Mohon tunggu...
ijul35
ijul35 Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Indonesia - Malaysia: Memandang Indonesia dari Seberang

3 September 2010   05:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:29 882
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reaksi masyarakat Malaysia tentang berbagai "ketegangan" hubungan dengan Indonesia

 

 

Tak Kisah! Itu kira-kira kesan yang saya dapatkan dari masyarakat awam Malaysia. 'Tak Kisah' artinya lebih kurang tak terlalu peduli kerana kurang paham. Ada semacam keheranan dalam benak masyarakat awam di Malaysia mengapa masyarakat Indonesia selalunya panas dan marah-marah kepada Malaysia. Dan kalau kita hendak tunjukkan kepada mereka kira-kira apa puncanya (sebabnya), mereka memang tak begitu paham.

 

 

Saya punya dugaan sendiri mengapa masyarakat Malaysia seperti itu. Mari kita lihat sejenak, seperti apa komposisi penduduk di Malaysia ini. Baru-baru ini diadakan banci penduduk (sensus penduduk) yang sayangnya hasilnya belum dipublikasikan. Namun berdasarkan informasi yang saya peroleh, bangsa Malaysia ini terdiri dari sekitar 40% ras Melayu, 40% ras Cina dan 20% ras India. Ini perkiraan yang sangat kasar kerana ada juga yang meng-klaim ras Melayu masih sekitar 51%, itu pun mungkin sudah termasuk keturunan pekerja Indonesia dan suku Dayak. Sedangkan 49% sisanya sudah termasuk ras Cina, India dan bangsa lain, seperti Bangladesh.

 

Lepas dari mana statistik yang benar-benar akurat (karena kita tahu statistik resmi belum tentu akurat dan bisa jadi sarat kepentingan), anggaplah ras Melayu masih menjadi mayoritas, tapi 51% bukan mayoritas yang bisa dianggap penting lagi. Itu artinya bangsa Malaysia benar-benar telah terdiri dari berbagai macam ras yang kurang lebih jumlahnya hampir sama, namun dengan karakter sendiri-sendiri. Tanpa ingin terjebak dalam stereotipe, banyak orang mengatakan ras Melayu cenderungnya malas bekerja keras untuk mengubah nasib dan cenderungnya 'nrimo' dan mengalah, dan berpuas diri dengan apa yang ada. (Saya sendiri memiliki keturunan darah Melayu Deli dan pandangan semacam ini setidaknya untuk koreksi diri sebaiknya tidak dikesampingkan.) Ras Cina cenderungnya lebih peduli semata mengenai uang. Mereka bangsa pekerja keras dan sepanjang mereka berada dalam situasi yang memungkinkan mereka menghasilkan uang sebanyak-banyaknya, mereka cukup senang. Ras India agak mirip dengan Cina, dalam artian sebagai sesama bangsa perantau yang tersebar di seluruh dunia dalam jumlah yang banyak, persaingan amatlah ketat. Dan jika mereka bisa menonjolkan diri serta memperoleh peluang untuk berkembang, itulah yang akan mereka utamakan. Truly Asia? Bisa jadi! Kalau itu artinya bangsa Malaysia memang terdiri dari beberapa ras/puak besar di Asia.

 

Jadi, apa sekilas artinya? Artinya masyarakat Malaysia secara umum memang tidaklah kisah, alias tidak terlalu peduli dengan hal-hal yang terjadi di luar dunia mereka, termasuk artinya, di luar negara mereka, termasuk mengenai hubungan dengan negara lain. Hal ini tak bisa disalahkan sepenuhnya kepada mereka. Pemerintah Malaysia sangat ketat mengontrol informasi melalui media. Saya membaca media Malaysia dan tidak menemukan berita-berita atau tulisan yang bersifat mengkritik atau beroposisi atau mengimbangi pemerintah. Kalaupun ada, sifatnya terkesan hal-hal yang "remeh temeh". Terkesan pemberitaan media semuanya seolah berjalan dalam sebuah pakem, bahwa semuanya baik-baik saja di Malaysia dan bahwa Pemerintah Malaysia sudah melakukan segalanya dengan benar. Ini menimbulkan semacam keyakinan semu di masyarakat Malaysia bahwa tidak ada yang salah dengan bangsa dan negara mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun