Mohon tunggu...
Iis Suwartini
Iis Suwartini Mohon Tunggu... Dosen - Dosen PBSI FKIP Universitas Ahmad Dahlan

Iis Suwartini merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta sejak tahun 2014. Mengajar pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh studi S3 pada jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia di Universitas Sebelas Maret (UNS). Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, cerita sejarah dan cerita misteri di beberapa koran.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Tips Mengolah Rasa Jadi Karya

29 Mei 2021   14:37 Diperbarui: 29 Mei 2021   14:55 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Anda pernah bertanya-tanya, ketika ada teman Anda yang memiliki banyak karya tulis padahal mereka tergolong orang yang sibuk. Kok bisa ya?  Anda hanya perlu mengolah emosi dengan cara yang baik. Kehidupan yang Anda alami sehari-hari dapat Anda kelola menjadi sebuah karya tulis. Setiap orang memiliki passion dalam menulis. Ada yang lebih senang menulis karya ilmiah seperti artikel jurnal dan membuat penelitian.  Ada  juga yang senang menulis karya sastra  baik puisi cerpen maupun novel. Bahkan ada beberapa yang menyukai penulisan opini  di media massa. Untuk yang hobi membaca buku biasanya rubrik resensi menjadi incaran mereka.

Pertanyaannya, bagaimana bisa seperti mereka? jawabannya mudah semua itu bisa karna terbiasa. Menulis adalah proses dimana menuangkan ide gagasan dalam bentuk tulisan. Keterampilan ini bukan berupa bawaan dari lahir tetapi proses yang membentuknya. Dalam sebuah tulisan tidak ada kesempurnaan yang ada  hanya keberanian untuk memulai.

Setiap orang pasti pernah merasakan bahagia, sedih, kecewa, dan marah. Secara sadar perasaan ini sering anda tuangkan ke dalam sosial media agar mendapat empati dari orang lain. Apakah salah? tentu tidak salah namun ada baiknya berbagai curhatan Anda di sosial media ada baiknya  anda rubah menjadi karya sehingga dapat bermanfaat untuk orang lain.

Anda yang sedang merasakan kesedihan ditinggal pacar hindari menghujat mantan di sosial media. Anda dapat menuangkan kekesalan Anda dalam bentuk puisi. Kelola amarah Anda menjadi elegan. Untuk Anda yang pernah terpuruk dalam hidup namun kini menjadi sukses Anda bisa menuliskan kisah hidup anda menjadi autobiografi. Hal tersebut tentu akan memotivasi orang lain. Hal ini akan lebih baik ketimbang Anda memamerkan harta kekayaan Anda di sosial media dengan dalih memberikan motivasi kepada orang lain. Berbagilah kisah kehidupan Anda melalui tulisan hingga Anda bisa bangkit dari keterpurukan.

 Untuk Anda yang memiliki pengalaman kisah romantis Anda bisa mengabadikan momen tersebut menjadi sebuh cerpen ketimbang si doi  di pamerkan di sosial media. Untuk Anda yang punya pengalaman mistis, Anda bisa menulisakan  kisah mistis yang dialami dan mengirimkannya ke media massa. Beberapa media massa baik cetak maupun digital ada yang memuat rubrik cerita misteri. Tentu ini jauh lebih baik daripada kisah misteri yang Anda alami diceritakan kepada teman. Ah cuma hayalan kamu aja! sungguh menjengkelkan bukan.

Terutuk Anda yang kritis ada baiknya mulai mengurangi perdebatan di sosial media. Saatnya Anda beralih membuat karya tulis berupa rubrik opini. Pada rubrik opini Anda bisa mengemukakan pendapat Anda dengan bijak didukung dengan analisis data yang ada. Sehingga Anda akan terbiasa menyuarakan aspirasi Anda dengan baik. Sudah saatnya menjadi pengguna sosial media yang bijak hindari profokasi dalam bentuk tulisan. Mari bijak mengolah  emosi, jadikanlah sebuah karya yang bermaanfaat untuk masyarakat.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun