"Dimabuk warna berarak-arak" kata mabuk biasanya diartikan dengan hilangnya kesadaran. Sedangkan kata berarak-arak berarti beriringan. Larik ini menggambarkan tokoh "aku" terpesona dengan apa yang dilihatnya sehingga dapat melupakan masalah yang menimpanya.
"Dalam rupa maha sempurna" larik ini menggambarkan tokoh "aku" yang seakan terpesona akan keindahan alam yang dapat dilihatnya dari sang pencipta.
"Rindu-sendu mengharu kalbu" larik ini menggambarkan kesedihan dan kerinduan yang begitu mendalam.
"Menyecap hidup bertentu tuju" larik ini menggambarkan tokoh "aku" dapat melanjutkan kebahagiaannya dengan melihat alam dan ia dapat merasakan ketenangan yang tiada berujung.
Terdapat beberapa majas yang digunakan pada puisi tersebut seperti personifikasi, metafora, dan hiperbola.
* Personifikasi merupakan gaya bahasa yang membuat perumpamaan dari benda atau objek mati dengan sifat yang seolah-olah hidup. Pada puisi tersebut terdapat pada kata: senja senyap, camar melayang, angin pulang.
* Metafora merupakan perumpamaan pada dua hal yang berbeda. Pada puisi tersebut terdapat pada kata: benang raja, maha sempurna
* Hiperbola merupakan perumpamaan sesuatu secara berlebihan. Pada puisi tersebut terdapat pada larik "rindu-sendu mengharu kalbu"
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H