Mohon tunggu...
Ika Solikhah
Ika Solikhah Mohon Tunggu... karyawan swasta -

seorang pecinta alam,sedang belajar photography, dan pecinta buah & sayur....

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Curhat Seorang Sahabat

4 Desember 2014   23:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:02 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

menjadi sahabat bukan berarti kita berhak mencampuri segala urusan sahabat kita,apalagi masuk ke ranah pribadi yang ga semua orang bisa mengakses.karna dalam persahabatan harusnya ada batas-batas tertentu yang hanya untuk konsumsi pribadi, dan ga harus di share ke orang lain apalagi sahabat. tulisan ini sekedar curahan hati saya yang "ngganjel" selama beberapa bulan belakangan, kenapa ngganjel? karna saya cenderung menyimpan masalah saya dan sahabat saya itu ga merasa bersalah sedikitpun akan perbuatannya itu dan bodohnya lagi saya yang terlalu egois untuk memulai berbicara tentang masalah ini. jadi lebih baik saya tuangkan saja dalam tulisan, berharap dia akan membacanya dan mengurangi sedikit beban saya. terserah pembaca mau menilai saya egois atau apa, ya inilah saya.

sebenarnya awal mula masalah ini sepele, beberapa bulan lalu saya dan ke5 teman mengadakan pendakian ke gunung rinjani di lombok.dari awal merencanakan perjalanan, ketemu ngobrolin tentang sharecost dan lain-lain masih biasa aja. dan selama pendakian dan ketika pendakian berakhir pun saya pribadi merasa bahwa hubungan saya dengan salah satu teman yg kebetulan lawan jenis itu masih biasa saja.normal-normal saja seperti hubungan saya dengan teman-teman saya yang cowok. apakah salah kalo saya menganggap teman saya itu anggap aja Nino namanya sebagai pribadi yang menarik,baik dan menyenangkan? kalo saya suka wajar saja, seperti rasa suka saya ketika menemukan teman yang saya anggap memang nyaman. dan bukan berarti rasa kagum dan suka saya itu sama dengan saya naksir sama dia dong. dan ketika saya butuh teman untuk melakukan kegiatan di akhir pekan seperti menonton film, apakah itu diartikan sebagai kencan? bukan sebagai ajakan dari seorang teman?

apakah karna saya cewek dan dia cowok? saya tidak habis mengerti dengan kekepoan teman saya dyan. seolah-olah dia tau isi otak dan hati saya, dan seolah dia merasa punya hak untuk mengatur perasaan saya. oke, saya tahu kamu pinter lulusan S**N, tapi bukan berarti kamu pinter nebak hati isi orang. dan sahabat terdekat saya sekalipun ga pernah mencampuri urusan saya sampai sedetail ini. ga kepo-kepo buka hape dan baca chat saya sama Nino. itu udah privasi banget buat saya. meskipun pembicaraan kami biasa saja, tapi itu dah ngelanggar privasi.

seburuk-buruk perangai saya, tidak akan pernah mencampuri urusan pribadi orang lain sampai seperti ini. oke lah kalau niatnya memang membantu, tapi bukan dengan cara seperti ini. saya ga bakalan bunuh diri kok cuma gara-gara jomblo. ga perlu sampe segitunya. selama ini saya menghargai privasi anda kok, ga buka-buka hape orang dan kepo-kepo ga jelas. memaafkan memang mudah,tapi melupakan gimana saya nangis semalaman karna merasa dipermalukan dan ditelanjangi oleh sahabat sendiri rasanya susah.

dan anehnya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf ataupun merasa bersalah sedikitpun,mungkin saya yang terlalu sensitif saja. sudahlah, saya mencoba untuk ikhlas memaafkan. dan berharap sahabat saya ini belajar dari pengalaman untuk tidak terlalu kepo dengan orang lain.Allah,maafkan saya

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun