Pengetahuan mengenai Program Keluarga Berencana (KB) di masyarakat, baik di perkotaan maupun pedesaan, belum mencapai tingkat optimal, meskipun pendidikan umumnya lebih maju di kota. Kesalahpahaman seputar KB, seperti persepsi negatif terhadap vasektomi yang dikaitkan dengan risiko impotensi, dan pandangan merugikan terhadap penggunaan kondom yang dianggap mengurangi kenikmatan seksual, merepotkan, serta dianggap hanya untuk mencegah penyakit kelamin dan HIV/AIDS, menjadi hambatan utama dalam partisipasi kaum pria dalam program KB. Pemerintah, dalam beberapa tahun terakhir, telah berupaya meningkatkan peran kaum pria dalam KB dengan memberikan informasi yang akurat tentang program ini. Di sini, harapannya adalah agar partisipasi kaum pria tidak hanya sebatas sebagai peserta pasif atau mendukung pasangan dalam penggunaan kontrasepsi, melainkan turut aktif dalam mendukung kesehatan reproduksi, seperti memberikan dukungan kepada ibu hamil, terlibat dalam perencanaan persalinan bersama tenaga medis, mencegah keterlambatan dalam mencari perawatan medis, memberikan perawatan kepada ibu dan bayi setelah persalinan, dan memainkan peran sebagai ayah yang bertanggung jawab. Selain itu, mereka diharapkan untuk mencegah penularan penyakit menular seksual, menghindari kekerasan terhadap perempuan, serta mengadopsi sikap non-diskriminatif dalam menafsirkan ajaran agama, termasuk kesiapan untuk menggunakan kontrasepsi.
Demikian hal yang sepatutnya dilakukan untuk mengambil langkah mempromosikan KB pada pria adalah dengan cara penyuluhan ke tiap-tiap daerah beserta memberikan iklan layanan masyarakat dari pemerintah mengenai KB untuk pria. Dengan begitu, mereka yang masih buta akan pengetahuan ini bisa perlahan-lahan memahami program KB untuk pria sebagai keadilan gender dalam rumah tangga.
REFERENSI
Anitasari, B., & Sarmin. (2021). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KELUARGA BERENCANA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANASITOLO. 1(3), 73--83. https://doi.org/10.55606/jikki.v1i3.177
Hartanto, H. (2002). Pustaka Sinar Harapan.
Ibrahim, I. S. (2007). , , . Jalasutra.
Melani, N., Setiyawati, N., Estiwidani, D., & Suherni. (2012). ( ). Fitramayana.
Sari, P., Febriani, C. A., & Farich, A. (2023). (Analisis Data SDKI Tahun 2017). 9(1), 138--148. https://doi.org/10.25311/keskom.Vol9.Iss1.1306
Sutinah, S. (2017). Partisipasi laki-laki dalam program Keluarga Berencana di era masyarakat postmodern. , ,30(3), 290. https://doi.org/10.20473/mkp.V30I32017.290-299
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H