Mohon tunggu...
Iis Isnaeni
Iis Isnaeni Mohon Tunggu... Guru - SMPN 3 Tasikmalaya

A Wife, A Mom, A Teacher

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Demokratisasi Belajar: Dari Murid, Untuk Murid, Oleh Murid Melalui Program Yang Berdampak Positif Dalam Student Agency

31 Maret 2023   18:07 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:10 419
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam proses menumbuhkembangkan kepemimpinan murid tentu saja faktor lingkungan sangat berpengaruh. Lingkungan positif mampu mendukung proses pengembangan kepemimpinan murid yang positif pula.

Menyadur apa yang disampaikan oleh Noble, maka lingkungan yang menumbuhkembangkan kepemimpinan murid akan memiliki beberapa karakteristik, di antaranya adalah:

  • Lingkungan yang menyediakan kesempatan untuk murid menggunakan pola pikir positif dan merasakan emosi yang positif.
  • Lingkungan yang mengembangkan keterampilan berinteraksi sosial secara positif, arif dan bijaksana.
  • Lingkungan yang melatih keterampilan yang dibutuhkan murid dalam proses pencapaian tujuan akademik maupun non-akademiknya.
  • Lingkungan yang melatih murid untuk menerima dan memahami kekuatan diri, sesama, serta masyarakat dan lingkungan di sekitarnya.
  • Lingkungan yang membuka wawasan murid agar dapat menentukan dan menindaklanjuti tujuan, harapan atau mimpi yang manfaat dan kebaikannya melampaui pemenuhan kepentingan individu, kelompok, maupun golongan.
  • Lingkungan yang menempatkan murid sedemikian rupa sehingga terlibat aktif dalam proses belajarnya sendiri.
  • Lingkungan yang menumbuhkan daya lenting dan sikap tangguh murid untuk terus bangkit di tengah kesempitan dan kesulitan. (dalam LMS PGP, 2023)

Peran Komunitas dalam Menumbuhkembangkan Student Agency

Murid dalam kehidupannya berada dalam sebuah komunitas. Komunitas tersebut bahkan lebih dari satu, artinya murid melintasi tiap komunitas. Sehingga komunitas tersebut berperan penting dalam proses menumbuhkembangkan kepemimpinan murid.

Sebagai pusat dari proses pendidikan, murid 'berada' dalam lintas komunitas. Mereka dapat berada sekaligus pada:

  • Komunitas keluarga (anggotanya dapat terdiri orang tua, kakak, adik, pengasuh, dsb)
  • Komunitas kelas dan antar kelas (anggotanya dapat terdiri teman sesama murid, guru)
  • Komunitas sekolah (anggotanya dapat terdiri dari kepala sekolah, pustakawan, penjaga sekolah, laboran, penjaga keamanan, tenaga kebersihan, petugas kantin, dsb)
  • Komunitas sekitar sekolah (anggotanya dapat terdiri dari RT/RW, tokoh masyarakat (dalam LMS PGP, 2023)

Komunitas-komunitas yang hadir dalam kehidupan murid merupakan sebuah konstelasi pendidikan bagi murid untuk menumbuhkembangkan kepemimpinannya. Artinya semua komunitas perlu mendukung dan kondusif menyediakan suaka untuk murid mengembangkan student agency sesuai kodratnya.

Guru sebagai Fasilitator Student Agency

Puncaknya adalah peran seorang guru dalam menumbuhkembangkan kepemimpinan murid. Semua proses pembelajaran yang berpihak pada murid perlu ditunjang oleh kegiatan yang terprogram dengan baik. Program yang mampu memberikan dampak positif pada murid secara holistik. Merangkul seluruh aspek kepemimpinan murid meliputi suara, pilihan, dan kepemilikan. Singkatnya akan lahir sebuah demokratisasi belajar yang berpihak pada murid. Berasal dari murid, dilakukan oleh murid, dan kebermanfaatannya dirasakan sendiri oleh murid.

Guru sebagai fasilitator harus terlebih dahulu memberikan rasa percaya. Percaya pada kemampuan murid dan potensi yang dimilikinya dengan mengurangi kontrol pribadi dengan asumsi ketidakpercayaan pada ketidakberdayaan murid. Percaya juga untuk belajar memerdekakan murid dalam meraih pendidikannya sesuai kebutuhan belajarnya. Guru hanya harus memfasilitasi, mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap di jalur kodrat, konteks dan kebutuhannya.

Guru memantau perkembangan murid dan senantiasa memberikan keleluasaan pada murid untuk belajar mandiri mengelola pembelajarannya. Bahkan pemerintah dengan program Profil Pelajar Pancasila memberikan harapan penuh pada pendidik bangsa untuk dapat menelurkan generasi-generasi emas pembangun bangsa yang bahagia lahir batin serta memiliki sifat kepemimpinan murid (student agency). Sehingga sudah sepantasnya seorang guru mampu dengan baik mengemban amanah Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 dalam alinea keempat, "...mencerdaskan kehidupan bangsa...".

Hal tersebut sepertinya memang sulit dilakukan terlebih kemajuan dan hiruk pikuknya era saat ini. Selain itu, mungkin masih banyaknya pertentangan generasi konvensional yang masih menerapkan pembelajaran era dulu dan memunculkan anggapan bahwa system pendidikan saat ini tidak relevan. Namun hal tersebut adalah tantangan bagi bersama. Tantangan tersebut bisa menjadi sesuatu yang layak terwujud jika semua pihak yang bergerak dalam perjuangan ranah pendidikan bersatu padu dengan satu pandangan. Visi untuk mengantarkan murid menuju gerbang selamat dan bahagia sesuai kodratnya. Jadi haruskah guru melakukan perubahan positif? Salam sehat, bahagia, dan penuh cinta untuk seluruh guru nusantara yang mengabdi untuk mencerdaskan anak-anak pertiwi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun