Mohon tunggu...
Didi Suprapta
Didi Suprapta Mohon Tunggu... Administrasi - blogger | photographer | marketer | fasilitator Google Gapura Digital

Motret untuk IKADS Photography Ngurusin tour & travel BaliAdventours.com Bantu istri di AvrilMart Ngehost experience di Airbnb.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pulau dengan Seribu Made

25 Januari 2012   02:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:29 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Saya pilih nama Made, karena Made adalah nama paling populer dalam jajaran nama depan masyarakat Bali. Meski masyarakat luar Bali seringkali salah panggil dengan menyebut kata Madé, tetap saja Made menjadi nama depan paling beken. Mungkin karena dikaitkan dengan kata made (English).

Selalu terdengar lucu ketika sinetron atau FTV dengan setting Pulau Bali. Tokohnya pasti Made, dan tokoh dalam FTV biasanya tidak fasih memanggilnya. Terjadilah panggilan Madé, bukan Made.

Di Bali, ada ratusan ribu orang dengan nama depan Made. Made adalah nama depan untuk anak kelahiran kedua atau kelima. Berlaku baik untuk pria maupun wanita. JIka ada ratusan ribu orang dengan nama Made, ada ratusan ribu juga dengan nama depan lainnya: Wayan, Nyoman dan Ketut. Biar tidak penasaran, berikut ini saya tulis sedikit mengenai asal-usul kata depan yang dipakai nama warga Bali.


  1. Wayan, digunakan untuk anak pertama baik untuk pria maupun  wanita. Wayan berasal dari kata "wayah", "wayahan" yang artinya tua atau lebih tua. Selain Wayan, anak pertama biasa diberi nama Gede atau Putu. Kata Gede artinya besar. Mengacu kepada anak paling besar atau paling tua. Sedangkan Putu, bahasa Bali halus dari cucu.
  2. Made, digunakan untuk anak kedua. Berasal dari kata 'madia', yang artinya tengah. Selain Made, biasa juga dipakai kata Nengah, yang memiliki arti sama yaitu tengah. Ada juga yang memakai nama Kadek
  3. Nyoman, untuk anak ketiga. Berasal dari kata uman, yang artinya sisa atau akhir. Sebenarnya masyarakat Bali mengenal KB jauh sebelum KB menjadi program pemerintah. Jika nama Nyoman ini berarti paling akhir atau sisa, sebenarnya itu adalah model pembatasan kelahiran dari keluarga Bali. Sayangnya, karena keterbatasan alat-alat medis, banyak juga yang kebobolan hingga melahirkan anak keempat atau kelima dan seterusnya. Masalah lain karena masyarakat Bali menganut sistem patrilineal, mengikuti garis keturunan si Bapak. Masalah ini menimbulkan masyarakat Bali berusaha mendapatkan anak laki-laki. Dan ketika belum tercapai, tentu saja orang tua akan berusaha semaksimal mungkin mendapatkannya. Program KB ala Bali bobol. Lahirlah anak keempat
  4. Ketut, yang berasal dari kata Kitut. Artinya tidak diharapkan. Nah, ini adalah anak yg tidak diharapkan sekaligus paling diharapkan. JIka 3 kakaknya wanita dan anak keempat ini adalah laki-laki, anak ini adalah anak yang paling diharapkan dalam sebuah keluarga.

Selain 4 nama di atas, ada gelar atau sandang yang diapaki di depan nama tadi. Untuk pria biasanya diawali dengan sandangan I. Dan wanita dengan kata sandang Ni.

Nah, sekarang jika anda menemukan nama Ni Wayan Pria, anda tidak perlu tanya apakah dia anak laki atau perempuan. Dia memakai nama Ni, artnya cewek. Dan Wayan artinya anak pertama. Dan Pria adalah real name.

Jadi begitulah, kenapa ada ratusan ribu warga Bali dengan nama yang sama. Mari berkenalan dengan lebih mudah dengan anak-anak Bali.

@ikads

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun