Mohon tunggu...
Iip  Syarip Hidayat
Iip Syarip Hidayat Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Blogger, Enterprenuer, Konten Kretor dan penulis

email :iipsyarip1@gmail.com Fb. Iip Syarip Hidayat Telp. 085524657568

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sebuah Kajian Pemikiran Abraham Maslow dan Relevansinya terhadap Perkembangan Manusia Modern Saat Ini

8 September 2024   11:19 Diperbarui: 8 September 2024   11:25 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Ilustrasi Canva 

Oleh : Iip Syarip Hidayat, M.Pd

A. Kajian pemikiran

Artikel kali ini saya mencoba mengkaji bagaimana pemikiran Abraham Maslow  ( 1908- 1970 )  dan relevansi terhadap perkembangan manusia saat ini. Abraham Maslow, seorang psikolog Amerika yang terkenal sebagai pelopor psikologi humanistik, dikenal karena teorinya tentang hierarki kebutuhan dan konsep aktualisasi diri. 

Maslow melihat manusia sebagai makhluk yang memiliki dorongan untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka dan mencapai potensi penuh sebagai individu. Meskipun pemikiran ini muncul pada pertengahan abad ke-20, ide-idenya tetap sangat relevan dalam memahami motivasi, perkembangan pribadi, dan kesejahteraan manusia di era modern. Dalam pemikiran Maslow, ia mengedepankan konsep pertumbuhan, aktualisasi diri, dan potensi manusia sebagai inti dari pengalaman psikologis

Maslow lahir di Brooklyn, New York, dan memulai karier akademisnya di bidang psikologi setelah belajar di Universitas Wisconsin dan kemudian menjadi profesor di Universitas Brandeis. Di tengah pengaruh psikologi behavioristik dan psikoanalitik yang domina       n pada masanya, Maslow memperkenalkan pendekatan yang lebih humanistik dan positif, berfokus pada pengembangan potensi manusia.

Pemikiran Maslow dikembangkan sebagai respons terhadap dua pendekatan utama dalam psikologi saat itu:

Behaviorisme, yang menekankan perilaku yang dapat diamati dan kontrol melalui penguatan eksternal, dan

Psikoanalisis, yang berfokus pada konflik internal dan pengalaman masa lalu yang membentuk kepribadian.

Maslow merasa kedua pendekatan ini gagal dalam memahami dimensi spiritual, kreativitas, dan keinginan manusia untuk berkembang.

Hierarki Kebutuhan Maslow

Salah satu kontribusi terbesar Maslow adalah *teori hierarki kebutuhan*. Menurut Maslow, kebutuhan manusia diorganisasikan dalam bentuk piramida dengan lima tingkatan, mulai dari kebutuhan paling dasar hingga yang paling kompleks. Berikut adalah lima tingkatan kebutuhan dalam hierarki Maslow:

1. Kebutuhan Fisiologis: Kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, seperti makanan, air, udara, dan tempat tinggal.

2. Kebutuhan Keamanan: Kebutuhan akan keselamatan fisik, kestabilan finansial, dan perlindungan dari ancaman atau bahaya.

3. Kebutuhan Sosial (Cinta dan Rasa Memiliki): Kebutuhan untuk berhubungan dengan orang lain, termasuk pertemanan, cinta, dan keluarga.

4. Kebutuhan Penghargaan: Kebutuhan akan harga diri, pengakuan, dan rasa dihargai oleh orang lain.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri : Kebutuhan untuk mencapai potensi penuh, menjadi versi terbaik dari diri sendiri, dan mengejar makna serta tujuan hidup.

3. Konsep Aktualisasi Diri

Aktualisasi diri adalah puncak dari hierarki kebutuhan Maslow dan menggambarkan dorongan individu untuk mencapai potensi maksimal mereka. Menurut Maslow, hanya sekitar 1% orang yang benar-benar mencapai tahap aktualisasi diri. Maslow menggambarkan orang-orang yang teraktualisasi diri sebagai individu yang hidup secara autentik, memiliki penerimaan diri yang tinggi, menghargai keindahan, kreatif, dan cenderung memiliki pengalaman puncak (peak experiences) yang mendalam dan bermakna.

