Resensi Novel "Trauma"
"Semua lelaki pada awalnya juga baik, Kimara.
Tapi, lelaki itu seperti bumi. Mereka selalu berputar.
Mereka selalu punya kemungkinan berubah.
Hati-hati sajalah. Kamu masih terlalu muda,Â
nanti ada waktunya untuk semua ini."
Â
Trauma adalah salah satu novel karya Boy Candra yang diterbitkan pada tahun 2020. Novel dengan ketebalan 143 merupakan Sebuah novel remaja yang mengisahkan betapa traumanya gadis bernama Kimaraa saat mendapatkan perlakukan yang membuat ia tidak bisa lupa. Seperti ketika ia ditinggal seseorang yang Paling disayangi, dan mendapatkan perlakukan kekerasan.
Kimara yang berprofesi sebagai penulis muda yang sudah menerbitkan sembilan judul novel dan semuanya pernah bertengger di rak best seller toko-toko di Indonesia. Salah satu novelnya telah diadaptasi menjadi film layar lebar, yang dibintangi oleh aktor muda paling dikagumi remaja saat ini. Kehidupannya bisa dikatakan sukses di umur yang terbilang masih muda dan banyak orang lain ingin memiliki keseuksesaan seperti ia.
Hidupnya yang tampak sempurna seolah tidak ada celah untuk luka itu mungkin juga diingkinkan banyak orang. Namun jauh dari dalam dirinya, kesepian selalu datang menghampirinya dan kesedihan selalu disembunyikannya. Disisi lain, Kimara dituntut Ibunya untuk segera menikah, akan tetapi karena trauma masalalu mengenai lelaki di dalam sosok ayahnya sendiri membuat ia merasa tidak ada laki-laki yang bisa dijadikan teman berbagi hidup di dunia ini, karena semua lelaki menurut KImara sama bejadnya seperti ayahnya.
Cinta seharusnya membuat bahagia. Semua tampak sempurna seolah tidak ada celah untuk luka. Saat Kimara memasuki SMA dia jatuh cinta kepada temannya yang bernama Ardi, kemudian mereka mulai menjanlin hubungan asmaranya. Sejak saat itu, rasa cintanya itu membuat kembali merasa hidup dan menjadi wanita paling bahagia karena Ardi selalu memberi perhatian dan kasih sayang kepada Kimara. Hingga suatu ketika, cinta yang ia sematkan hatinya, cinta dari seseorang laki-laki yang belum pernah ia rasakan sebelumnya, kini mematahkan hatinya.
Dia hilang saat Kimara sedang sayang-sayangnya. Dia pergi saat perasaan berbunga mekar di hati. Semua rasa bahagia dihancurkan tanpa aba-aba. Semua harapan itu seperti dijatuhkan sesukanya. "Sejak saat itu, aku sadar bahwa orang yang aku kira paling menyayangi, ternyata paling bisa menyakiti hatiku begitu dalam. Dia pergi tanpa pernah berkata pergi. Dia hilang seperti ditelan malam setelah mengantarkanku pulang."(Kimara)
Kori Marsandi dia adalah pacar kedua setelah setahun menenangkan hati ditinggal tanpa kejelasan oleh Ardi. Pertemuan keduannya saat diacara kampus, dari situ mereka saling bertukar nomor HP. Hubungannya Kimara dengan Kori semakin dalam. Di balik sifatnya yang perhatian, ada beberrapa hal yang membuat Kimara tidak nyaman. Kori mulai mengatur dengan siapa Kimara boleh berteman, dan itu membuat Kimara risih. Kori merupakan salah satu senior yang terkenal suka main kasar pada junior yang tidak disukainya. Setelah tiga hari Kori tanpa kabar, kemudian mengajak pergi Kimara ke suatu tempat. Sepanjang jalan, Kori membuka obrolannya, disitu terdapat perdebatan kecil. Kemudian tiba-tiba mobil Kori berhenti di pinggir jalan yang sepi. Kori menampar diri sendiri, saat Kimara ingin menenangkannya malah ia mendaptkan perkatan kasar dan juga Kori mendorong kepalanya sampai terbentur dashboard. Itu adalah malam terburuk yang pernah dilalui Kimara dalam hidupnya. Kori menambah traumanya akan lelaki. Kori membuat merasa disayangi dengan cara menakutkan.
Deni Sandra adalah editor pertama Kimara di penerbit di tempatnya menerbitkan buku. Deni ini tipe editor yang santai untuk soal pakaian, tapi tetap terlihat rapi dan bersih. Perkenalannya dengan Deni terbilang tidak  sengaja.Setelah berjalan lama hubungannya kemudian Kimara bertanya pada Deni tentang bagaimana hubungannya apakah akan terus seperti ini atau berlanjut yang lebih serius. Namun jawaban Deni sangat jauh berbeda dengan Kimara pikirkan. Saat itu, Kimara sadar satu hal. Deni hanya ingin punya teman mengobrol yang lebih dari rekan kerja. Setelahnya, dia tidak pernah punya keinginan melebihi itu. Beberapa hari kemudian, Kimara memutuskan untuk mrengakhiri hubungannya dengan Deni.
"Aku hanya peru belajar dari perasaan-perasaan yang pernah ada.
 Hanya perlu menerima kenyataan dengan damai.
 Tidak semua hal baik selalu bisa kudapatkan.
 Kadang, pahit hidup adalah penempa diri untuk jadi lebih kuat.
 Tapi, ini jadi pelajaran paling berharga bagi diriku."
Â
Kekurangan : menurut saya di akhir ceritanya terkesan menggantung
Kelebihan : Bahasa yang digunakan mudah dipahami sehingga pembaca merasakan apa yang ada dalam cerita tersebut.  Cerita yang diangkat relate dengan kehidupan anak-anak yang mempunyai masalah mengenai kepercayaan terhadap seseorang. Dengan novel ini kita belajar bahwa untuk tidak berekspetasi tinggi terhadap  orang lain dan semua sewajarnya saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H