Peristiwa penyerangan teroris di masjid Al Noor kota Christchurch-Selandia Baru memang menyesakkan. Dengan pongah dan bengis penyerang menembaki umat Islam yang sedang shalat jumat pada hari itu. Selandia Baru yang selama ini menjadi tempat nyaman bagi imigran, untuk sesaat berubah menjadi kelam. Mendung tebal seakan menyelimuti negeri Kiwi ini.
 Tapi bunga kembali bersemi, mendung tersingkap perlahan. Simpati yang mendalam dari warga Selandia Baru dan masyarakat dunia, khususnya yang beragama selain Islam adalah air yang menumbuhkan kembali bunga cinta itu. Â
Di selandia baru warga berdatangan memberikan penghormatan pada para korban, mereka membawa karangan bunga sebagai perwujudan rasa duka sekaligus menunjukkan cinta pada orang-orang muslim. Beberapa gambar yang menunjukkan muslim dan agama lain tegak bergandengan dilukiskan secara bersahaja, tapi mengharukan. Â
Dengan hangat mereka merangkul para imigran dan umat islam sambil menyatakan Selandia Baru adalah rumah bersama, tak ada yang bisa memisahkan kita. Beberapa warga non muslim di Selandia Baru bahkan menyatakan kesiapan untuk menjaga umat Islam selama beribadah. Sikap yang sungguh-sungguh menggetarkan.
 Perdana Menteri Selandia Baru, selain menyampaikan duka yang mendalam juga dengan tegas menyatakan penembakan itu terang adalah serangan terorisme. Sementara Pangeran Hary di Inggris tegas menyebutkan bahwa setan (tentu ditujukan pada penyerang di Mesjid Al-Noor) tak akan bisa mengalahkan toleransi kita.Â
Tapi memang selalu ada orang yang seperti Anning ini. Di Indonesia juga ada. Ketika terjadi pengeboman gereja misalnya, bukannya bersimpati pada korban, malah menganggap rekayasa. Para pengebom disebutnya jihadis. Ketika ada kelompok Islam yang dengan susah payah melawan radikalisme agama dan berupaya mempertahankan bangsa ini dari upaya kelompok tertentu yg ingin mengoyaknya, malah dituduh anti Islam.Â
Mereka tidak mau tahu bahwa yang dilakukan kelompok Islam dengan melawan radikalisme agama adalah upaya untuk menunjukkan bahwa Islam bukan seperti itu, tetapi Islam adalah agama damai.
 Tapi sudahlah, mereka hanyalah segelintir orang tengik.  Mayoritas orang tidak menyukai manusia seperti ini. Fraser Anning telah dibully habis-habisan di negerinya, Australia. Bahkan seorang anak muda, Will Connoly telah mewakli perasaan marah kita padanya. Anak muda heroik ini dengan berani melempar telur dari jarak dekat ke kapalanya. Kena! Tentu saja. Memang anak muda ini harus merelakan dirinya babak belur, tapi ia telah menunjukkan keberaniannya bahwa dunia tidak menyukai orang-orang seperti Anning. Â
 Mari bergandengan tangan  merawat perdamaian dunia dan bersatu melawan terorisme atas nama apapun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H