4. Kritik dan Pengembangan Teori Maslow

Meskipun teori Maslow sangat berpengaruh, tidak sedikit kritikan yang ditujukan padanya. Kritik utama datang dari kurangnya bukti empiris untuk mendukung hierarki kebutuhan yang kaku. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak selalu berurutan seperti yang dijelaskan Maslow; seseorang mungkin mengejar aktualisasi diri meskipun kebutuhan dasar mereka belum sepenuhnya terpenuhi.

Namun, meskipun terdapat kritik, teori Maslow telah diperluas dan diadaptasi oleh banyak ilmuwan dan praktisi dalam berbagai konteks:

-Dalam pendidikan , teori ini digunakan untuk memahami pentingnya memenuhi kebutuhan emosional dan psikologis siswa agar mereka dapat mencapai potensi belajar yang maksimal.

Dalam manajemen dan organisasi, teori Maslow diterapkan untuk mengembangkan program motivasi karyawan, di mana perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan karyawan agar meningkatkan kinerja dan kepuasan kerja.

-Dalam psikoterapi, konsep aktualisasi diri mendorong fokus pada pertumbuhan pribadi dan pengembangan potensi.

5. Pengaruh Maslow dalam Berbagai Bidang

Pemikiran Maslow tentang kebutuhan dan motivasi manusia mempengaruhi berbagai bidang, termasuk psikologi, pendidikan, manajemen, dan pengembangan pribadi. Beberapa aplikasi penting dari teori Maslow meliputi:

Psikologi Positif: Maslow dianggap sebagai salah satu pendahulu psikologi positif, yang berfokus pada aspek positif manusia seperti kebahagiaan, makna, dan pencapaian.

Manajemen Organisasi: Banyak organisasi menggunakan teori Maslow untuk mengembangkan kebijakan kesejahteraan karyawan, termasuk peningkatan kualitas lingkungan kerja, program penghargaan, dan peluang pengembangan karier.

Pendidikan: Dalam pendidikan, konsep kebutuhan dan motivasi digunakan untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung, di mana guru dapat membantu siswa merasa aman, dihargai, dan termotivasi untuk belajar.

Pemikiran Abraham Maslow tentang motivasi dan aktualisasi diri tetap relevan dan berpengaruh hingga saat ini. Meskipun beberapa aspek teorinya mendapat kritik, konsep-konsep fundamental Maslow mengenai kebutuhan manusia dan pengembangan potensi diri menawarkan perspektif yang optimis dan manusiawi dalam memahami perilaku dan motivasi manusia. Pemikirannya mendorong kita untuk melihat manusia sebagai makhluk yang dinamis dan memiliki potensi yang luar biasa untuk berkembang.

B.Relevansi Pemikiran Maslow terhadap Perkembangan Manusia Saat Ini

a. Pendidikan dan Pembelajaran

Di bidang pendidikan, teori Maslow memiliki relevansi yang signifikan dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung. Guru dan pendidik memahami bahwa kebutuhan dasar siswa---seperti keamanan dan dukungan emosional---harus dipenuhi agar siswa dapat fokus pada belajar dan berkembang.

Pembelajaran Sosial dan Emosional (SEL): Banyak program pendidikan modern menekankan pembelajaran sosial dan emosional, yang menyoroti pentingnya menciptakan rasa aman dan memiliki di sekolah.

Pendekatan Holistik: Pendidikan sekarang semakin berfokus pada pengembangan holistik siswa, mencakup kebutuhan akademik, emosional, sosial, dan kreatif---sejalan dengan konsep Maslow tentang aktualisasi diri.

b. Manajemen dan Ketenagakerjaan

Dalam dunia kerja, teori Maslow digunakan untuk memahami motivasi karyawan dan menciptakan lingkungan kerja yang produktif dan memuaskan.

Pengembangan Sumber Daya Manusia: Perusahaan mengadopsi pendekatan yang lebih humanistik dengan menyediakan peluang untuk pertumbuhan karir, keseimbangan kehidupan kerja, dan dukungan kesehatan mental, yang semuanya sejalan dengan memenuhi kebutuhan penghargaan dan aktualisasi diri.

Kesejahteraan Karyawan: Kebutuhan fisiologis dan keamanan masih menjadi prioritas, tetapi semakin banyak organisasi yang berfokus pada kebutuhan sosial dan aktualisasi diri, seperti melalui program mentoring, kegiatan sosial, dan pengakuan prestasi.

c. Psikologi Positif dan Kesehatan Mental

Psikologi modern telah mengadopsi banyak prinsip Maslow, terutama dalam pendekatan psikologi positif yang berfokus pada kekuatan manusia, kebahagiaan, dan kesejahteraan.

Pemenuhan Kebutuhan Emosional: Dalam konteks kesehatan mental, pemenuhan kebutuhan dasar (seperti rasa aman dan hubungan interpersonal yang sehat) dipandang penting untuk kesejahteraan emosional dan psikologis.

Aktualisasi Diri: Konsep ini diterapkan dalam terapi dan konseling untuk membantu individu menemukan makna hidup, mengejar tujuan pribadi, dan meraih kebahagiaan sejati.

d. Teknologi dan Keseimbangan Hidup

Teknologi dan media sosial saat ini dapat memberikan manfaat dan tantangan yang berbeda terhadap perkembangan manusia.

Kebutuhan Sosial dan Penghargaan: Media sosial dapat memenuhi kebutuhan sosial dan penghargaan, tetapi juga dapat menciptakan ketergantungan dan tekanan untuk mendapatkan validasi eksternal.

Keseimbangan Digital: Kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara kehidupan online dan offline semakin diakui, sesuai dengan pendekatan Maslow terhadap kesejahteraan dan aktualisasi diri.

3. Kritik dan Perkembangan Pemikiran Maslow dalam Konteks Modern

Meskipun pemikiran Maslow masih relevan, ada kritik yang menyebutkan bahwa teori hierarki kebutuhan ini terlalu kaku dan tidak selalu mencerminkan kompleksitas motivasi manusia dalam konteks budaya yang berbeda. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebutuhan manusia tidak selalu berurutan, dan aktualisasi diri dapat dicapai tanpa harus memenuhi kebutuhan dasar secara sempurna.

Di era modern, pemikiran Maslow telah diadaptasi dan diperluas oleh banyak ahli untuk mencerminkan dinamika dan keragaman pengalaman manusia saat ini. Misalnya:

Pendekatan Multikultural: Beberapa ahli menyarankan untuk mengadaptasi hierarki kebutuhan Maslow agar lebih inklusif terhadap perbedaan budaya dan nilai-nilai.

Perkembangan Spiritual: Dalam konteks perkembangan spiritual dan pencarian makna hidup, kebutuhan aktualisasi diri dipahami lebih luas mencakup dimensi spiritual dan eksistensial.

4. Penerapan Pemikiran Maslow di Era Digital

Di era digital, prinsip-prinsip Maslow tetap relevan namun perlu disesuaikan dengan konteks perkembangan teknologi dan perubahan sosial. Contohnya:

Teknologi dan Aktualisasi Diri: Internet menyediakan platform untuk eksplorasi diri dan pengembangan pribadi, tetapi juga menimbulkan tantangan terkait keseimbangan hidup, kecanduan digital, dan isolasi sosial.

Kebutuhan Keamanan Digital: Di era digital, keamanan juga mencakup perlindungan data pribadi dan keamanan cyber, sebagai bagian dari kebutuhan dasar.

Pemikiran Abraham Maslow tentang motivasi manusia dan aktualisasi diri tetap relevan dalam memahami perkembangan manusia saat ini. Teorinya tentang hierarki kebutuhan dan potensi manusia memberikan kerangka kerja yang penting untuk memahami perilaku, motivasi, dan kesejahteraan individu di berbagai konteks modern, dari pendidikan hingga manajemen, kesehatan mental, dan kehidupan digital. Meski ada kritik dan kebutuhan untuk adaptasi, konsep-konsep Maslow tetap menjadi fondasi penting dalam kajian psikologi dan pengembangan manusia.

