Tradisi Maulid di Aceh Barat, khususnya di Meulaboh, memiliki karakteristik yang unik dan kental dengan nilai-nilai keislaman serta budaya lokal. Berikut adalah beberapa hal yang biasanya mewarnai tradisi Maulid di wilayah ini:
1. Pelaksanaan Kenduri (Khanduri Maulid)
Kenduri Maulid merupakan tradisi utama dalam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Aceh. Masyarakat bergotong royong memasak makanan tradisional dalam jumlah besar, seperti kuah beulangong (kari daging atau ayam khas Aceh yang dimasak dalam kuali besar). Hidangan ini kemudian dinikmati bersama-sama oleh seluruh masyarakat, termasuk tamu undangan.
2. Pengajian dan Zikir
Acara Maulid sering diawali dengan pengajian, pembacaan Barzanji, Diba', atau Hikayat Nabi. Selain itu, zikir bersama dilakukan untuk meningkatkan keimanan dan mengenang perjuangan Nabi Muhammad SAW.
3. Pawai dan Prosesi Tradisional
Di beberapa tempat di Meulaboh, tradisi Maulid juga dimeriahkan dengan pawai atau prosesi budaya. Anak-anak, remaja, dan orang dewasa berpartisipasi dalam kegiatan ini, mengenakan pakaian tradisional Aceh.
4. Gotong Royong dan Solidaritas Sosial
Tradisi Maulid di Meulaboh juga memperlihatkan semangat gotong royong yang tinggi. Warga desa berkumpul di meunasah atau balai desa untuk mempersiapkan perayaan. Momentum ini mempererat hubungan sosial antar warga.
5. Durasi Perayaan yang Lama
Di Aceh, termasuk Meulaboh, perayaan Maulid sering berlangsung cukup lama, mulai dari bulan Rabiul Awal hingga Rabiul Akhir. Setiap desa atau gampong biasanya memiliki jadwal masing-masing sehingga warga bisa saling menghadiri perayaan.