Analisis Puisi "Berdiri Aku" Karya Amir Hamzah
Berdiri Aku
Berdiri aku di senja senyap
Camar melayang menepis buih
Melayah bakau mengurai puncak
Berjulang datang ubur terkembang
Angin pulang menyejuk bumi
Menepuk teluk mengempas emas
Lari ke gunung memuncak sunyi
Berayun-ayun di atas alas
Benang raja mencelup ujung
Naik marak mengerak corak
Elang leka sayap tergulung
dimabuk wama berarak-arak
Dalam rupa maha sempurna
Rindu-sendu mengharu kalbu
Ingin datang merasa sentosa
Menyecap hidup bertentu tuju
Tema dari puisi tersebut tentang kesedihan dan suasana yang sunyi. "Berdiri aku di senja senyap" menggambarkan tokoh "aku" yang dalam kondisi kesendirian dan kesepian, kata "senja" yang identic dengan keindahan namun temaram menggambarkan suasana yang sunyi. "senja senyap" termasuk dalam majas personifikasi.
"Camar melayang menepis buih" camar merupakan burung yang berada famili Laridae dan masih berkerabat dengan burung dara-laut (Wikipedia). Buih merupakan benda cair, maksudnya, camar terbang diatas laut dan menyambar buih. Tetapi, tidak bisa sebab buih benda cair. Tokoh aku tidak mendapatkan apa-apa atau tidak merasakan apa-apa dan menjadi putus asa.
"Melayah bakau mengurai puncak" melayah memiliki arti condong atau meliuk ke bawah. Sedangkan, bakau merupakan sejenis tumbuhan yang tumbuh di pantai. Tokoh "aku" merasa seperti tumbuhan bakau sebab ia merasakan kesedihan seperti tidak memiliki semangat hidup.
"Berjulang datang ubur tekembang" ubur merupakan sejenis hewan yang dapat menimbulkan sengatan dan rasa gatal. Tokoh "aku" mulai untuk berjuang dan bangkit tetapi ada saja yang menghambatnya.
"Angin pulang menyejuk bumi" larik tersebut termasuk majas personifikasi. larik tersebut menggambarkan angin yang mengepakkan semuanya, melihatkan bahwa tokoh "aku" benar-benar merasa sepi dan hanya mampu memandang sekitarnya saja.
"Lari ke gunung memuncak sunyi" larik ini menggambarkan suatu harapan tokoh "aku" dengan berlari ke tempat tempat yang lebih indah ia dapat menghilangkan rasa kesepiannya.
"Berayun-ayun di atas alas" berayun-ayun dapat diartikan terombang-ambing. Larik ini menggambarkan tokoh "aku" yang seperti kehilangan arah dan tidak memiliki tujuan hidup.
"Benang raja mencelup ujung" kata "benang raja" dapat diartikan keindahan. Larik ini merupakan perumpamaan apa yang dilihat oleh penyair dan merupakan pembanding atau dapat disebut majas metafora.
"Naik marak mengerak corak" marak dapat diartikan cahaya. Larik ini menggambarkan cahaya yang akan muncul dan mendatangkan keindahan.
"Elang leka senyap tergulung" larik ini menggambarkan hewan elang lalai yang mengakibatkan sayapnya tergulung. Maksudnya, elang yang sayapnya tergulung tidak akan bisa terbang dan yang pasti akan jatuh. Dapat diartikan tokoh "aku" tidak bisa berjalan atau mengubah nasibnya.