                                                                                                      Daftar Pustaka

Maslow, A. H. (1943). A Theory of Human Motivation. Psychological Review, 50(4), 370-396.

Artikel seminal Maslow yang pertama kali memperkenalkan konsep hierarki kebutuhan manusia.

Maslow, A. H. (1954). Motivation and Personality. Harper & Row.

Buku yang memperluas teori motivasi dan menggambarkan hierarki kebutuhan dalam konteks perkembangan manusia dan aktualisasi diri.

Maslow, A. H. (1968). Toward a Psychology of Being. Van Nostrand Reinhold.

Buku ini mengeksplorasi lebih lanjut tentang konsep aktualisasi diri dan pengalaman puncak (peak experiences).

Hoffman, E. (1988). The Right to Be Human: A Biography of Abraham Maslow. Jeremy P. Tarcher/Putnam.

Biografi Abraham Maslow yang memberikan gambaran mendalam tentang kehidupannya, pemikirannya, dan perkembangan teorinya.

Daniels, M. (2001). Maslow's Concept of Self-Actualization. In The Handbook of Humanistic Psychology: Leading Edges in Theory, Research, and Practice (pp. 204-214). Sage Publications.

Diskusi kritis tentang konsep aktualisasi diri Maslow dan relevansinya dalam psikologi humanistik.

Gleitman, H., Gross, J., & Reisberg, D. (2011). Psychology (8th ed.). W. W. Norton & Company.

Buku teks psikologi umum yang mencakup teori motivasi Maslow dalam konteks yang lebih luas.

Taormina, R. J., & Gao, J. H. (2013). Maslow and the Motivation Hierarchy: Measuring Satisfaction of the Needs. The American Journal of Psychology, 126(2), 155-177.

Artikel ini membahas pengukuran kebutuhan manusia berdasarkan hierarki Maslow dan menguji validitas teorinya.

Lester, D. (2013). Measuring Maslow's Hierarchy of Needs. Psychological Reports, 113(1), 15-17.

Artikel ini meneliti relevansi dan aplikasi hierarki kebutuhan Maslow di era modern.

McLeod, S. (2018). Maslow's Hierarchy of Needs. Simply Psychology. Retrieved from simplypsychology.org

Sumber online yang memberikan ulasan singkat dan jelas tentang teori Maslow.

Kenrick, D. T., Griskevicius, V., Neuberg, S. L., & Schaller, M. (2010). Renovating the Pyramid of Needs: Contemporary Extensions Built Upon Ancient Foundations. Perspectives on Psychological Science, 5(3), 292-314.

Kaur, A. (2013). Maslow's Need Hierarchy Theory: Applications and Criticisms. Global Journal of Management and Business Studies, 3(10), 1061-1064. Artikel yang menganalisis aplikasi praktis teori Maslow di berbagai bidang serta kritik terhadap teori ini.

Schultz, D. P., & Schultz, S. E. (2016). Theories of Personality (11th ed.). Cengage Learning.

Buku ini menyajikan teori-teori kepribadian termasuk pembahasan mendalam tentang psikologi humanistik Maslow.

Ryff, C. D., & Singer, B. (2008). Know Thyself and Become What You Are: A Eudaimonic Approach to Psychological Well-Being. Journal of Happiness Studies, 9, 13-39.

Artikel ini mengeksplorasi kesejahteraan psikologis dalam konteks pencapaian aktualisasi diri dan makna hidup, berhubungan erat dengan pemikiran Maslow.

D'Souza, A. (2018). Relevance of Maslow's Need Hierarchy Theory in a Digital World. International Journal of Research in Humanities and Social Studies, 5(2), 35-40.

Artikel ini membahas penerapan teori Maslow dalam konteks dunia digital dan tantangan yang dihadapi.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun