Mohon tunggu...
Ika Kartika
Ika Kartika Mohon Tunggu... Lainnya - Communicating Life

pelayan masyarakat selama lebih dari 20 tahun and keep counting, belajar ilmu komunikasi sejak lahir.

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Dua Puluh Tiga Tahun Lalu, Bayar Berapa Jadi PNS?

22 Oktober 2024   11:26 Diperbarui: 24 Oktober 2024   18:17 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ide menjadi PNS datang dari calon suami saya saat itu. Dia yang asli orang Serang kasih kabar bahwa provinsi baru telah terbentuk dan jika memang kita akan serius ke jenjang berikutnya maka dia yang telah lebih dulu bekerja di Serang berharap saya bisa bekerja di sana juga.

Saat itu, saya sudah bekerja di sebuah perusahaan Bandung, dan boss saya orang Australia. Sambil nyolong-nyolong cuti, saya juga melakukan rangkaian proses rekrutmen di salah satu perusahaan media ternama di ibukota, idaman para lulusan ilmu komunikasi se Indonesia.

Sungguh, tak pernah saya bayangkan menjadi PNS. Yang ada di benak saya adalah menjadi wanita karir di Jakarta, bekerja di perusahaan media, bahkan menjadi wartawan di sana.

Takdir berkata lain, saya menjadi PNS di daerah lalu menikah, dan tak terasa telah 23 (dua puluh tiga) tahun karir ini saya jalani.

Di awal-awal jadi PNS, memang tak ada yang secara eksplisit menanyai saya; "Bayar berapa?".

Entah sungkan, entah tak yakin juga saya punya uang untuk bayar atau malah bingung siapa kira-kira pejabat yang menitipkan karena saya relatif tak punya kerabat di sana. 

Lebih sering saya mendengar dalam obrolan-obrolan warung kopi, atau tulisan-tulisan di koran lokal yang menyatakan proses rekrutmen CPNSD penuh dengan tipu muslihat. Semua yang lolos adalah titipan pejabat.

Darah muda saya yang masih mendidih, ditambah hobi saya menulis, membuat saya tak tinggal diam atas tulisan-tulisan di media lokal tersebut. 

Pada suatu kolom 'Surat Pembaca' di salah satu media lokal ternama, dengan lugas seorang pembaca menulis bahwa 99,99% CPNSD yang lolos rekrutmen tahun itu adalah orang-orang titipan.

Hari itu juga, saya tulis tanggapan atas surat pembaca tersebut, kurang lebih isinya: "Jika Saudara dapat membuktikan bahwa 99.99% CPNSD yang lolos rekrutmen Adalah orang-orang titipan, maka saya bersedia saat ini juga melepaskan status CPNS saya".

Teringat saat itu suami dengan mengendarai sepeda motor honda win andalannya saya tugasi mengantarkan surat dimaksud ke kantor pos di daerah Alun-Alun Kota Serang, agar bisa segera sampai di redaksi koran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun