Kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu program sekolah yang penting untuk menunjang pengembangan minat dan bakat siswa di luar pelajaran akademik. Salah satu ekstrakurikuler yang mendapat perhatian di MI Al Ikhlas Parakan Kauman adalah Rebana. Sebagai alat musik tradisional yang memiliki nilai-nilai Islami dan budaya yang kaya, ekstrakurikuler ini tidak hanya bertujuan mengasah keterampilan musik siswa, tetapi juga mengembangkan karakter dan kecintaan mereka terhadap seni budaya Islam.
Pak Sulthon, pelatih rebana di MI Al Ikhlas, menjelaskan bahwa metode yang digunakan dalam pelatihan adalah metode drill, di mana siswa diajak mengulang-ulang materi yang telah diajarkan. "Metode ini penting untuk memastikan siswa bisa hafal dan konsisten dalam ketukan alat rebana serta dalam olah vokal. Dengan pengulangan yang intensif, diharapkan siswa menjadi lebih siap dan percaya diri dalam setiap penampilannya," jelas Pak Sulthon.
Meskipun baru dua kali pertemuan, perkembangan siswa mulai terlihat meski masih ada tantangan. Beberapa siswa masih sering bergurau saat latihan, dan fokus mereka belum terbentuk dengan baik. Namun, hal ini dianggap wajar oleh Pak Sulthon yang terus berusaha dengan sabar dan tekun membangun mental dan disiplin siswa. "Fokus dalam berlatih dan mental yang kuat adalah aspek yang perlu kami bangun. Selain itu, kami juga harus memulai dari nol karena ada perbedaan kunci ketukan dengan pelatih sebelumnya," tambahnya.
Antusiasme siswa terhadap ekstrakurikuler rebana juga cukup baik. Walaupun saat ini belum ada rencana untuk tampil atau mengikuti lomba, Pak Sulthon menargetkan adanya pentas pada acara-acara besar keagamaan seperti perayaan Isra' Mi'raj. "Kami berharap bisa tampil di acara hari besar Islam. Meskipun belum ada rencana pasti, kami akan mempersiapkan siswa sebaik mungkin," ungkapnya.
Dukungan dari pihak sekolah pun sangat terasa. MI Al Ikhlas menyediakan fasilitas dan tempat bagi siswa yang tertarik dengan musik rebana. "Sekolah sangat mendukung kegiatan ini, baik dari segi fasilitas maupun motivasi untuk siswa. Ini memberikan dorongan bagi kami untuk terus mengembangkan bakat mereka," ujar Pak Sulthon dengan rasa syukur.
Selain mengasah kemampuan bermusik, ekstrakurikuler rebana ini memberikan banyak manfaat lain bagi siswa. Melalui kegiatan ini, siswa tidak hanya belajar musik, tetapi juga menambah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dan memperkuat solidaritas antaranggota tim. "Rebana tidak hanya tentang musik, tetapi juga tentang membangun rasa kebersamaan dan cinta kepada Nabi melalui lantunan shalawat," jelas Pak Sulthon.
Yang menarik, seni rebana juga menyimpan perpaduan budaya Melayu, Arab, dan Jawa. "Budaya Melayu tercermin dari penggunaan alat musik terbang yang dahulu mengiringi tari zapin, sedangkan budaya Jawa terlihat dari beberapa lagu yang berbahasa Jawa. Alat musik ini juga memiliki unsur budaya Arab, di mana kata 'rebana' sendiri berasal dari bahasa Arab 'rabbana' yang berarti Tuhan kami," tambah Pak Sulthon.
Dengan manfaat yang luas baik dari sisi keterampilan, karakter, dan nilai-nilai budaya, ekstrakurikuler rebana di MI Al Ikhlas Parakan Kauman diharapkan mampu menjadi wadah yang positif bagi pengembangan potensi siswa. Pak Sulthon dan pihak sekolah terus berkomitmen untuk memberikan yang terbaik agar kegiatan ini bisa berkontribusi besar dalam membentuk siswa yang berbakat dan berkarakter Islami.
Melalui proses latihan yang teratur, dukungan dari sekolah, dan semangat para siswa, semoga kegiatan rebana ini dapat terus berkembang dan memberikan dampak positif bagi seluruh peserta dan lingkungan sekolah
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H