Berbicara tentang kesenian, ludruk merupakan salah satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur. Banyak artikel mengatakan Surabaya menjadi asal muasal ludruk. Ada juga yang mengatakan ludruk berasal dari Jombang. Belum diketahui secara pasti ludruk itu berasal dan masih diperdebatkan.
Ludruk merupakan kesenian yang didalamnya terdapat drama tradisional. Drama tersebut menceritakan tentang kehidupan rakyat sehari-hari, cerita perjuangan dan sebagainya. Dengan diselingi lawakan serta didiringi gamelan sebagai music, ludruk diperagakan serta dipegelarkan di sebuah panggung.
Pada abad ke-12, ludruk sudah dikenal, khususnya tanah majapahit yaitu sekitar Surabaya-Mojokerto. Ludruk zaman itu lebih dikenal dengan sebutan Ludruk Bandhan. Ludruk ini menyuguhkan pertunjukan aksi pamer kekebalan dan kekuatan.
Pertunjukkan ludruk bandhan ini di selenggarakan di tanah lapang yang luas dan diiringi alat music berupa jidor dan kendang. Kemudian, ludruk bandhan ini berkembang di abad ke-17 hingga 18 menjadi pertunjukkan Lerok Pak Satik.
Karakteristik pertunjukan ludruk itu sendiri bersifat menghibur dan tentu saja membuat penonton tertawa. Penggunaan bahasa khas Surabaya serta penyampaiannya yang lugas memudahkan semua orang untuk mengerti. Ludruk juga memiliki tokoh khas seperti, Jeng Roekmi, Pak Thole, dan Bajingan.
Pementasan ludruk biasanya diawali dengan tari remo. Tari remo merupakan tarian tradisional Jawa Timur yang memiliki gerakan khas serta energik dan dinamis. Tarian ini efektif dan menarik untuk membuat suasana pertunjukan memanas pada awal pembukaan.
Selain tari remo, terdapat beberapa pertunjukan yang mengawali kesenian ludruk seperti adegan lawakan, kidungan atau tembang pembuka, dan atraksi bedayan. Atraksi bedayan ini merupakan tarian ringan yang dibawakan oleh pemain pria yang berdandan menyerupai wanita.
ludruk itu sendiri tidak hanya sebagai sarana hiburan, tetapi juga berfungsi sebagai sarana penyampaian pesan atau kritik. Penyampaian pesan di dalamnya dapat mengandung unsur pendidikan atau unsur lain sebagainya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H