Mohon tunggu...
Ika Agustyawati
Ika Agustyawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan mahasiwa Farmasi Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Semarang. Hobi saya adalah menulis dan mendengarkan musik. Motto hidup saya sendiri adalah "Ayo datang, bertarung, dan menang!!"

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Ketika Antibiotik menjadi Musuh: Bahaya Penggunaan yang Tidak Tepat

17 Desember 2024   20:00 Diperbarui: 17 Desember 2024   16:15 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Antibiotik adalah obat yang dipergunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengobati infeksi karena virus ataupun jamur. Penggunaannya pun tidak boleh sembarangan, dimana ia harus digunakan sesuai dengan resep dokter. Begitupun untuk pembeliaannya, antibiotik boleh dibeli hanya dengan menggunakan resep dokter.

Akan tetapi, antibiotik seakan dijadikan pilihan pertama dalam segala pengobatan. Antibiotik sering dicari masyarakat untuk mengatasi gejala-gejala seperti batuk, pilek, dan demam, dimana pasien dengan gejala tersebut sebenarnya tidak perlu antibiotik. Ia hanya cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi. Berbeda lagi jika gejala tersebut sudah diderita lebih dari 3 hari, maka harus segera dikonsultasikan ke dokter, karena dikhawatirkan gejala yang muncul merupakan respon tubuh adanya infeksi bakteri.

Pemberian antibiotik juga tidak boleh sembarangan. Dengan berkonsultasi ke dokter, maka dokter akan mempertimbangkan apakah pasien tersebut memerlukan antibiotik serta antibiotik jenis apa yang sesuai dengan gejala pasien. Selain itu, dokter juga akan memastikan bahwa pasien tidak memiliki alergi terhadap suatu antibiotik, karena apabila pasien memiliki alergi akan fatal akibatnya.

Penggunaan antibiotik sendiri harus diminum rutin sampai habis dengan periode waktu 3-7 hari tergantung jenis dan tingkat keparahan infeksi. Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai seperti tidak dihabiskan atau berlebihan dapat menyebabkan terjadinya resistensi. Resistensi adalah suatu kondisi dimana bakteri menjadi kebal terhadap efek antibiotik, sehingga tidak lagi dapat dibunuh atau dihambat pertumbuhannya oleh obat tersebut. Akibat resistensi sendiri yaitu infeksi yang sebelumnya mudah diobati menjadi lebih sulit untuk ditangani, meningkatkan risiko komplikasi serta membutuhkan biaya perawatan yang lebih mahal.

Resistensi antibiotik adalah masalah kesehatan serius yang tidak boleh diabaikan. Setiap tahun, sekitar 700 ribu orang di seluruh dunia meninggal akibat kondisi ini. Menurut Ni Nyoman Sri Budayanti, Koordinator Udayana One Health Collaboration Center (OHCC), jumlah tersebut dapat terus meningkat jika tidak segera ditangani. Bahkan, diperkirakan pada tahun 2050, angka kematian akibat resistensi antibiotik bisa mencapai 10 juta orang pertahun.

Meskipun begitu, masyarakat tidak perlu khawatir dalam menggunakan antibiotik selama penggunaannya sesuai dengan aturan yang diberikan oleh dokter atau tenaga kesehatan. Jika antibiotik digunakan dengan tepat, yaitu sesuai dosis, jadwal dan periode waktu yang dianjurkan, obat ini tetap aman dan efektif untuk membantu melawan infeksi bakteri. Penggunaan yang benar akan memastikan bakteri penyebab penyakit teratasi sepenuhnya, sehingga pasien dapat mencapai kesembuhan tanpa risiko resistensi antibiotik. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan dokter dan tidak menghentikan penggunaan antibiotik sebelum waktunya, meskipun gejala penyakit sudah membaik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun