Datangmu membawa secangkir madu hangat..
tampak tulus kau tawarkan padaku..
menguapkan manis , madu kala itu ..
singkat manisnya buatku gelisah...
teramat kalah..
terlalu cepat..
ah,aku tak mengerti !
terlentangjuga genggam keteguhan hidupku..
yang selama ini mengepal sombong..
atas ketersingkatan waktu yang mengguna-guna...
tak paham,kesadaranku lenyap..
ku gadaikan keangkuhanku..
ku jemput secangkir madu dari tanganmu...
namun,keambiguan yang kau sampaikan..
sempat ku tanyakan kenapa kau tawarkan itu padaku ?
diam, janganlah ada yang tau walau sekedar angin..
begitu kira-kira katamu...
kau penjarakanku dalam genangan kebisuan resah...
seresah kemarau menanti hujan..
Amarah nafsu mnyerbu tiada ampun...
terpaksa ku rampas kebisuanmu...
secuil bisumu terpenggal juga..
kau kata,
"tak ku temukan yang ku cari"
Aku tak mengerti apa yang kau cari ...
Aku masih belum mngerti...
Kutelan mentah-mentah kalimatmu kala itu...
Tamparan, anggapku saat itu..
Hingga kobar emosi berkata :
“tamparanmu menguatkanku berdiri di kebisuan waktu....
tertawalah...
tampak teramat kalah sekali aku di hadapmu...
tertawalah..
karakter madumu keterlaluan bagiku..
tertawalah...
kemenangan berpihak padamu...
tertawalah...
wahai karakter madu..
menghardikku terbangun dari ceruk mimpi...”
hasrat benar-benar perkasa memperbudakku saat itu..
terseretlah aku dalam kenafsuan....
benci,kecewa,dan sakit menyatu ...
emosi merayu kalbu...
tega kulempar cerca untukmu..
tak pantaskah aku mengkoarkan rasa itu..?
Atas caramu yang melarikan hatiku sebegini jauh....
Jelas,terbudak habis-habisan oleh nafsu aku saat itu...
Ditemani tangis yang bingung...
Aku mulai tak mengerti apa yang aku tangisi..
Apa karena ambisi nafsu yang punah??
Apa ?atau apa ?aku tak tau mau apa
tak terpahamkan...tak termengerti...
dalam genangan kecewa...
setetes keyakinan meresap...
tes...
setetes yang menyakinkanku...
akan ketidakpercayaan siluman hatimu...
berubah ujud sebegini cepat...
setetes yang semakin memuai saat ini...
setetes yang mengajariku mengusir emosi...
sempat ingin ku tanyakan..
kenapa kau pilih aku tuk tempat pamerkan madu itu...??
kenapa tak ke lain saja..?
lalu apa yang kau cari ..??
tanyaku terbungkam janjiku..
janji tuk ganti terampasnya cuilan kebisuanmu...
sebuah rasa yang sampai sekarang belum aku mengerti..
aku masih belajar untuk mengerti...
aku ingin mengerti...
dijejak waktu perenunganku..
tanya berjubel dalam hati..
apa yang aku cari darimu...
apa yang ku tuntut darimu...
apa yang ku mau antara kau dan aku...
aku mulai belajar paham...
kepuasan ambisi nafsu lah yang kukejar saat ini...
ya ,aku pikir...
ini hanya sebatas kemunafikkan manusia...
untuk mengejar kesenangan nafsu...
aku sadar,
aku menangisi yang bukan hak...
menggetarkan jantung tuk yang belum berhak...
ingin ku pendam saja...
kusembunyikan serapi mungkin..
ku tak ingin Tuhan lebih cemburu lagi...
tapi,naluri manusiaku..
tak bisa ku ingkari...
aku ingin belajar mengerti segala rasa ini..
harapku waktu yang kan mengajariku...
menggerus penjara karakter madumu..
ataukah..
semakin menyedimenkan kalahku...
keras mengeras....
masih tak paham aku akan semua ini..
apa ini sejenak nafsu yang mampir..
ataukah aku benar-benar terjatuh...
bukan benci yang tumbuh..
tapi keinginan tuk mengerti segala caramu...
ya aku ingin mengerti..
tapi jalan pengertian susah tuk ku telusuri..
jika kau tak sediakan selilin saja tuk menerangi jalanku...
ku harap kau membantuku mengerti..
ketakutanku merajut..
jika sedimen sosokmu semakin keras..
mengeras..
keras...
aku benar-benar takut...
entahlah...
masa depan terlalu gaib tuk ku jamah...
yakinku saja,tak ada yang kebetulan dari NYA
Tersenyumlah wahai aku,Tuhan tahu lebih yang aku perlu...
(ika astutik_surabaya_21/04/2011)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H