Mohon tunggu...
Ika Hentihu
Ika Hentihu Mohon Tunggu... -

Ika Farihah Hentihu lahir dan besar di kota Malang Jawa Timur, pengajar di jurusan sastra Inggris. Saat ini sedang tertarik kepada sejarah, antropologi dan budaya Sulawesi khususnya Sulawesi Selatan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sapu dan Cikrak

25 Oktober 2011   03:54 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:32 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi2 buta masih belum pula adzan shubuh berkumandang, adik2 kost dirumah bersiap menuju ke masjid untuk menunaikan sholat shubuh. Tiba2 dikagetkan dengan suara teriakan penghuni kost putra tepat di depan rumah. Mereka jadi ragu untuk meneruskan perjalanan. Berangkat atau tidak, mereka saling memandang. Saat itu kejadian masih belum selesai tepat didepan rumah,keraguan pun muncul untuk segera melanjutkan berjamaah sholat shubuh di masjid atau hanya di rumah saja. Masih saja berpandangan terdengar para penghuni kost depan ada yang berteriak, lari menyusul dan ada yg hanya tolah-toleh karena bingung tidak tahu apa yang sedang terjadi.

“Maling..maling..maling!” begitu kerasnya terdengar beberapa penghuni kost di G4 yang sudah bangun dan mengetahui ada orang tak diundang masuk ke dalam. Tapi sia2 saja karena pagar dah terbuka lebar tanda si pencuri sudah melewatinya.

Akupun bergegas bangun dan segera lari membuka pintu depan melihat apa yang terjadi di depan rumah. Tidak ada yang bisa jelas memberi jawaban karena saat itu masih pagi2 buta dan semua dalam keadaan masih tidur pulas. Hanya pemilik kamar yang dijarah saja yang lagi sibuk dan bingung. Dia masih belum kembali dari pengejaran, lari mencari pencuri yang amblas membawa dua buah laptop dan dua buah handphone katanya.

Dan pagi sudah mulai menyapa, saya mulai membersihkan halaman dan jalan yang tertutup oleh daun2 kering, jatuh dari pepohonan di rumah kami. Kusapu sedikit2 karena jam 9 nanti akan ada bayi dan balita berdatangan untuk menimbang dalam acara pos yandu. Kulihat pagar pintu rumah depan terbuka sedikit dan keluar seorang pemuda. Namanya Putra seorang mahasiswa Universitas Brawijaya yang baru saja menyelesaikan studinya. Dia hendak menyapu halaman juga disitu. Sapu lidi dan cikrak sudah di tangan.

Buru2 kutanya dia. “Putra, apa yang terjadi tadi, apa yang hilang?” kuberondong dengan pertanyaan menyelidik. Putra yang dari sejak tadi sudah bersiap akan bersihkan halaman pun menjawab dengan pelan. “Itu mbak, si Doni kehilangan laptop dan hp masing2 dua buah” enteng terdengar bicaranya. Maklum bukan dia yang kecurian. Coba kalau dia yang kecurian, mungkin dia nggak akan membersihkan halaman rumah kost dia sekarang.

“Oh!” aku terperanjat. Banyak banget yang diambil oleh pencuri itu. Benar-benar menggasak isi kamar. Lumayan juga kalau dijual tuh. Kutanya kembali pada Putra, “..tapi gimana sekarang, pencurinya tidak bisa ditangkap?” sambil masih penasaran  kuberondong dengan pertanyaan lagi.

Dan dengan santai dia menjawab dengan mengayun-ayunkansapu di tangan kanannya dan cikrak di tangan kirinya. Di tidak sadar kalau perbuatannya itu membuatku geli. Persis lawakan suroboyoan yang kulihat di JTV. Cikrak dan sapu itu mengayun bersamaan dengan tangan dan ekspresi dia yang lagi berbicara..

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun