Masih beradaptasi dengan New Normal secara universal, masyarakat dunia terus menyelaraskan segala bidang dalam kehidupan sehari hari sesuai dengan protocol kesehatan. Mulai dari bidang medis, sosial, keuangan, seni, dan pendidikan. Bagi kamu yang sedang memperjuangkan untuk berkuliah di Timur Tengah, tentu kamu akan bertanya-tanya, bagaimana sih peraturan pendaftaran seleksi beasiswa di tengah pandemic yang pasti menyertakan protocol kesehatan ? Nah artikel berjudul pengaruh kemampuan Bahasa Arab terhadap seleksi beasiswa di Timur Tengah.
New normal, seleksi serba online
Seperti yang kita ketahui sejak dulu, jalur mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas di Timur Tengah mayoritas diselengarakan oleh Kementrian Agama, Kedutaan Besar, LPDP maupun sumber lain.
Tanpa perlu ditanya, pasti proses seleksi beasiswa mulai dari pengumpulan berkas, pendistribusian nomor pendaftaran, info jadwal seleksi hingga pelaksanaan seleksi itu sendiri akan berpindah ke cara online atau daring.
Sebelum kita lanjut membahas apa saja materi seleksi masuk universitas di Timur Tengah, mari sama sama kita memahami bahwa ketika kita memutuskan ambil kuliah seperti di Mesir, Yaman, Arab, Maroko, Sudan dan sebagainya, artinya kita juga harus nyemplung ke dunia sosial masyarakat berbahasa Arab. Ini penting untuk dipahami sebelum merasa terbebani dengan persiapan tes tulis ataupun lisan.
Menurut suatu sumber, proses seleksi beasiswa di Timur Tengah baik dari berbagai jalur, semenjak new normal ini melalui sistem komputersasi. Materi yang akan diujikan pada tes tulis meliputi akademik, hafalan/bacaan Alquran, pemahaman bahasa arab serta wawasan kebangsaan.Â
Selanjutnya tes lisan akan dilaksanakan melalui wawancara yang digunakan untuk menggali dan memastikan calon mahasiswa baru ke Timur Tengah terbebas dari ekstrimisme yang menentang ideologi negara.
Mulai saja, lalu sempurnakan
Bagi beberapa dari kita yang memiliki keinginan besar untuk bisa berkuliah di Timur Tengah, meski belum memiliki kemampuan berbahasa Arab secara sempurna.
Jika kamu adalah salah satunya, percaya lah, bahwa keberhasilan kita tergantung besar pada action yang kita ambil. Jadi, kamu udah tau dong apa yang harus kamu lakukan ? Ya ! Mulai aja dulu untuk mendaftarkan diri.
Baru setelah kamu memulai, kamu harus menyempurnakan apa yang sudah kamu mulai secara belum sempurna. Mau tidak mau, pasti kamu harus belajar untuk meningkatkan kemampuan Bahasa Arab kamu, baik dalam aspek tulis-baca-mengarang-mendengar. Waduh harus belajar ke mana?
Jangan kuatir, zaman sekarang banyak yang menyediakan kelas online maupun offline. Kamu bisa ambil kursus di Kampung Arab Pare ataupun Organisasi Internasional Alumni Al-Azhar (OIAA) Indonesia.
Nah agar peta penyempurnaan kamu makin jelas, ada 2 hal yang harus kamu jadikan perhatian untuk bisa lolos seleksi masuk universitas di Timur Tengah. Hal yang pertama yaitu Ujian Tulis berupa multiple choice dan Insya' (Mengarang dalam bahasa Arab), kamu punya waktu 90 menit untuk menyelesaikannya.
Soal Multiple Choice terdiri atas 60 butir soal dalam bahasa arab, meliputi pengetahuan bahasa arab (Hikayat, Nahwu, Sharaf, Mufradat, dan Balaghah) dan soal Ulumusy Syar'iyah (Hafalan Al Quran dalam bentuk tulisan, Hadits, Fiqh, Tarikh dan Ilmu Kalam)
Untuk Soal Insya' (mengarang dalam bahasa arab) teknisnya akan di berikan di kertas soal, biasanya peserta dipersilahkan bebas untuk memilih satu dari tiga tema yang telah dipersiapkan panitia. Hal yang kedua yaitu tes lisan yang terdiri dari 2 bentuk, yaitu; wawancara dalam bahasa arab dan tes hafalan Al quran.
Semoga artikel berjudul pengaruh kemampuan bahasa arab terhadap seleksi beasiswa di Timur Tengah diatas bisa membantu kamu. Beranikan diri untuk memulai, sempurnakan ikhtiar dan tetap menyerahkan hasil akhri kepada Allah Sang Pemilik Alam Semesta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H