JURNAL DWI MINGGUAN MODUL 1.4. BUDAYA POSITIF
REFLEKSI MODEL 4P (PERISTIWA, PERASAAN, PEMBELAJARAN, PENERAPAN KE DEPAN)
Iis Isnaeni, S.Pd.
SMPN 3 Tasikmalaya
PERISTIWA (FACT)
Momen paling berkesan selama mempelajari modul 1 adalah modul 1.4. tentang budaya positif. Banyak hal yang ditemukan dan dikoneksikan dengan pengalaman selama proses mengemban amanah menjadi seorang guru.
Materi tekstual teoretis yang disajikan meliputi teori disiplin positif dan nilai kebajikan universal, teori motivasi, penghargaan, hukuman, keyakinan kelas, kebutuhan dasar manusia, teori posisi kontrol, dan segitiga restitusi. Materi yang begitu padat dan sarat makna. Berikut resume materi yang dipelajari;
- Disiplin positif, menerapkan sebuah disiplin merupakan sebuah tanggung jawab dalam proses mendidik murid di sekolah. Penerapannya tentu harus berkolaborasi dengan seluruh pihak: menanamkan keteladanan dan kesadaran bahwa disiplin melatih kita untuk bertanggung jawab dan menghargai suatu hal salah satunya waktu.
- Teori kontrol, motivasi, hukuman, dan penghargaan, bahwa sebagai guru kita harus bisa menempatkan diri dan waktu yang tepat dalam menerapkan motivasi termasuk didalamnya penghargaan dan hukuman. Motivasi instrinsik adalah focus utama yang harus dibangun karena sifatnya lestari.
- Posisi kontrol guru, ada lima posisi dalam kontrol budaya positif yaitu posisi penguhukum, pembuat merasa bersalah, teman, pemantau, manajer. Dari kelima posisi kontrol guru posisi manajer adalah paling ideal, karena ketika guru sudah di posisi ini, ia sudah bisa menempatkan diri sebagai teman dan pemantau untuk mewujudkan identitas yang berhasil.
- Kebutuhan dasar manusia ada lima, kesenangan, penguasaan, kasih sayang dan diterima, Â kebebasan, dan bertahan hidup. Tolok ukur bahagia seseorang ketika kelima kebutuhan dasarnya telah terpenuhi dengan baik.
- Keyakinan kelas, merupakan sebuah gagasan yang diyakini oleh kelas dengan penuh kepercayaan yang berasal dari hati dan sukarela atau senang hati melaksanakan keyakinan yang dibuat.
- Segitiga restitusi merupakan tahapan penyelesaian konflik atau masalah dalam penerapan budaya positif. Langkahnya: menstabilkan identitas (stabilize identity), validasi Tindakan yang salah (validation of unbehaviour), dan menanyakan keyakinan (seek the belief).
PERASAAN (FEEL)
Persaaan yang bercampur aduk, hal paling menarik dalam pelaksanaan budaya positif sebelum mempelajari modul ini adalah meyakini bahwa penghargaan (reward) adalah salah satu hal yang dapat memicu motivasi. Tapi ternyata penghargaan sama nilainya dengan hukuman.
Ketika memberikan penghargaan kita seolah telah menghukum orang tersebut. Dikatakan demikian karena dengan pemberian penghargaan kita sebenarnya tengah memotong dan menjegal kreativitas seseorang sehingga secara tidak langsung tengah membelajarkan sifat kebergantungan pada "hadiah".
Oleh karena itu, saya akan selalu berusaha memberikan pelayanan pendidikan dengan keteladanan dan dorongan positif pada murid yang dapat menggugah motivasi intrinsik murid tersebut.