Mohon tunggu...
Nurul fatiha Binti Jafar
Nurul fatiha Binti Jafar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sudut Pandang Kaum Laki-laki terhadap Wanita Berprofesi Security

8 Februari 2024   16:48 Diperbarui: 8 Februari 2024   17:09 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

PENDAHULUAN

Perempuan telah melalui serangkaian perjuangan untuk membuktikan kemampuan mereka dan menjadi setara di tempat kerja dengan rekan laki-laki mereka. Sebelum Perang Dunia II, perempuan diharapkan untuk tinggal di rumah dan mengurus rumah tangga, dan anak-anak serta laki-laki diharapkan "membawa pulang daging." Ideologi mulai bergeser ketika perempuan yang memasuki dunia kerja selama perang ingin tetap bekerja; upaya perempuan untuk mendapatkan upah yang setara dan kondisi kerja yang adil terus berlanjut hingga saat ini.

Seiring berjalannya waktu, terdapat banyak perubahan dalam peran perempuan dalam profesi keamanan dan kontribusi mereka terhadap industri khusus ini, yang selama bertahun-tahun didominasi oleh laki-laki. Ada sebuah gerakan baru yang akan segera terjadi, dan gerakan ini melibatkan perempuan-perempuan yang mampu menerapkan visi perubahan.

Perempuan secara bertahap memasuki profesi yang sangat berorientasi pada laki-laki ini. Sepuluh tahun yang lalu, persentase perempuan di industri keamanan hampir tidak ada. Baru-baru ini, perempuan secara aktif memposisikan diri mereka untuk berkembang dalam profesi keamanan baik di industri pemerintah maupun swasta. Saat ini, jumlah perempuan di bidang keamanan meningkat pesat di dunia kerja .

Banyak perempuan yang menduduki posisi senior dalam profesi keamanan fisik setuju bahwa partisipasi dalam program pengembangan kepemimpinan dan program pendampingan merupakan kunci penting menuju keberhasilan. Memprioritaskan pengembangan kepemimpinan perempuan memastikan perusahaan terintegrasi dengan baik. Organisasi harus mendanai program-program ini untuk meningkatkan kemampuan dan potensi semua perempuan dalam industri ini, baik sektor publik maupun swasta. Mengakomodasi lebih banyak perempuan dalam profesi keamanan bukanlah persoalan kesetaraan gender; sebaliknya, merupakan tanggung jawab kepemimpinan untuk mengakomodasi lebih banyak perempuan dan meningkatkan keragaman talenta dalam bidang keamanan secara keseluruhan.

ISI DAN PEMBAHASAN

Isu Gander Terhadap Keamanan Manusia

Dinamika ini merupakan sumber signifikan dari posisi perempuan yang kurang beruntung dan stabilitas sistem gender dan sumber yuridis dan ideologis. Dalam kekuasaan politik, laki-laki dan perempuan memiliki akses yang tidak setara. Tidak hanya dalam kekuatan politik, tetapi juga dalam sumber daya ekonomi dan citra budaya, representasi perempuan secara fundamental berbeda dari laki-laki, meskipun dalam masyarakat secara formal berkomitmen pada kesetaraan gender. Kesetaraan antara laki-laki dan perempuan berarti perlakuan dan kesempatan yang sama secara hukum.

Isu gender yang seringkali muncul di lingkup masyarakat nasional bahkan hingga internasional adalah kekerasan terhadap perempuan, perdagangan dan perbudakan seks terhadap perempuan. Saat ini, kita hidup dalam situasi dimana banyak terjadi kasus kekerasan yang menyebabkan perempuan menjadi korban. Padahal, seharusnya tindak kekerasan ini sudah dihapuskan, karena secara komparatif, perempuan lebih mungkin menjadi korban kekerasan pribadi atau rumah tangga daripada laki-laki. Perempuan yang berada di Kawasan Eropa Tengah dan Timur serta Asia dan Afrika mungkin saja tidak tertarik dengan perkembangan ekonomi Barat, tetapi mereka membutuhkan kebebasan dari kekerasan dalam rumah tangga dan dominasi yang sangat kuat dari laki-laki.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak mungkin berbicara tentang gender tanpa mengaitkan dengan keamanan manusia. Karena kedua hal ini memang saling terkait. Konsep keamanan manusia hadir sebagai suatu konsep yang tidak hanya berfokus pada satu titik, yaitu negara, melainkan juga berfokus pada setiap individu yang hidup dan berada di dalam sebuah negara. Di masyarakat manapun, ketidaksetaraan gender antara laki -- laki dan perempuan dapat terjadi. Seperti yang kita tahu, dari masa kecil hingga dewasa, perempuan sering kali mengalami kekerasan. Hal ini disebebkan karena adanya padangan yang menganggap bahwa perempuan itu makhluk yang lemah. Selain itu, penyebab lain yaitu adanya perbedaan gender dan sikap dominan yang dimiliki oleh laki-laki.

Faktor Wanita Berprofesi Sebagai Security

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun