Kenalin namaku Tara. Aku adalah seorang anak tunggal dari keluarga sederhana. Aku tinggal di sebuah planet namanya Zoya. Planet itu punya tetangga namanya planet Mezo tempat ayahku dulu bekerja. "Tara sudah siang bangun nak! teng!teng!teng! ", teriak ibu dari dapur sambil memukul-mukul wajan. Begitu mendengar terikan ibu, aku langsung bergegas bangun.
Kulihat jam tanganku dengan mata yang masih sayup-sayup tertulis tanggal 30 Maret 4031 pukul 08.00. Â Mataku terbelalak begitu teringat kalau hari ini adalah pembukaan pendaftaran sekolah Amama sekolah pembuat alat-alat canggih paling terkenal di kota ini,Melzama. Ujian masuk kesana sangat ketat bahkan aku sudah bertahun-tahun belajar membuat robot secara autodidak dari buku peninggalan ayahku agar bisa masuk kesana dan membanggakan orang tuaku."Aduh gimana ini waktu ujiannya 10 menit lagi padahal aku belum mandi", aku membatin.Â
Tanpa basa-basi aku memutuskan untuk langsung berangkat saja takut telat ujian. Aku berlari menuju garasi  mengambil skuter terbangku dan memakai helm pink dari ayahku.Nginggg ngingg kupacu skuter terbangku dengan kecepatan maksimal."Mau kemana nak!!! Ibuku berlari keluar rumah mendengar skuterku berbunyi. "Nanti ibu juga tau,jangan khawatir bu aku punya kejutan untuk ibu sepulang nanti" jawabku sambil melambaikan tangan kepada  Ibu.Â
Setelah 5 menit kupacu skuterku sampailah aku di pusat kota Melzama, ternyata disana sedang ada parade robot dari ilmuan paling terkenal di Melzama, Mr.Wawa. Robot-robot ciptaannnya keren dan banyak sampai memenuhi jalan kota. Ada robot yang berjalan dan terbang.Â
Aku dibuat semakin panik karena tak sadar waktu pendaftarannya tinggal 3 menit lagi, mana jalannya macet mau terbang tinggi juga skuternya sudah tua. Segera kuputar balik skuterku lewat jalan alternatif. Setelah sampai disana ternyata pendaftrannya sudah ditutup karena memang sekolah itu sangat disiplin dan ketat apalagi soal waktu.Â
Aku hampir menangis dibuatnya. Terlihat dari gerbang sekolah itu calon-calon siswanya sudah mulai merakit robot. Aku memutar balik skuterku dengan kecewa. "Brakk!!" aku jatuh tersungkur karena tiba-tiba  ada yang menabrak skuterku dari samping. Aduh maaf aku gak sengaja! Kamu gapapa kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H