salah satu nilai guru penggerak adalah melaksanaan pembelajaran yang berpihak pada murid sehingga dengan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas memungkin murid untuk mengembangkan akademik dan kesejahteraan psikologis (well-being) lebih optimal.

3.  Kaitan pembelajaran sosial dan emosional dengan modul 1.3 (Visi Guru Penggerak)

Pada modul 1.3 saya mempelajari dan memahami tentang visi guru penggerak. Visi yang disusun haruslah memuat nilai-nilai profil pelajar Pancasila. Dengan menerapkan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran,nilai-nilai profil pelajar Pancasila akan tertanam dalam diri murid. Kelima komptensi sosial dan emosional yang diterapkan kepada murid sangat berkaitan dengan nilai-nilai pada dimensi pelajar Pancasila. 

Dengan kompetensi kesadaran diri dan manajemen diri, murid akan mampu untuk mengelola emosi dan motivasi diri sehingga akan tercipta kemandirian dan akhak yang mulia sesuai dengan nilai profil pelajar Pancasila. Dengan kompetensi kesadaran sosial dan kemampuan berelasi akan mendorong kemampuan bergotong royong dan berkebhinnekaan global dengan saling menjunjung tinggi toleransi. 

Dengan kompetensi pengambilan keputusan yang bertanggungjawab, murid akan mampu bernalar kritis memikirkan sebab-akibat serta konsekuensi dari setiap tindakannya. Dengan demikian, pemebelajaran sosial dan emosional sangatlah terkait dengan visi guru penggerak.

4.  Kaitan pembelajaran sosial dan emosional dengan modul 1.4 (Budaya Positif)

Agar tercipta budaya positif di lingkungan sekolah, masing-masing individu haruslah memahami dan meningkatkan kompetensi sosial dan emosional. 

Guru dan tenaga kependidikan haruslah bisa menjadi teladan dalam penerapan budaya positif di sekolah. Guru dan tenaga kependidikan harus terus belajar dan berkolaborasi untuk menciptakan budaya positif yang diharapkan. Sebagai landasan dalam penerapan budaya positif, maka guru harus menguasai pembelajaran sosial dan emosional dengan baik agar bisa mengontrol emosi diri dan bersosialisasi dengan orang lain terutama dengan murid. 

Selain itu, guru juga harus menerapkan pembelajaran sosial dan emosional kepada murid sebagai upaya penanaman karakter positif kepada untuk mendukung terciptanya budaya positif di sekolah. Dengan demikian, pembelajaran sosial emosional sangatlah erat kaitannya dengan budaya positif di kelas maupaun di lingkungan sekolah.

5.  Kaitan pembelajaran sosial dan emosional dengan modul 2.1 (Pembelajaran Berdiferensiasi)

Salah satu pemebelajaran yang berpihak murid adalah melalui pembelajaran berdiferensiasi (modul 2.1). Dengan menerapkan pembelajaran berdiferensiasi, kebutuhan belajar masing-masing individu akan terpenuhi. 

Dengan mengintegrasikan pembelajaran sosial emosional ke dalam pembelajaran berdiferensiasi, maka pembelajaran menjadi lebih bermakna karena bukan hanya aspek pengetahuan saja yang dibangun, namun aspek sikap dan keterampian juga terbangun.  Sehinggga pemebelajaran sosial dan emosional juga sangat berkaitan dengan modul 2.1 yakni pembelajaran berdiferensiasi.


Pengalaman dan  pemahaman saya  hingga tahap 2.2.a.8 Koneksi Antar Materi  :

  • Sebelum mempelajari modul ini, saya berpikir bahwa dengan menerapkan pembelajaran berdiferensi, kebutuhan belajar murid akan terpenuhi sehingga guru hanya fokus pada pemenuhan kebutuhan murid dari segi kesiapan belajar, minat, dan profil belajar.
    Namun setelah mempelajari modul ini, ternyata ada hal yang tidak kalah penting untuk diterapkan kapada murid yakni pembelajaran sosial dan sosial dan emosional yang bisa diintegrasikan dengan berbagai cara antara lain melalui pembelajaran eksplisit, integrasi dalam praktik mengajar guru dan kurikulum akademik serta menciptakan iklim kelas dan budaya sekolah. 

  • Sehingga memungkinkan individu untuk mengembangkan kompetensi akademik dan kesejahteraan psikologis (well being) secara optimal dengan adanya lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua warga sekolah.
  • Berkaitan dengan kebutuhan belajar dan lingkungan yang aman dan nyaman untuk memfasilitasi seluruh individu di sekolah agar dapat meningkatkan kompetensi akademik maupun kesejahteraan psikologis (well-being),  3 hal mendasar dan penting yang saya pelajari adalah:
    • Peningkatan 5 (lima) kompetensi sosial emosional, yaitu kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggungjawab.
    • Kesadaran penuh (mindfulness) sebagai dasar penguatan 5 (lima) kompetensi sosial dan emosional.
    • Penerapan pembelajaran sosial dan emosional kepada murid dan penguatan PSE guru dan tenaga kependidikan sehingga dapat mendukung terwujudnya well-being ekosistem sekolah.
  • Berkaitan dengan no 2, perubahan yang akan saya terapkan di  kelas dan sekolah:

a. bagi murid-murid : saya akan brupaya untuk mengintegrasikan pembelajaran sosial dan emosional dalam pembelajaran dan juga membuat kegiatan-kegiatan sekolah yang menjunjang penguatan pembelajaran sosial dan emosiona bagi murid. 

b. bagi rekan sejawat : saya akan berusaha menjadi teladan yang baik yang bisa memberikan dampak positif bagi rekan sejawat dalam hal penguatan kompetensi sosial dan emosional. Saya juga akan mengajak rekan sejawat untuk sama-sama belajar dan berkolaborasi dalam menerapkan pembelajaran sosial dan emosional di kelas dan lingkungan sekolah agar bisa mewujudkan well-being ekosistem sekolah.



Salam Guru Penggerak,

Tergerak, Bergerak, dan Menggerakkan

Ika Kurniawati (CGP Angkatan 10 Bojonegoro)

Bekti Widodo (Fasilitator)

Rina Hartatik (Pengajar Praktik)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun