Dengan memiliki paradigma berpikir coaching, akan meningkatkan peranan pendidik di sekolah sebagai seorang supervisor. Supervisor yang dimaksud dapat diperankan oleh kepala sekolah, guru senior dan rekan sejawat. Kegiatan supervisi akademik hanya memiliki sebuah tujuan yakni pemberdayaan dan pengembangan kompetensi diri dalam rangka peningkatan performa mengajar dan mencapai tujuan pembelajaran (Glickman, 2007, Daresh, 2001). Supervisi menjadi sebuah tagihan atau kewajiban para pemimpin sekolah dalam tanggung jawabnya mengevaluasi para tenaga pendidik.
Setelah pembelajaran modul 2.3 ini, keterampilan coaching ini akan saya terapkan untuk dapat membantu permasalahan yang dihadapi rekan sejawat dan murid saya di sekolah. Dengan coaching rekan sejawat, dan rekan sejawat saya mampu menemukan situasi ideal yang diinginkan, strategi, solusi dari permasalahan yang dihadapinya, sehingga mampu menggali dan mengembangkan potensinya dan memaksimalkan dirinya untuk menciptakan pembelajaran yang berpihak pada murid.
Tidak hanya hal di atas, saya juga akan berbagi pemahaman dan praktik baiknya di sekolah, dan di komunitas praktisi saya, supaya teknik coaching dapat dikuasai rekan guru yang lainnya, dan mereka mendapat manfaat dari kegiatan yang dilakukannya. Semoga bermanfaat...Salam dan bahagia...
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H