Mohon tunggu...
Ika Nurjanah
Ika Nurjanah Mohon Tunggu... Administrasi - Mahasiswa

Aku? Tidak sebaik yang kamu lihat dan tidak seburuk yang kamu dengar.

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Work From Home (Lagi), Bagaimana Dampaknya bagi Produktivitas Kerja Karyawan?

6 Juli 2021   17:49 Diperbarui: 9 Februari 2022   12:08 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mahasiswa Pendidikan Ekonomi Universitas Pamulang, Ika Nurjanah

Karyawan Perusahaan dan Pegawai Negeri Sipil (PNS) lainnya kurang lebih sudah tiga hari ini melakukan kegiatan Work From Home (WFH) atau bekerja dari rumah sesuai dengan himbauan Presiden Joko Widodo guna mencegah penyebaran Virus Covid-19 yang semakin masif. Semua orang saat ini merasakan rasa khawatir yang terus menghantui akan meledaknya jumlah pasien yang terjangkit virus Covid-19 atau yang sering kita sebut corona. Walaupun pemerintah menganjurkan untuk bekerja dari rumah namun tetap saja tidak bisa menghapuskan rasa cemas ataupun khawatir, jika kedepannya nanti banyak korban yang terjangkit virus Corona dan kita juga mungkin dapat terjangkit virus tersebut, karena tidak ada jaminan tubuh kita bisa bertahan untuk menghadapi virus tersebut atau tidak.

Work From Home (WFH) adalah Perubahan system kerja pada suatu perusahaan dalam memberi tugas dan tanggung jawab kepada karyawan dengan "melarang" karyawan bekerja di kantor dan berkumpul di ruangan, sehingga karyawan harus bekerja dirumah. Penerapan Work From Home (WFH) di Indonesia di katakan bukan karena organisasi yang bekerja dari budaya atau metode asal, namun untuk mengurangi persebaran Covid-19, sehingga pengambilan keputusan oleh manajer harus menerapkan WFH untuk menjaga produktivitas karyawan.

Dampak yang ditimbulkan akibat pandemi sangat luas, salah satunya adalah membawa perubahan besar di bidang pekerjaan. Skema bekerja dari rumah tiba-tiba harus dijalani oleh sebagian besar pegawai. Pertama, skema bekerja dari rumah tetap diinginkan oleh karyawan dengan besar presentase adalah 75%. Kedua, lebih banyak karyawan yang menginginkan bekerja dari rumah paruh waktu daripada bekerja dari rumah sepenuhnya. Hal ini menimbulkan keresahan bahwa bekerja dirumah dapat mengurangi produktivitas kerja bagi karyawan.

Sutrisna (2009) dan Simarmata (2020) memberikan penjelasan bahwa produktivitas merupakan keterkaitan antara input dan output. Input disini dari bahan, biaya dan SDM atau tenaga kerja, sedangkan outputnya adalah jasa atau barang hasil kegiatan. Produktivitas menjadi sesuatu yang krusial karena menumbuhkan harapan untuk ketercapaian target kerja yang telah ditetapkan oleh suatu perusahaan kepada karyawanya. Produktivitas kerja menjadi salah satu faktor perkembangan perusahaan. Pengelolaan SDM harus dilakukan di suatu perusahaan.

Hertanto (2017) menyatakan upaya untuk mencapai produktivitas kerja yang tinggi dapat didukung oleh salah satu faktor penting yaitu manusia atau orang adalah variable yang sangat krusial lantaran menentukan keberhasilan atau tidaknya suatu kegiatan atau usaha, hal ini di tentukan oleh perilaku karyawan diperusahaan. Masalah produktivitas ini dilihat dari berbagai aspek salah satunya adalah kemampuan karyawan dalam memegang pekerjaanya walaupun dikerjakan dirumah, ada peningkatan output yang harus didapat oleh karyawan, semangat kerja karyawan yang mempunyai kecenderungan menurun dikarenakan kurangnya motivasi kerja seperti halnya bekerja sama dengan teman sejawat di kantor, kualitas kerja dan efisiensi yang sulit untuk di control. Bergantungnya kegiatan dan komunikasi pada koneksi internet dan perangkat elektronik mengakibatkan kendala pada karyawan yang bekerja di rumah, sehingga membuat banyaknya keluhan dari karyawan.

Namun pada implementasinya beberapa dampak Work From Home (WFH) .Pertama adalah tidak semua pekerjaan dapat dilakukan dirumah. Kedua, fasilitas yang kurang memadai jika bekerja dirumah. Ketiga, komunikasi dan koordinasi menjadi terbatas. Keempat, beberapa jenis pekerjaa tidak dapat di lakukan secara maksimal. Perbedaan signifikan tentunya dirasakan oleh karyawan, seperti halnya dalam perubahan pola jam kerja yang biasanya telah di tetapkan oleh perusahaan, kini mereka harus membuat kesesuaian jam kerjanya sendiri agar lebih efektif.

Kebijakan tersebut memberikan implikasi kepada para pekerja terkait dengan motivasi mereka dalam menyelesaikan pekerjaanya, terlebih Virus Corona membuat perekonomian melemah disamping mereka harus bekerja mencari uang untuk kehidupan.

https://unpam.ac.id https://digimind.id/ https://www.babastudio.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun