Sumber foto: Tempo.co
Opini: Demonstrasi 4 Tuntutan oleh BEM SI Diwarnai Kericuhan
Oleh: Ika Fadhilah Ariyanti - 21010021
Mahasiswi Stikosa-AWS
Demonstrasi di depan Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, (11/04/2022) oleh BEM Seluruh Indonesia (BEM SI). Para demonstran dari berbagai kampus itu turun ke jalan sambil menyuarakan tuntutan mereka kepada wakil rakyat. Massa mulai berjalan sekitar pukul 13.46 sambil membawa spanduk yang menyuarakan keresahan mereka terhadap kinerja pemerintah. Mulai dari mafia minyak, kasus korupsi, wacana 3 periode, dll. Aksi ini adalah lanjutan dari aksi yang telah dilaksanakan pada 28 Maret 2022. Dikutip dari liputan6.com , Mulanya aksi akan dilakukan di depan Gedung Istana Negara kemudian dipindah ke Gedung DPR RI. Perpindahan lokasi terjadi karena informasi dari Presiden Jokowi tentang pelaksanaan pemilu yang akan diselenggarakan pada 14 Februari sesuai dengan ketentuan pemerintah dan DPR. “Selain itu tersebut bertujuan untuk mengawal jalannya konstitusi yang menjadi tugas pokok dari legislatif (DPR)”, ujar Luthfi Yufrizal, Koordinator Media BEM SI 2022. Terdapat empat tuntutan yang dibawa pada demo senin lalu, yaitu:
-
Wakil rakyat didesak dan dituntut agar mendengarkan dan menyampaikan aspirasi rakyat bukan aspirasi partai.
Wakil rakyat didesak dan dituntut untuk menjemput aspirasi rakyat sebagaimana aksi massa yang telah dilakukan di berbagai kota mulai dari 28 Maret hingga 11 April 2022.
Wakil rakyat didesak dan dituntut untuk tidak berkhianat pada konstitusi negara dengan melakukan amandemen serta menolak penundaan pemilu 2024 atau 3 periode.
Wakil rakyat didesak dan dituntut untuk menyampaikan kajian disertai 18 tuntutan mahasiswa kepada Presiden yang hingga saat ini belum terjawab.
Sebagai wakil yang rakyat yang dipilih dan dari rakyat, tentunya tuntutan tersebut harus dilaksanakan. Karena, kerap kali kepentingan rakyat ditunggangi oleh kepentingan pribadi atau partai.
Meskipun, Luthfi telah menyampaikan demonstrasi bertujuan damai nyatanya demonstrasi tersebut mengalami insiden dan kericuhan. Dilansir dari tempo.co Ade Armando, Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP UI (Universitas Indonesia) dikeroyok massa ketika demonstrasi berlangsung. Selain dikeroyok, beliau juga hampir ditelanjangi hingga akhirnya dapat dievakuasi oleh pihak kepolisian ke dalam Gedung DPR RI.