Mohon tunggu...
Ika Rahutami
Ika Rahutami Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Perempuan biasa yang mencoba mencuri waktu untuk berwisata, membaca, menulis, memotret, di tengah kesibukan riset dan mengajar

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Langit Perak, Laut Biru Nabire

11 Agustus 2011   08:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:54 1065
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Kami anak Papua, cinta pantai..... kami anak Papua, selalu cinta pantai..." Lagu yang lebih mirip dengan teriakan anak-anak kecil menggema di sepanjang Pantai MAF-Nabire... dengan riang mereka menyusur dermaga kecil - kadang menggandeng adiknya - dan byurrrr...... meloncat ke laut dengan berbagai gerakan. Wowww..... pemandangan yang langka bagiku yang baru pertama kali menginjak Nabire Papua.... Keindahan celoteh anak-anak mengiringi matahari jingga yang menggelantung di langit perak, dan akhirnya menyentuh cakrawala. Nabire.... sebuah kabupaten yang cukup ramai di teluk Cendrawasih. Di sela kehidupan yang tenang Nabire menyimpan pantai-pantai yang cantik. Bukan hanya pantai milik publik... tapi karena sebagian penduduk berada di pesisir atau sepanjang teluk, mereka seakan memiliki pantai pribadi yang setiap saat bisa direnangi.... atau hanya sekedar duduk melamun tenang di bawah nyiur. Dan betapa bahagianya aku: Ika Rahutami, bisa mencium wangi ombak Nabire di sela-sela waktu riset. Pantai MAF. Pantai ini adalah pantai yang paling dekat dengan Kota Nabire. Hanya berjalan sedikit dari pusat kota maka kita bisa melihat ombak bergulung. Dengan disain yang kalau dikembangkan akan cukup manis [sekarang masih dalam tahap pengembangan sepertinya], maka pantai ini bisa menjadi daya tarik tersendiri. Di sekitar pantai terdapat batu-batu pemecah ombak yang cukup besar. Di sekelilingnya telah dibangun semacam trotoar jalan kaki, yang bisa juga dinikmati sambil nongkrong dan membeli makanan yang banyak dijual kaki lima di sana. Pohon ketapang yang mulai ditanam, tampaknya akan menjadikan daerah pantai ini bisa menjadi pusat rekreasi, olahraga, bahkan kesenian. Pantai Nusi. Pantai Nusi terletak sekitar 1 jam perjalanan dari Nabire. Sepanjang perjalanan yang lengang, kita disuguhi pemandangan laut yang biru jernih. Sebelum sampai ke Pantai Nusi... tiba-tiba kami berteriak ke Pak Agus, driver mobil sewaan kami...."Pak..... berhenti dulu.... ada pantai yang cantik". Kami tidak tahu pasti nama pantai itu. Aku lebih suka menyebutnya Hidden Beach. Pantai ini terletak di balik hutan kecil. Dengan kaki berjingkat, karena beberapa belukar menghalangi turun ke pantai, kami akhirnya bersorak-sorak karena menemukan keindahannya. Wowwww..... sepi... hanya sampan kecil yang tambat, dan pohon tumbang yang menambah eksotisme pantai itu. Setelah puas berfotoria, perjalanan dilanjutkan ke Pantai Nusi. Untuk masuk ke Nusi, kami harus membayar retribusiRp 30.000,00. Mobil parkir dibawah rerindang pohon, dan kembali kami lepas sepatu dan mengeksplorasi setiap sudut pantai. Sebenarnya kita bisa menyeberang naik sampan ke pulau Nusi. Sayang kami tidak sempat melakukankannya. Pantai Gedo. Pantai Gedo ini kami kunjungi ketika perjalanan pulang dari Nusi. Sebenarnya pantai ini hampir sama dengan 3 pantai sebelumnya. Sepi, langit biru yang tenang, beberapa pohon rindang. Asyiiikkkk.... Oh ya... kami disambut puluhan kupu kuning ketika masuk Gedo. Kupu berterbangan kian kemari seakan tidak peduli kami datang, dan jumlahnya ratusan kupu..... indah sekali. Pokoknya.... Nabire memiliki pantai-pantai yang layak untuk dikunjungi. Jadi.... bila sempat ke Nabire.... jangan lupa datanglah ke pantai-pantai indah itu. Catatan Transportasi. Dari Jawa, Nabire dapat dicapai dengan pesawat terbang. Meski jadwal tidak setiap hari ada, terdapat dua alternatif melalui Ambon - Kaimana - Nabire, atau Biak - Nabire. Selama di Nabire ada beberapa persewaan mobil, dan ojek motor yang siap mengantar. Akomodasi. Ada beberapa penginapan di Nabire, setidaknya dua penginapan besar. Room ratenya tergantung jumlah orang dalam satu kamar. Makan pagi disediakan, walaupun hanya roti tawar dan kopi atau teh Kuliner. Nabire tidak terlalu hebat dalam kuliner. Sebagian besar kuliner sangat dipengaruhi kaum pendatang terutama Jawa dan Makasar. Ikan bakar merupakan menu yang wajib dicoba. Ikan yang sangat segar dan buesssarrrr menjadi daya tarik sendiri. Kalau ingin merasakan sensasi jajanan, barapen, atau pun belanja di pasar tradisional datanglah ke beberapa pasar di sana. Sangat eksotis.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun