Mohon tunggu...
Ika Anggreani
Ika Anggreani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menonton "Gatot Kaca Wisuda" di Museum Wayang

20 Desember 2023   12:18 Diperbarui: 20 Desember 2023   12:20 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Museum Wayang adalah salah satu museum yang terletak di Kota Tua Jakarta. Museum Wayang dikenal sebagai tempat menyimpan koleksi Wayang Indonesia atau juga pertunjukan-pertunjukan Wayang. Museum wayang  mengoleksi banyak wayang, sekitar lebih dari 4.000 buah wayang, yang terdiri dari wayang kulit, wayang golek, wayang kardus, wayang rumput, wayang jalur, topeng boneka, wayang beber dan gemilang.


Pada tanggal 24 September 2023, Universitas Pamulang Jurusan Sastra Indonesia mengunjungi Museum wayang untuk dapat menyaksikan pertunjukan pewayangan yang di adakan pada saat itu berada di dalam museum wayang. Pementasan wayang saat itu adalah pementasan Wayang Kulit yang berjudul Gatot Kaca Wisuda, yang di mana dimainkan oleh Bapak Ki Kasmin G. Wayang yang dimainkan menceritakan tentang perjalanan kehidupan Gatot Kaca Wisuda.


Sosok Gatot Kaca adalah salah satu tokoh yang populer dalam cerita wayang di Jawa Tengah. Gatot Kaca digambarkan sebagai sosok kesatria dari Pringgadani yang gagah perkasa. Sosok Gatot Kaca dalam cerita pewayangan Jawa digambarkan sebagai orang yang memiliki jiwa dan raga kuat bahkan dapat mengalahkan musuhnya dengan mudah. Oleh sebab, tidak heran jika sosok kesatria dari kerajaan Pringgadani ini memiliki slogan yang populer di kalangan masyarakat Jawa, yakni otot kawat tulang besi. Gatot Kaca adalah putra dari Bima yang merupakan bagian dari keluarga Pandawa. Gatot Kaca dilahirkan oleh seorang raksasa yang bernama Arimbi.


Cerita Gatot Kaca ini bermula pada saat Prabu Duryudana bersama gurunya Bagawan durna dan senopatinya Sengkuni, tengah menerima tamu Patih Brajadenta dari Ksatriaan Glagahtinunu. Kedatangan Brajadenta adalah  untuk meminta nasihat dari Raja Astina karena Gatot Kaca akan dinobatkan menjadi Raja Pringgondani. Brajadenta beserta adik-adiknya bersumpah untuk menyerahkan kerajaan Pringgondani kepada kakak perempuannya yaitu Arimbi (Ibu dari Gatot Kaca). Lalu kemudian Brajadenta dihasut oleh Begawan Durna dan Sengkuni, bahwa Brajadenta lebih berhak memegang tahta kerajaan Pringgondani daripada Gatot Kaca yang hanya anak dari Arimbi. Begawan Durna memanas-manasi Brajadenta bahwa Werkudoro yang membunuh kakak tertua mereka yang bernama Prabu Arimba dan Arimbi malah menikah dengan Werkudoro.


Brajadenta mulai memberontak bersama pasukannya menuju Pringgodani, mereka ingin merebut tahta kerajaan, sedangkan di kerajaan Pringgodani sedang terjadi Pisowanan Agung  yang di pimpin oleh Kresna dan Raja Dwarawati dan di hadiri oleh para pandawa dan raja-raja sekutu.


Hari itu adalah hari di mana Gatot Kaca di angkat menjadi seorang Raja Pringgodan dan mendapat gelar Prabu Anom Gatot kaca. Brajadenta pun tidak terima atas gelar yang di terima oleh Gatot Kaca sehingga terjadilah peperangan hebat antara Brajadenta yang di mana adalah pamannya sendiri.


Peperangan pun terus berlangsung dengan seru dan hebat, suatu ketika Brajadenta lengah dan terkena pukulan tepat di kepalanya oleh tangan kanan Gatot kaca yang telah di susupi sukma Brajamusti. Bersama itu Brajadenta tewas, kemudian secara tiba-tiba sukma ditangan kanan Gatot Kaca keluar dan mengerang kesakitan. Tanpa diduga Brajadenta dan Brajamusti kedua pamannya itu meninggal bersamaan. Lalu jasad kedua pamannya mulai mengecil dan rohnya masuk ke dalam tangan kanan dan tangan kiri Gatot Kaca menjadi sebuah keilmuan yang dikenal dengan nama Brajadenta dan Brajamusti.


Jadi, pesannya adalah pemimpin harus berani, dalam melindungi rakyat dan bertanggung jawab dengan segala risikonya. Gatot kaca berani melawan pamannya sendiri sebab dia harus mengayomi rakyatnya dari tindak angkara murka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun