Mohon tunggu...
Iis Suhartini
Iis Suhartini Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pengalaman adalah Guru yang Berharga

9 Mei 2015   01:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:14 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Kira-kira sekitar tahun 90-an ada seorang siswa perempuan di sebuah SD yang terletak di sebuah kota kecamatan. Pengetahuan anak tentang kesehatan pada waktu itu standar. Namanya juga siswa Sekolah Dasar, suka jajan atau makanan yang manis-manis. Sebut saja namanya Dessy, bersama teman-temannya dia membeli jajanan yang manis-manis. Mengingat kebiasaan siswa SD yang suka jajan yang berasa manis maka pihak sekolah pun tak henti-hentinya mengadakan pelatihan semacam dokter kecil.

Dalam pelatihan dokter kecil, siswa diberikan pengetahuan tentang ciri-ciri penyakit tentunya penyakit yang umum diderita anak SD, bagaimana menjaga kesehatan tubuh salah satunya adalah merawat gigi. Pelatihan diisi oleh petugas kesehatan dari Puskesmas setempat dan guru yang membina Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Kesehatan tubuh dapat dijaga dengan menjaga kebersihan, salah satunya kebersihan mulut dan gigi. Tak henti-hentinya baik petugas kesehatan maupun guru pembina UKS memberikan cara bagaimana cara menjaga dan merawat gigi dan mulut.

Dessy juga terpilih mengikuti Pelatihan Dokter Kecil. Namanya anak kecil, ya kalau sudah kembali bersama teman-temannya, dia lupa akan apa yang sudah dia dapat pada waktu pelatihan. Kembali lagi membeli jajan yang manis dan permen salah satu favoritnya. Di rumah dia malas untuk gogok gigi sebelum tidur maupun sesudah makan. Pada waktu mandi sekalipun, dia juga tidak mau gosok gigi, sampai ibu dan kakaknya akhirnya  memaksa untuk gosok gigi.

Karena kebiasaan seperti itulah maka lama kelamaan gigi mulai "gupis" (kami menyebutnya) alias mulai hitam dan berlubang. Pada saat dingin giginya makin terasa "cekot-cekot". Ya itulah akibat dari kebiasaan buruk malas gosok gigi. Hampir gigi bagian atas menghitam, sampai-sampai ketika Dessy mengaji di TPA ada yang menjulukinya drakula. Belum lagi ketika dia harus tidak masuk sekolah karena sakit gigi, keesokan harinya ada tetangga yang berkata "ganti saja dengan gigi kambing". Pedas memang sindiran itu bagai cambuk,  Namun pada akhirnya sindiran itu dan sakit gigi yang ia rasakan menjadi motivasi untuk terus menjaga kebersihan gigi.

Sejak saat itu, dessy selalu rajin menggosok dan merawat giginya. Hingga lulus SMA, dia mencoba untuk masuk di fakultas kedokteran Gigi di salah satu universitas ternama di Yogyakarta. Kepada keluarga, dia jarang dia mencurahkan niatnya untuk kuliah di kedokteran gigi. Kejutan pada saat pengumuman dia lolos. Aku bertanya "Adikku apa  kamu benar-benar berminat menjadi dokter gigi?", dia menjawab " iya mba, aku pernah merasakan pada masa kecilku yang sering sakit gigi, belum lagi teman-teman bahkan sampai ada yang mengatakan ganti dengan gigi kambing. Jadi aku mau anak-anak atau pun orang lain jangan sampai sakit giginya." Dan aku pun yakin akhirnya. Saat ini dessy sudah lulus menjadi seorang dokter gigi. Alhamdullilah........ternyata pengalaman yang dialami menjadi motivasi untuk menjadi lebih baik, dapat dikatakan "Pengalaman adalah Guru yang Berharga."

“Tulisan ini adalah tugas Diklat Online PPPPTK Matematika”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun