Dalam konteks pembelajaran, guru sering dihadapkan pada berbagai permasalahan di dalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, seorang guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran harus memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan yang terbaik.
Pandangan Ki Hajar Dewantara dan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran. Ki Hajar Dewantara mengemukakan bahwa seorang guru harus memberikan contoh yang baik kepada murid dalam setiap pengambilan keputusan, dengan membantu mereka menyelesaikan masalah secara mandiri. Filosofi Pratap Triloka, seperti Tut Wuri Handayani, juga mendukung pandangan ini. Dengan demikian, keduanya saling terkait dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan sebagai pemimpin.
Nilai-nilai yang ada dalam diri kita berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita terapkan dalam pengambilan keputusan. Nilai-nilai ini merupakan bagian penting yang membentuk cara kita mengambil keputusan.
Kegiatan terbimbing dalam materi pengambilan keputusan terkait dengan coaching yang diberikan oleh pendamping atau fasilitator dalam proses pembelajaran. Coaching membantu mengidentifikasi masalah dan mencari solusi secara sistematis. Konsep coaching TIRTA dan sembilan langkah dalam pengambilan keputusan sangat relevan dalam menguji dan mengevaluasi keputusan yang telah diambil.
Studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dipegang oleh seorang pendidik. Kesadaran diri dan keterampilan sosial diperlukan dalam mengambil keputusan dalam kasus tersebut. Sembilan langkah dalam pengambilan dan pengujian keputusan, terutama uji legalitas, digunakan untuk menentukan apakah masalah tersebut berkaitan dengan pertimbangan moral atau dilema etika.
Pengambilan keputusan yang tepat berdampak pada terciptanya lingkungan pembelajaran yang positif, kondusif, aman, dan nyaman. Pendekatan Inkuiri Apresiatif BAGJA digunakan untuk menciptakan perubahan yang lebih baik.
Dalam menghadapi kasus dilema etika, keputusan yang diambil dapat dibenarkan secara moral, tetapi prinsip-prinsip pengambilan keputusan harus diperhatikan. Lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman harus sesuai dengan nilai-nilai kebenaran.
Pengambilan keputusan oleh pemimpin pembelajaran mempengaruhi kehidupan dan masa depan murid. Seorang guru bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi murid dan memastikan keputusan yang diambil tidak merampas kebahagiaan dan potensi mereka.
Kesimpulan dari modul ini adalah bahwa pengambilan keputusan adalah kompetensi yang harus dimiliki oleh guru dan didasarkan pada filosofi Ki Hajar Dewantara sebagai pemimpin pembelajaran.Â