Mohon tunggu...
Syamsurijal Ijhal Thamaona
Syamsurijal Ijhal Thamaona Mohon Tunggu... Penulis - Demikianlah profil saya yg sebenarnya

Subaltern Harus Melawan Meski Lewat Tulisan Entah Esok dengan Gerakan Fb : Syamsurijal Ad'han

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Yang Disesatkan Tumbuh Makin Pesat

29 November 2019   18:17 Diperbarui: 29 November 2019   19:01 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun pernyataan ini tidak sepenuhnya benar. Di antara pengikut dari aliran yang dianggap sempalan, ada orang-orang yang cerdas dan berasal dari perguruan tinggi. Salah satu aliran tarekat yang berkembang saat ini, yang dalam beberapa hal mulai dianggap memiliki ajaran yang bermasalah, jamaahnya malah disesaki oleh para cendekiawan.

Hemat saya, salah satu yang mengakibatkan pengikut-pengikut aliran yang dianggap sempalan ini, selalu ada dan sekaligus menjadi pengikut yang militan, karena tokoh-tokoh yang mengajarkan ajaran yang berbeda ini mampu meyakinkan pengikutnya melalui mitos.  Tentu mitos bukan dalam arti cerita-cerita yang tidak masuk akal, tetapi mitos seturut tilikan Rolland Bhartes adalah konstruksi atau bentukan satu citra yang bisa menyentuh emosi dan nilai-nilai kultural penggunanya. Dengan cara seperti itu, sesuatu yang sifatnya bentukan, dianggap sebagai hal yang faktual oleh kelompoknya.

Tokoh atau pimpinan kelompok sempalan mampu membangun citra sebagai tokoh yang misterius dan punya sejarah yang aneh. Tetapi bukan pada misteriusnya atau latar belakangnya yang aneh, yang menarik di sini, tetapi kemampuannya membangun hal itu sebagai satu realitas yang diterima oleh kelompoknya.

Dalam cerita kelompok sempalan di Sulsel, tokoh yang senantiasa dimitoskan adalah Kahar Muzakkar. Selain dibangun citra Kahar Muzakkar sebagai tokoh sakti, simbol ilmu dan juga perlawanan, Kahar Muzakkar juga dibentuk seolah-olah sangat dekat, bahkan adalah diri dari tokoh kelompok sempalan itu sendiri. 

Kemampuan membangun mitos di sini adalah saat tokoh sempalan tersebut berhasil menjadikan citra diri Kahar dan dirinya seolah-olah adalah hamparan realitas atau kebenaran.

Selain itu, beberapa tokoh atau pimpinan kelompok sempalan dalam beberapa kasus di Sulsel, mampu mengisi ruang kosong yang ditinggalkan oleh tokoh-tokoh agama dari kelompok mainstream. Mereka memerankan diri sebagai tokoh agama yang hadir untuk menjawab persoalan sehari-hari yang dihadapi oleh umatnya. Dari soal kesulitan mencari kerja, sakit bahkan kebutuhan mencari jodoh, pimpinan kelompok sempalan itu selalu hadir memberikan jawaban. Kalaupun tidak sanggup menyelesaikan masalahnya, mereka hadir menemani umatnya.

Ulama-ulama Bugis-Makassar sejatinya memiliki sikap seperti diudarkan tadi, yakni selalu hadir mengempu umat. Mallesureng, demikianlah istilah Bugisnya yang saya pinjam dari Prof Kadir Ahmad. 

Jika sekarang, banyak umat Islam mencari orang-orang yang bisa mengemong dan menuntun mereka dari tokoh-tokoh aliran sempalan, maka jangan-jangan mallesureng memang sudah tidak ada lagi di tengah tokoh-tokoh kelompok Islam mainstream?

Siapa tahu para tokoh agama itu hanya berceramah dari menara-menara yang tinggi, dari mimbar-mimbar yang mewah, di instansi-instansi pemerintah atau dari hotel ke hotel. Semoga tidak demikian, karena jika itu yang terjadi, maka semakin banyak umat yang akan menjadi pengikut kelompok sempalan ini.  

Tentu faktor-faktor yang saya ungkap di atas hanya secuil di antara sekian banyak faktor lainnya. Tetapi memang, khusus persoalan terakhir yakni tokoh agama bisa mallesureng di tengah umat, adalah hal-hal yang ditunggu. Mungkin dengan kembalinya para tokoh agama ke khittah mallesureng ini, umat tidak mencari lagi tokoh panutan di luar organisasi Islam  mainstream.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun