Casillas tak dapat membendung air matanya saat peluit panjang 2x45 dan tambahan 2x15 menit ditiup oleh sang wasit Howard Webb asal Inggris dini hari tadi. Pergelaran 4 tahunan ajang piala dunia itu pun resmi ditutup dengan kemenangan Spanyol atas Belanda 1-0. Ajang paling bergengsi insan sepak bola dunia ini menjadi tolak ukur kehebatan masing-masing tim dari setiap negara untuk menunjukan kemampuan terbaiknya. Tensi yang panas pasti tercipta saat laga final, tak terkecuali dalam final ini. Lebih dari 6 kartu kuning dan 1 kartu merah menandakan sengitnya pertandingan. Belum lagi banyaknya diving yang dilakukan pemain, dan insiden seperti Zidane mungkin memang tidak terjadi, tapi yang hampir serupa, insiden penendangan ke dada pemain Spanyol, Xabi Alonso oleh De Jong. Casillas, sebagai seorang kapten mempunyai beban berat dalam mengemban tugas terutama menjadi jendral di laga final yang disaksikan jutaan pasang mata di dunia tentunya "layak" untuk menangis ketika Iniesta berhasil lolos dari offside dan membuat gol kemenangan. "Casillas membuat cowok terlihat seksi saat menangis," ujar salah satu teman di account facebooknya. Casillas memang layak memperlihatkan air matanya di hadapan publik karena rasa lelah dan tekanan batinnya seolah telah hilang. Spanyol memang hebat. Spanyol adalah tim kedua yang berhasil mengalungkan Piala Dunia dan Piala Eropa dalam kurun waktu 2 tahun sekaligus, setelah Jerman. Spanyol pun melewati hadangan yang berat saat melawan Jerman di semifinal. Muka kekecewaan tak luput dari wajah para pemain Belanda. Sebagai tim yang bagus namun tidak pernah menang piala dunia ini tahun ini dirasa paling tepat untuk mengahiri kutukan itu. Namun apa daya, protes keras pemain Belanda yang besikukuh mengatakan Iniesta terkena offside pun malah berbalas kartu kuning oleh sang wasit. Miris. Sedangkan Afrika Selatan sudah sepatutnya bangga. Jelas, bukan karena prestasi persepakbolaan Benua Hitam itu tahun ini, namun lebih karena keberhasilan mereka menyelenggarakan ajang Piala Dunia. Salut! Closing Ceremony tampil begitu impresif dan memukau. Shakira dan ratusan penari dan penyayii penutup pagelaran akbar tersebut dengan apik. Tradisi lokal Afrika bercampur dengan dahsyatnya penggambungan dengan multimedia membuat seolah kita bukan berada di ajang piala dunia. Lebih mirip saat presentasi di kantoran atau di perusahaan. Karena efek-efek slide show, musik, dan terakhir adalah kembang api yang muncul saat Spanyol memegang tropi sangatlah ciamik. Benar kata Shakira, This Time For Africa. Benar kata Paul si gurita, This Time For Spain. Viva la Furia Roja! [caption id="attachment_191548" align="alignleft" width="300" caption="Tangis Casillas"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H