Mohon tunggu...
Iji Asrul Tabona
Iji Asrul Tabona Mohon Tunggu... Politisi - Alhamdulillah

Nikmati Tuhan Yang Mana Yang Kau Dustakan?

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi: Demi Si Buah Hati

2 November 2021   00:28 Diperbarui: 4 November 2021   22:15 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ayah dan buah hatinya. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Sejuk pergi menghilang
Karena raja siang sedang meneropong
Hawa panas pun turun memanggang kulit
Peluh turun memandikan kulit

Raja siang pelan menuju ufuk barat
Tapi kami tak henti kerja berat
Karena cinta membuat kami tak bisa sekarat

Panas dan hujan kami semangat saja
Pada ladang kami menitip asa, terus bekerja
Menanam benih diawal musim
Mengharapkan panen diakhir musim

Ditengah laut gelombang seakan bertikai
Ombak berloncatan menggapai langit biru, dengan gemuruh menuju pantai
Sang nelayan terombang ambing
Karena biduk dihantam angin yang menerjang

Tapi kami tetap tenang
Demi si buah hati kami berjuang

Ketika senja datang
Kami kembali ke rumah dengan wajah senang
Menemui si buah hati yang sedang menanti riang
Padanya peluk cium tak pernah hilang

Waihama, 2021

Prita Mahardika, putri keduaku. (Sumber foto : Dokumentasi pribadi)
Prita Mahardika, putri keduaku. (Sumber foto : Dokumentasi pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun