Kelas : VII (tujuh)
Bagian isi buku yang ditelaah : BAB VI Cerita Pendek Indonesia
Hal-hal yang akan ditelaah : Materi Ajar, Kualitas Teks yang Disajikan, dan Kreativitas Isi Buku
A. Materi Ajar
Dalam kelayakan isi, terdapat tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) kesesuaian uraian materi dengan kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam kurikulum mata pelajaran yang bersangkutan; (2) keakuratan materi; dan (3) materi pendukung pembelajaran (Muslich, 2010: 292).
1. Kesesuaian Materi
Berikut adalah kesesuaian uraian materi dengan kompetensi inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk buku teks yang ditelaah dengan indikator kesesuaian uraian materi dengan KI dan KD diarahkan pada hal-hal sebagai berikut:
Materi yang disajikan dalam buku teks minimal memuat semua materi pokok bahasan dalam aspek ruang lingkup yang mendukung tercapainya KI dan KD yang telah dirumuskan dalam kurikulum yang bersangkutan. Kelengkapan materi dilihat dari materi yang terdapat dalam setiap bab. Sebuah bab dikatakan lengkap apabila terdapat pengantar yang berupa pemaparan tujuan pembelajaran, kemudian terdapat uraian materi yang mendukung KI dan KD, selanjutnya terdapat contoh-contoh yang relevan, juga terdapat latihan-latihan, dan diakhiri dengan evaluasi yang berupa tugas mandiri untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran untuk siswa.
Hasil Penelitian
Sebagai pengantar berikut adalah KI SMP Menurut Permendikbud No.37 Tahun 2018 yang perlu diketahui agar mempermudah penjelasaan hasil penelitian dalam buku teks yang menjadi objek penelitian tugas menelaah buku teks SMP kurikulum 2013:
3.1 Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4.1 Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
Pemaparan tujuan pembelajaran
Pemaparan tujuan pembelajaran dipaparkan oleh penulis pada halaman 177 yaitu sebagai berikut:“Setelah memahami Bab VI dan mengerjakan tugas-tugas yang ada di dalamnya, kamu diharapkan memiliki perilaku percaya diri dan tanggung jawab dalam membuat tanggapan pribadi atas karya budaya masyarakat Indonesia yang penuh makna, serta memahami, membedakan, mengklasifikasi, dan mengidentifikasi teks cerita pendek secara lisan atau tulis.”
Uraian materi yang mendukung KI dan KD
Untuk uraian materi yang mendukung dan KI dan KD penulis menjelaskan bahwa pada Bab VI siswa diharuskan memahami teks cerita pendek yang berjudul “Kupu-Kupu Ibu” hal ini sesuai dengan KI yang telah ditentukan Permendikbud No.37 Tahun 2018 yaitu memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
Contoh-contoh yang relevan
Dalam buku teks terdapat lima cerpen sebagai contoh dari materi cerita pendek Indonesia dengan judul cerpen; Kupu-Kupu Ibu, Bawang Merah dan Bawang Putih, Kisah Seorang Keledai, Bayangan Diri, dan Candi Prambanan.
Terdapat latihan-latihan
Latihan-latihan dalam buku teks ini terdapat 3 kegiatan dengan masing-masing kegiatan berisi 3 tugas/latihan yaitu sebagai berikut:
Kegiatan 1: Pemodelan Teks Cerita Pendek
Tugas 1 Membangun Konteks
Tugas 2 Mengenal Teks Cerita Pendek
Tugas 3 Mengenal Struktur Teks Cerita Pendek
Kegiatan 2 Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Berkelompok
Tugas 1 Melengkapi Teks Cerita Pendek
Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Pendek
Tugas 3 Mengerjakan Soal Kebahasaan
Kegiatan 3: Penyusunan Teks Cerita Pendek secara Mandiri
Tugas 1 Mencari dan Mengidentifikasi Teks Cerita Pendek
Tugas 2 Menyusun Teks Cerita Pendek
Tugas 3 Mengerjakan Soal Kebahasaan
Diakhiri dengan evaluasi yang berupa tugas mandiri
Penulis diakhir memberikan evaluasi berupa tugas mandiri pada halaman 209 dengan tugas akhir yatu diharapkan siswa mampu menulis teks cerita pendek yang memuat kira-kira 12—15 kalimat.
2. Keakuratan Materi
Indikator keakuratan materi diarahkan pada sasaran berikut:
- Akurasi Konsep dan Definisi
Indikator keakuratan konsep dan definisi, yaitu: (1) materi dalam buku teks harus disajikan secara akurat untuk menghindari miskonsepsi yang dilakukan siswa, (2) konsep dan definisi harus dirumuskan dengan tepat (well defined) untuk mendukung tercapainya KI dan KD. Konsep yaitu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi-organisasi kekhususan, merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala. Definisi yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis besarnya. Sebagai contoh pada materi teks deskripsi maka pengertian teks deskripsi, unsur apa saja dalam teks deskripsi dan langkah dalam menyusun teks deskripsi harus disajikan secara benar (dari sumber yang sahih).
- Akurasi Prinsip
Indikator keakuratan prinsip, yaitu: (1) prinsip merupakan salah satu aspek yang digunakan untuk menyusun suatu teori, (2) prinsip-prinsip yang tersaji dalam buku teks perlu dirumuskan secara akurat agar tidak menimbulkan multi-tafsir bagi siswa. Prinsip yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan hubungan antara beberapa konsep. Sebagai contoh suatu buku menggunakan pola penyajian dengan terlebih dahulu menyajikan materi kemudian disertai contoh. Pola selanjutnya yaitu dengan menyajikan latihan-latihan soal pada setiap sub bab. Di akhir bab disajikan refleksi, rangkuman dan evaluasi sebagai penguatan pemahaman siswa. Maka pola atau skema ini harus secara konsisten disajikan pada bab-bab selanjutnya.
- Akurasi Prosedur
Indikator keakuratan prosedur, yaitu: (1) prosedur merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mencapai suatu sasaran tertentu, (2) prosedur harus dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan secara sistematis. Prosedur yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus dilakukan peserta didik. Sebagai contoh pada materi teks deskripsi langkah awal yang harus dilakukan siswa yaitu memahami apa itu teks deskripsi, hal berikutnya mengetahui struktur dan kaidah kebahasaan teks deskripsi, sebagai langkah akhir yaitu menulis teks deskripsi sebagai penilaian keterampilan. Materi ini disajikan secara berurutan dari yang mudah ke materi yang sulit.
- Akurasi Contoh
Fakta, dan Ilustrasi Konsep, prinsip, prosedur, atau rumus harus diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang disajikan secara akurat. Dengan cara demikian, siswa tidak hanya memahami suatu pengetahuan secara verbalistis. Fakta yaitu sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri atas terminologi, orang dan tempat, serta kejadian. Sedangkan contoh/ilustrasi yaitu hal, tindakan, atau proses yang bertujuan memperjelas suatu uraian atau pendapat. Contohnya pada materi teks prosedur harus diberikan contoh seperti apakah bentuk teks prosedur, begitu juga dengan materi surat menyurat harus diberikan contoh seperti apa surat pribadi dan seperti apa surat dinas agar siswa lebih memahami materi.
- Akurasi Soal
Penguasaan siswa atas konsep, prinsip, prosedur, atau algoritma harus dibangun oleh soal-soal yang disajikan secara akurat. Setiap soal yang disajikan harus sesuai dan tepat sasaran agar indikator kompetensi dasar dapat tercapai. Contohnya pada materi memahami teks cerita fantasi soal-soal harus mengarahkan siswa untuk memahami apa itu teks cerita fantasi, kemudian pada kompetensi dasar selanjutnya siswa memahami struktur teks cerita fantasi, maka soal harus sesuai dengan indikator pencapaian yaitu menentukan struktur teks cerita fantasi.
Hasil Penelitian
Akurasi Konsep dan Definisi
Dikatakan baik karena dalam buku teks ini memenuhi dua indikator keakuratan konsep dan definisi. Materi dalam buku teks disajikan secara akurat dan konsep serta definisi dirumuskan dengan tepat (well defined), dan berikut adalah kutipan dari buku teks yang membuktikan bahwa buku teks ini disajikan secara akurat:
Pada hal. 177 terdapat pengertian cerita pendek:“Cerita pendek adalah jenis karya sastra yang berupa kisah atau cerita tentang manusia dan seluk beluknya lewat tulisan pendek”
Pada hal. 177 terdapat materi sejarah singkat cerita pendek: “Cerita pendek pertama kali dikenalkan oleh pengarang Amerika. Cerita pendek bermula pada tradisi penceritaan lisan. Pada waktu itu kisah Iliad dan Odyssey karya Homer disampaikan secara lisan dalam bentuk puisi yang berirama.”
Pada hal.189 terdapat materi Struktur Teks Cerita Pendek yang meliputi orientasi, komplikasi, dan resolusi.
Akurasi Prinsip
Dikatakan baik karena dalam buku teks ini memenuhi indikator keakuratan prinsip. Materi dalam buku teks disajikan prinsip-prinsip yang disajikan dirumuskan secara akurat sehingga tidak menimbulkan multi-tafsir bagi siswa dengan cara pola penyajiannya terlebih dahulu menyajikan materi kemudian disertai contoh.
Pada hal.186 terdapat perintah siswa diharapkan mengenali struktur teks cerita pendek, kosakata, bentuk konjungsi, dan kalimat yang digunakan dalam teks. Penulis buku teks memberikan penjelasan materi serta contoh dari struktur tek cerita pendek, kosakata, bentuk konjungsi, dan kalimat itu secara singkat dan mudah dipahami yang mana kemudian dilanjutkan dengan latihan.
Akurasi Prosedur
Dikatakan baik karena dalam buku teks ini memenuhi indikator keakuratan prosedur. Materi dalam buku teks disajikan dengan langkah-langkah yang sesuai prosedur dalam mencapai suatu sasaran tertentu dan prosedur dirumuskan secara akurat sehingga siswa tidak melakukan kekeliruan secara sistematis. Penyajian materi teks cerita pendek Indonesia hal.177 merupakan pengertian cerita pendek, hal berikutnya hal.186 terdapat perintah siswa diharapkan mengenali struktur teks cerita pendek, kosakata, bentuk konjungsi, dan kalimat yang digunakan dalam teks, sebagai langkah akhir pada hal.209 yaitu menulis teks cerita pendek sebagai penilaian keterampilan. Materi ini disajikan secara berurutan dari yang mudah ke materi yang sulit.
Akurasi Contoh
Dikatakan baik karena dalam buku teks terdapat ilustrasi konsep, prinsip, prosedur yang diperjelas oleh contoh, fakta, dan ilustrasi yang disajikan secara akurat.
Pada hal.177 dalam pemodelan teks cerita pendek disajikan teks cerita pendek yang berjudul “Kupu-Kupu Ibu” karya Komang Ira Puspitaningsih yang terangkum dalam buku 20 Cerpen Indonesia Terbaik 2008 terbitan Gramedia Pustaka Utama yang mana cerita pendek tersebut telah memenuhi syarat dari struktur cerita pendek sehingga siswa semakin mudah memahami materi cerita pendek dengan disajikannya ilustrasi dari materi cerita pendek tersebut.
Akurasi Soal
Dikatakan baik karena dalam buku teks setiap soal yang disajikan sesuai dan tepat sasaran dengan indikator kompetensi dasar akan dicapai. Pada materi memahami teks cerita pendek soal-soal mengarahkan siswa memahami apa itu teks cerita pendek dan struktur teks cerita pendek.
Pada hal. 178 siswa diminta mencari informasi terkait cerita pendek Indonesia dengan soal-soal sebagai berikut:
Pernahkah kamu membaca cerita pendek?
Dapatkah kamu mengatakan apa itu cerita pendek?
Apa sajakah yang kamu ketahui di dalam cerita pendek?
Bagaimanakah pengalamanmu ketika membaca cerita pendek?
Apakah kamu pernah mendengar cerita pendek ini dibacakan oleh orang tuamu?, cerita pendek seperti apakah yang dibacakan orang tuamu?
Apakah yang kamu dapatkan setelah membaca cerita pendek?
Pada hal. 186 untuk mengetahui seberapa jauh siswa memahami struktur cerita pendek dibuatlah soal-soal sebagai berikut:
Setelah kamu membaca teks cerita pendek “Kupu-Kupu Ibu”, dapatkah kamu menyebutkan tokoh-tokohnya?
Di manakah tempat cerita itu berlangsung?
Bagaimana susunan peristiwa dalam cerita pendek itu?
Dapatkah kamu menuliskan ide pokok cerita pendek itu yang diyakini dan dijadikan sumber cerita?
Cobalah identifikasi bagian cerita berupa lukisan, waktu, tempat, atau kejadian yang merupakan awal cerita!
Dapatkah kamu menandai bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi pelaku cerita?
Dapatkah kamu mengidentifikasi puncak ketegangan atau klimaks dalam cerita itu yang menggambarkan masalah dalam cerita sudah sangat gawat atau konflik telah memuncak?
Bagaimanakah masalah dalam cerita itu diatasi atau diselesaikan?
Dapatkah kamu mengenali tokoh dari dialog atau penjelasan tentang tokoh?
Coba kamu tuliskan pesan atau nasihat apa yang ingin disampaikan pengarang
melalui cerita tersebut!
Pernahkah kamu mendengar riwayat pengarang cerita pendek tersebut?
3. Materi Pendukung Pembelajaran
Materi Pendukung Pembelajaran Indikator materi pendukung pembelajaran diarahkan pada hal-hal berikut:
- Kesesuaiannya dengan Perkembangan Ilmu dan Teknologi, materi (termasuk contoh, latihan, dan daftar pustaka) yang terdapat dalam buku teks harus sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Contoh maupun soal latihan harus sesuai dengan perkembangan IPTEK ataupun mengarahkan siswa untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Contoh pada materi teks prosedur banyak sekali contoh-contoh teks prosedur yang ada diinternet maupun media sosial. Maka siswa diarahkan untuk memanfaatkan internet sebagai sumber belajar tamabahan karena selain teknologi internet yang sangat dekat di kehidupan sekarang, sekaligus mengarahkan siswa agar menggunakan internet untuk mencari infomasi yang lebih bermanfaat.
- Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan, fitur (termasuk uraian, contoh, dan latihan) mencerminkan peristiwa atau kondisi terkini. Keterkinian ini terlihat pada sumber dan rujukan yang digunakan. Pada umumnya, rujukan yang layak digunakan dalam buku teks maksimal menggunakan rujukan lima tahun terakhir. Begitu juga dengan contoh atau gamabr ilustrasi sebaiknya diambil dari web maupun blog yang diperbaharui kontennya secara berkala seperti contohnya wikipedia.
- Penalaran (Reasoning), penalaran ini berperan pada saat siswa harus membuat kesimpulan. Oleh karena itu, materi dalam buku teks perlu memuat uraian, contoh, tugas, pertanyaan, atau soal latihan yang mendorong siswa untuk secara runtut membuat kesimpulan yang sahih (valid). Materi dapat pula memuat soal-soal terbuka (open-ended problem), yaitu soal-soal yang menuntut siswa untuk memberikan jawaban atau strategi penyelesaian yang bervariasi. Contohnya untuk memberikan materi kepada siswa mengenai pengertian teks prosedur, terlebih dahulu dapat disajikan contoh teks agar siswa memiliki gambaran bentuk teks prosedur. Kemudian siswa diberi soal pancingan seperti seperti apa bentuk teks prosedur, memuat apa sajakah bagian-bagian teks prosedur dan lain sebagainya.
- Pemecahan Masalah (Problem Solving), untuk menumbuhkan kreativitas siswa, sajian materi dalam buku teks perlu memuat beragam strategi dan latihan pemecahan masalah. Pemecahan masalah meliputi memahami masalah, merancang model, memeriksa hasil (mencari solusi yang layak), dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Contohnya pada suatu materi siswa banyak diberikan latihan soal pada tiap sub bab. Soal harus memancing siswa untuk lebih kreatif misalnya mencari data dari sumber lain. Di akhir materi disajikan soal evaluasi agar siswa dapat memeproleh simpulan dari materi yang dipelajari.
- Keterkaitan Antarkonsep, keterkaitan antarkonsep dalam buku teks dapat dimunculkan dalam uraian atau contoh. Hal ini dimaksudkan untuk membantu siswa dalam membangun jaringan pengetahuan yang utuh. Selain itu, perlu juga ditunjukkan keterkaitan antara pelajaran satu dan pelajaran lain atau keterkaitan antara materi yang sedang dipelajari dan kehidupan sehari-hari agar siswa menyadari manfaat materi tersebut dalam kehidupan nyata.
- Penerapan Aplikasi, materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang menjelaskan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menerapkan dalam kehidupan nyata setiap konsep yang dipelajari. Sebagai contoh materi teks prosedur sangat banyak dan penting dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu harus disajikan contoh-contoh teks prosedur yang sering dijumpai di kehidupan masyarakat misalnya cara menggunakan alat tertentu, cara memasak masakan, cara membuat SIM dan lain sebagainya sesuai dengan konteks atau tema buku.
- Kemenarikan Materi, materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, strategi, gambar, foto, sketsa, cerita sejarah, contoh, atau soal-soal menarik yang dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh. Apabila siswa tertarik terhadap materi yang dipelajari, ia akan terangsang untuk mempelajarinya lebih jauh. Misalnya dalam memilih gambar ilustrasi harus dipilih gambar yang bagus baik dari segi bentuk maupun warna agar lebih menarik minat siswa.
- Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh, materi dalam buku teks hendaknya memuat tugas-tugas yang mendorong siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel, dan sebagainya.
- Materi Pengayaan, materi dalam buku teks sebaiknya menyajikan uraian, contoh-contoh, atau soal-soal pengayaan yang berkaitan dengan topik yang dibicarakan sehingga sajian materinya lebih luas atau lebih dalam daripada materi yang dituntut KD. Dengan pengayaan ini, siswa diharapkan mempunyai kompetensi yang lebih luas dan kaya. Misalnya di akhir bab disajikan soal-soal evaluasi untuk mengetahui seberapa tingkat pemahaman siswa.
Hasil Penelitian
Kesesuaiannya dgn Perkembangan Ilmu dan Teknologi
Dalam buku teks ini memiliki materi pendukung yang sesuai dengan perkembangan Ilmu dan Teknologi karena terdapat contoh yang sesuai dengan perkembangan IPTEK/ mengarahkan siswa untuk memanfaatkan teknologi yang ada. Contoh-contoh teks cerita pendek dalam buku teks ini juga diketahui bersumber dari internet/media sosial.
Pada hal.178 penulis mengambil contoh cerita pendek berjudul Kupu-Kupu Ibu yang bersumber dari laman Kompasiana (http://fiksi.kompasiana.com)
Pada hal.199 penulis mengambil contoh cerita pendek berjudul Candi Prambanan yang bersumber dari laman Skynesia (Sumber http://skynesia.com)
Keterkinian Fitur, Contoh, dan Rujukan
Keterkinian ini terlihat pada sumber dan rujukan yang digunakan. Pada umumnya, rujukan yang layak digunakan dalam buku teks maksimal menggunakan rujukan lima tahun terakhir.
Sedangkan dalam buku teks ini tidak ditemukan keterkinian karena setelah menelaah daftar pustaka sumber yang terbaru adalah tahun 2013 sudah melewati batas maksimal rujukan yaitu lima tahun terakhir jika menghitung dari tahun 2021. Dengan sumber terkini dalam buku teks yang dimaksud yaitu; Ikawati, Yuni.2013. “Perbaiki Das, Atasi Bencana”, Kompas, Senin, 11 Februar 2013. Jakarta.
Penalaran (Reasoning)
Dalam buku ini memiliki penalaran yang baik terlihat dari cara penyajian materi kepada siswa mengenai materi teks, penulis terlebih dahulu menyajikan contoh teks sehingga membantu siswa memiliki gambaran bentuk teks yang sedang dibahas.
Pemecahan Masalah (Problem Solving)
Dalam buku teks materi siswa banyak diberikan latihan soal pada tiap sub bab sehingga dapat memancing siswa untuk lebih kreatif dengan cara mencari data dari sumber lain.
Keterkaitan Antarkonsep
Dalam buku ini terdapat keterkaitan antara materi yang sedang dipelajari dan kehidupan sehari-hari sehingga membantu siswa menyadari manfaat materi tersebut dalam kehidupan nyata.
Penerapan Aplikasi
Dalam penerapan aplikasi diharapkan materi dalam buku teks hendaknya memuat uraian, contoh, atau soal-soal yang menjelaskan suatu konsep dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan dalam buku teks ini tidak ditemukan contoh teks cerita pendek yang sering dijumpai di kehidupan masyarakat selain contoh-contoh teks yang berupa cerita fiksi/khayalan.
Kemenarikan Materi
Materi dalam buku teks ini memuat uraian, strategi, gambar, foto, sketsa, cerita sejarah, contoh, atau soal-soal menarik yang sehingga menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh.
Pada hal.177 terdapat sejarah singkat cerita pendek yang mana uraiannya dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh materi tentang cerita pendek, dengan kutipan sebagai berikut: “Cerita pendek juga dapat memberi pengarahan dan pendidikan karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya. Selain hal itu, cerita pendek berisi keindahan dan nilai moral sehingga para penikmat atau pembacanya dapat mengetahui moral yang baik dan tidak baik bagi dirinya.”
Pada hal.198 terdapat salah satu contoh yang dicantumkan penulis berjudul “Candi Prambanan”. Bagian mengharuskan siswa memahami teks cerita pendek wisata sejarah dikaitkan dengan legenda Candi Prambanan. Contoh dalam buku teks ini memuat cerita sejarah yang dapat menimbulkan minat siswa untuk mengkaji lebih jauh materi cerita pendek.
Mendorong untuk Mencari Informasi Lebih Jauh
Materi dalam buku teks ini memuat tugas-tugas yang mendorong siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain seperti internet, buku, artikel, dan sebagainya.
Pada hal.199 terdapat tugas yang mendorong siswa untuk memperoleh informasi lebih lanjut dari berbagai sumber lain yaitu:“Carilah informasi terkait dengan candi di Indonesia! Daerah mana saja yang memiliki bangunan candi?”
B. Kualitas Teks yang Disajikan
Menurut Muslich (2010: 303), di dalam kualitas/kelayakan bahasa terdapat tiga indikator yang harus diperhatikan, yaitu (1) kesesuaian pemakaian bahasa dengan tingkat perkembangan siswa; (2) pemakaian bahasa yang komunikatif; dan (3) pemakaian bahasa memenuhi syarat keruntutan dan keterpaduan alur pikir.
1. Kesesuaian Dengan Tingkat Perkembangan Siswa,
Indikator pemakaian bahasa yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswa
diarahkan pada hal-hal berikut.
- Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Intelektual, bahasa yang digunakan dalam buku teks untuk menjelaskan konsep atau
aplikasi konsep atau ilustrasi sampai dengan contoh yang abstrak sesuai
dengan tingkat intelektual siswa. - Kesesuaian dengan Tingkat Perkembangan Sosial Emosional, bahasa yang digunakan dalam buku teks sesuai dengan kematangan social emosional siswa dengan ilustrasi yang menggambarkan konsep-konsep mulai dari lingkungan terdekat (lokal) sampai dengan lingkungan global.
Hasil Penelitian
Kesesuaian dengan Tingkat Per-kembangan Intelektual
Dikatakan cukup karena dalam buku teks untuk kesesuaian dengan tingkat perkembanag intelektual terutama dalam segi bahasa sudah cukup sistematis dan merumuskan hipotesis.
Kesesuaian dengan Tingkat Per-kembangan Sosial Emosional
Dengan adanya contoh cerita pendek “Candi Prambanan” dirasa cukup mengundang emosional yang baik untuk berinteraksi dengan orang yang ada disekilingnya terutama masayarakat generasi tua yang secara langsung biasanya beberapa diantara mereka menjadi saksi hidup dari cerita-cerita dimasa lalu.
2. Pemakaian Bahasa yang Komunikatif
Menurut instrumen penilaian buku teks BSNP, indikator pemakaian bahasa yang komunikatif diarahkan pada hal-hal berikut:
- Keterbacaan Pesan
- Ketepatan Kaidah Bahasa
Hasil Penelitian
Keterbacaan Pesan
Dikatakan baik karena pesan dalam buku teks disajikan dengan bahasa menarik, jelas, tepat sasaran, tidak menimbulkan makna ganda (menggunakan kalimat efektif), dan lazim dalam komunikasi tulis bahasa Indonesia sehingga mendorong siswa untuk mempelajari buku tersebut secara tuntas.
Ketepatan Kaidah Bahasa
Dikatakan baik karena kata dan kalimat yang digunakan untuk menyampaikan pesan mengacu pada kaidah bahasa Indonesia, ejaan yang digunakan mengacu pada Pedoman Umum Ejaaan Bahasa Indonesia (PUEBI).
3. Kreativitas Isi Buku
Berdasakan hasil telaah untuk kreativitas buku dapat dikatakab cukup karena terdapat beberapa conoth yang dicantumkan merupakan kutipan dari beberapa platfrom seperti cerita pendek berjudul Kupu-Kupu Ibu bersumber dari kompasiana dan cerita pendek lain yang berjudul Candi Prambanan bersumber dari Skynesia, beberapa contoh yang dicantumkan oleh penulis diketahui merupakan hasil karangan orang lain, bukan karangan penulis buku teks.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H